Trade Mall APL Kembangkan Layanan e-Commerce
A
A
A
JAKARTA - Agung Podomoro Land (APL) berencana membangun layanan e-commerce di seluruh trade mall yang mereka bangun dalam rangka mendukung bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM). "Saat ini tengah dipersiapkan desainnya. Diharapkan tahun depan sudah dapat diaplikasikan pedagang Trade Mall," kata AVP Marketing TM Agung Podomoro, Ho Mely Surjani di Jakarta Selasa (8/11/2016).
Mely mengatakan saat ini masyarakat masih lebih suka membeli berbagai keperluan dengan mendatangi langsung pusat belanja atau mal. "Kalau di e-commerce yang tersaji hanya gambar dan spesifikasinya saja, bahkan ada beberapa produk yang sebenarnya sulit kalau dipasarkan secara online. Inilah yang membuat pusat perdagangan dan mal masih ramai dikunjungi," ujar Mely.
Mely mengungkapkan kehadiran layanan e-commerce nantinya sebagai pelengkap untuk memudahkan pembeli apabila sedang berhalangan keluar rumah. Bagi dia, kehadiran pasar offline dan online saat ini menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Sejumlah e-commerce yang berkembang saat ini, tentunya memiliki ruang pamer untuk barang yang mereka pasarkan.
Mely menambahkan saat ini terjadi pergeseran pembeli trade mall seperti di Thamrin City sebagi pusat batik, perlengkapan muslim, bordir, banyak dikunjungi riteler asing asal Timur Tengah, Asia, Amerika untuk dijual lagi di negaranya. "Untuk membantu pedagang asal luar negeri, kami memiliki fasilitas jasa ekspedisi setiap trade mall. Biasanya ditempatkan di lantai atas, sedangkan di lantai bawah disediakan bagi supplier untuk menjamin tersedianya stok barang," jelas Mely.
Konsultan IT, Ken Dean Lawadinata mengatakan kehadiran e-commerce yang marak di Indonesia tidak akan membuat pedagang offline kehilangan pembeli. Justru e-commerce yang banyak ditawarkan saat ini menjadi tools atau alat untuk meningkatkan penjualan.
Ken yang tengah menggarap layanan e-commerce trade mall Podomoro mengatakan, pedagang saat ini dituntut cepat mengikuti mode. Melalui fasilitas e-commerce ini akan memudahkan mereka mengikuti perkembangan. "Mayoritas pebisnis kita saat ini merupakan follower. Kehadiran e-commerce akan memudahkan untuk mengadopsi inovasi yang perkembangannya saat cepat," jelasnya.
Ken yang juga salah satu perintis KasKus mengatakan, banyak barang-barang terutama memiliki risiko tinggi seperti perhiasan, sepeda motor, mobil, serta beberapa produk lainnya yang sulit dipasarkan secara online.
Mely mengatakan saat ini masyarakat masih lebih suka membeli berbagai keperluan dengan mendatangi langsung pusat belanja atau mal. "Kalau di e-commerce yang tersaji hanya gambar dan spesifikasinya saja, bahkan ada beberapa produk yang sebenarnya sulit kalau dipasarkan secara online. Inilah yang membuat pusat perdagangan dan mal masih ramai dikunjungi," ujar Mely.
Mely mengungkapkan kehadiran layanan e-commerce nantinya sebagai pelengkap untuk memudahkan pembeli apabila sedang berhalangan keluar rumah. Bagi dia, kehadiran pasar offline dan online saat ini menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Sejumlah e-commerce yang berkembang saat ini, tentunya memiliki ruang pamer untuk barang yang mereka pasarkan.
Mely menambahkan saat ini terjadi pergeseran pembeli trade mall seperti di Thamrin City sebagi pusat batik, perlengkapan muslim, bordir, banyak dikunjungi riteler asing asal Timur Tengah, Asia, Amerika untuk dijual lagi di negaranya. "Untuk membantu pedagang asal luar negeri, kami memiliki fasilitas jasa ekspedisi setiap trade mall. Biasanya ditempatkan di lantai atas, sedangkan di lantai bawah disediakan bagi supplier untuk menjamin tersedianya stok barang," jelas Mely.
Konsultan IT, Ken Dean Lawadinata mengatakan kehadiran e-commerce yang marak di Indonesia tidak akan membuat pedagang offline kehilangan pembeli. Justru e-commerce yang banyak ditawarkan saat ini menjadi tools atau alat untuk meningkatkan penjualan.
Ken yang tengah menggarap layanan e-commerce trade mall Podomoro mengatakan, pedagang saat ini dituntut cepat mengikuti mode. Melalui fasilitas e-commerce ini akan memudahkan mereka mengikuti perkembangan. "Mayoritas pebisnis kita saat ini merupakan follower. Kehadiran e-commerce akan memudahkan untuk mengadopsi inovasi yang perkembangannya saat cepat," jelasnya.
Ken yang juga salah satu perintis KasKus mengatakan, banyak barang-barang terutama memiliki risiko tinggi seperti perhiasan, sepeda motor, mobil, serta beberapa produk lainnya yang sulit dipasarkan secara online.
(ven)