Rasio Pajak 12%, Sri Mulyani Sebut Stamina RI Kelas Liga Kelurahan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, persentase produk domestik bruto (PDB) Indonesia cukup tinggi. Namun, rasio pajak (tax ratio) di Indonesia masih berada di kisaran 12%, membuat stamina Indonesia masih jauh di bawah negara lain.
Dia mengatakan, jika Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5% maka dalam 10 tahun ke depan Indonesia bisa masuk dalam jajaran negara dengan tingkat pertumbuhan terbaik di dunia. Saat ini, Indonesia sudah masuk jajaran 20 besar ekonomi terbesar di dunia.
"Republik Indonesia yang sekarang sudah punya GDP termasuk dalam 20 ekonomi terbesar di dunia, rating kita sudah masuk di 16 menjelang ke 12. Kalau growth selalu healthy di atas 5%, saya hampir yakin dalam 10 tahun akan datang kita sudah masuk the best size econmic in the world," katanya dalam acara Dialog Perpajakan Bersama Menteri Keuangan di Jakarta, Selasa (8/11/2016) malam.
Sayangnya, tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia berbanding terbalik dengan tingkat rasio pajak di Tanah Air. Dengan tax ratio yang masih berada di level 12%, maka Indonesia tak jauh berbeda dengan negara-negara di Afrika atau setara dengan Myanmar dan Laos.
"Waktu kerja di World Bank saya tahu, tingkat negara yang punya tax ratio 11%-12% itu income per kapitanya USD1.000-USD1.200 yaitu negara-negara di Afrika banyak atau Myanmar atau di Laos. Tapi definetly bukan emerging country yang kita sering merasa liganya ada di sana," imbuh dia.
Dengan tax ratio yang tinggi tersebut, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengibaratkan Indonesia hanya cocok masih dalam pertandingan sepak bola di tingkat kelurahan. "Kalau Anda merasa kita masuk dalam liga primer kan. Tapi ternyata dari staminanya kita sebetulnya liga kelurahan. Enggak cocok gitu, jadi larinya baru seperempat jam sudah ngos-ngosan dan enggak bisa ngejar bola," tuturnya.
Sebab itu, Sri Mulyani yang juga pernah menjabat Menkeu era Presiden SBY ini berharap ke depannya tax ratio Indonesia dapat diturunkan dengan memperbaiki basis pajak (tax base) yang ada. "Nah ini yang menggambarkan sesuatu adanya mix match. Kita ingin melakukan perluasan tax base karena potensi penerimaan ada di situ," tandas Sri.
Dia mengatakan, jika Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5% maka dalam 10 tahun ke depan Indonesia bisa masuk dalam jajaran negara dengan tingkat pertumbuhan terbaik di dunia. Saat ini, Indonesia sudah masuk jajaran 20 besar ekonomi terbesar di dunia.
"Republik Indonesia yang sekarang sudah punya GDP termasuk dalam 20 ekonomi terbesar di dunia, rating kita sudah masuk di 16 menjelang ke 12. Kalau growth selalu healthy di atas 5%, saya hampir yakin dalam 10 tahun akan datang kita sudah masuk the best size econmic in the world," katanya dalam acara Dialog Perpajakan Bersama Menteri Keuangan di Jakarta, Selasa (8/11/2016) malam.
Sayangnya, tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia berbanding terbalik dengan tingkat rasio pajak di Tanah Air. Dengan tax ratio yang masih berada di level 12%, maka Indonesia tak jauh berbeda dengan negara-negara di Afrika atau setara dengan Myanmar dan Laos.
"Waktu kerja di World Bank saya tahu, tingkat negara yang punya tax ratio 11%-12% itu income per kapitanya USD1.000-USD1.200 yaitu negara-negara di Afrika banyak atau Myanmar atau di Laos. Tapi definetly bukan emerging country yang kita sering merasa liganya ada di sana," imbuh dia.
Dengan tax ratio yang tinggi tersebut, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengibaratkan Indonesia hanya cocok masih dalam pertandingan sepak bola di tingkat kelurahan. "Kalau Anda merasa kita masuk dalam liga primer kan. Tapi ternyata dari staminanya kita sebetulnya liga kelurahan. Enggak cocok gitu, jadi larinya baru seperempat jam sudah ngos-ngosan dan enggak bisa ngejar bola," tuturnya.
Sebab itu, Sri Mulyani yang juga pernah menjabat Menkeu era Presiden SBY ini berharap ke depannya tax ratio Indonesia dapat diturunkan dengan memperbaiki basis pajak (tax base) yang ada. "Nah ini yang menggambarkan sesuatu adanya mix match. Kita ingin melakukan perluasan tax base karena potensi penerimaan ada di situ," tandas Sri.
(izz)