Pengembangan Pasar Repo Krusial bagi Kebijakan Moneter
A
A
A
JAKARTA - Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsyah mengatakan, pengembangan pasar repo menjadi krusial bagi transmisi kebijakan moneter, dan penting untuk mengurangi constraints yang menghalangi aliran likuiditas antar perbankan.
"BI akan selalu memfasilitasi bank manapun dalam kerangka pengembangan pasar repo. Dan saat ini kita dalam tahap membangun pondasi yang sehat-sound," kata Nanang saat sambutan penandatanganan Global Master Repurchase Agreement (GMRA) Indonesia antara HSBC dengan Bank Mandiri, BRI, BCA dan BNI di Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Menurutnya, BI juga akan terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi pelaku pasar. "Kita punya 116 bank, yang sangat segmented. Tidak semua bank memiliki kompetensi yang sama," ungkap dia.
Dalam pengembangan pasar repo ini, BI sudah punya fondasi berupa PBI Pasar Uang yang berfungsi sebagai payung. Ke depan, BI akan terus mengeksplore peraturan-peraturan teknis terkait.
"Pengembangan pasar ini tidak semudah membalik telapak tangan. Awareness mengenai hal ini belum berkembang di pasar kita. Sebagai contoh, ada bank yang belum bertransaksi karena terkendala izin dari top management. Karena itu, harus dibangun awareness di semua level," jelas dia.
"BI akan selalu memfasilitasi bank manapun dalam kerangka pengembangan pasar repo. Dan saat ini kita dalam tahap membangun pondasi yang sehat-sound," kata Nanang saat sambutan penandatanganan Global Master Repurchase Agreement (GMRA) Indonesia antara HSBC dengan Bank Mandiri, BRI, BCA dan BNI di Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Menurutnya, BI juga akan terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi pelaku pasar. "Kita punya 116 bank, yang sangat segmented. Tidak semua bank memiliki kompetensi yang sama," ungkap dia.
Dalam pengembangan pasar repo ini, BI sudah punya fondasi berupa PBI Pasar Uang yang berfungsi sebagai payung. Ke depan, BI akan terus mengeksplore peraturan-peraturan teknis terkait.
"Pengembangan pasar ini tidak semudah membalik telapak tangan. Awareness mengenai hal ini belum berkembang di pasar kita. Sebagai contoh, ada bank yang belum bertransaksi karena terkendala izin dari top management. Karena itu, harus dibangun awareness di semua level," jelas dia.
(izz)