Gubernur BI: Efek Pilpres AS Tidak Seperti Brexit
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) memang berdampak pada kondisi perekonomian global, tak terkecuali Indonesia. Namun, dampak yang ditimbulkan atas kemenangan Presiden AS terpilih dari Partai Republik tersebut, tidak akan lebih besar dari peristiwa hengkangnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit.
Dia mengatakan, saat hasil pemilu AS diumumkan dan Donald Trump memberikan pernyataan, memang ada sedikit gejolak yang terjadi pada perekonomian global. Namun, dampaknya tidak seluas saat Uni Eropa dan Inggris bercerai.
"Ketika hasil pemilu AS keluar kemudian disampaikan statement presiden terpilih, itu dampaknya tidak sebesar ketika Brexit diumumkan. Itu (Brexit) betul-betul dampak lebih luas, sementara hasil Pilpres AS tidak," katanya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Baca: Menko Darmin Kesampingkan Ketidakpastian Ekonomi Global
Di Indonesia sendiri, sambung mantan Bos Bank Mandiri ini, hasil Pilpres AS membuat nilai tukar rupiah kemarin terdepresiasi 0,1% dan 0,28% pada hari ini. Namun, kondisi tersebut lebih baik dibanding dengan depresiasi regional yang jauh lebih besar.
Kendati demikian, Agus menyatakan bahwa BI akan tetap memantau kondisi yang terjadi dan akan meresponsnya dengan bauran kebijakan moneter ataupun makro prudensial. Hal ini demi menjaga stabilitas makro ekonomi.
"Dan BI akan menjaga likuiditas bahwa likuiditas akan senantiasa ada, karena stance kita bias longgar," tandasnya.
Dia mengatakan, saat hasil pemilu AS diumumkan dan Donald Trump memberikan pernyataan, memang ada sedikit gejolak yang terjadi pada perekonomian global. Namun, dampaknya tidak seluas saat Uni Eropa dan Inggris bercerai.
"Ketika hasil pemilu AS keluar kemudian disampaikan statement presiden terpilih, itu dampaknya tidak sebesar ketika Brexit diumumkan. Itu (Brexit) betul-betul dampak lebih luas, sementara hasil Pilpres AS tidak," katanya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Baca: Menko Darmin Kesampingkan Ketidakpastian Ekonomi Global
Di Indonesia sendiri, sambung mantan Bos Bank Mandiri ini, hasil Pilpres AS membuat nilai tukar rupiah kemarin terdepresiasi 0,1% dan 0,28% pada hari ini. Namun, kondisi tersebut lebih baik dibanding dengan depresiasi regional yang jauh lebih besar.
Kendati demikian, Agus menyatakan bahwa BI akan tetap memantau kondisi yang terjadi dan akan meresponsnya dengan bauran kebijakan moneter ataupun makro prudensial. Hal ini demi menjaga stabilitas makro ekonomi.
"Dan BI akan menjaga likuiditas bahwa likuiditas akan senantiasa ada, karena stance kita bias longgar," tandasnya.
(ven)