OJK Ingin Perbankan Terapkan Prinsip Keuangan Berkelanjutan
A
A
A
JAKARTA - Ide pembentukan Sustainable Banking Network (SBN) muncul saat Beijing Green Credit Forum. Acara itu diselenggarakan pada 2012 atas kerja sama antara International Finance Corporation (IFC) dan China Banking Regulatory Commission (CBRC).
Para partisipan forum tersebut terdiri dari 12 negara termasuk Indonesia yang diwakili Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mereka semua berkeinginan membentuk jaringan bagi asosiasi lembaga keuangan dan regulator perbankan yang berkomitmen untuk mengembangkan dan menerapkan prinsip dan kebijakan terkait keuangan berkelanjutan.
"Ini jadi tonggak gerakan nasional dukung keuangan berkelanjutan. Kita berharap bisa jadi leader pengembangan keuangan berkelanjutan di ASEAN," ujar Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK Mulya E Siregar di Jakarta, Selasa (15/11/2016).
SBN bertujuan untuk memfasilitasi pembelajaran bersama para anggotanya mengenai keuangan berkelanjutan. Sekaligus juga mendukung pengembangan kebijakan maupun inisiatif yang dapat mendorong keuangan berkelanjutan di negara masing-masing.
Saat ini, IFC berperan sebagai sekretariat dan technical advisor untuk SBN. Indonesia, kata Mulya, akan bekerja sama dengan IFC dalam upaya melakukan program keuangan berkelanjutan.
"Acara di Bali ada acara ASEAN forum dengan IFC. Isinya membahas ke depan bagaimana terkait keuangan berkelanjutan," pungkasnya.
Adapun anggota SBN terdiri dari 27 negara anggota, yaitu Afrika Selatan, Argentina, Indonesia, Bangladesh, Brazil, China, Ekuador, Filipina, Ghana, Honduras, India, Kamboja, Kolombia, Laos, Kenya, Mexico, Mongolia, Maroko, Nepal, Nigeria, Pakistan, Paraguay, Peru, Thailand, Turki, Vietnam, dan Yordania.
Para partisipan forum tersebut terdiri dari 12 negara termasuk Indonesia yang diwakili Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mereka semua berkeinginan membentuk jaringan bagi asosiasi lembaga keuangan dan regulator perbankan yang berkomitmen untuk mengembangkan dan menerapkan prinsip dan kebijakan terkait keuangan berkelanjutan.
"Ini jadi tonggak gerakan nasional dukung keuangan berkelanjutan. Kita berharap bisa jadi leader pengembangan keuangan berkelanjutan di ASEAN," ujar Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK Mulya E Siregar di Jakarta, Selasa (15/11/2016).
SBN bertujuan untuk memfasilitasi pembelajaran bersama para anggotanya mengenai keuangan berkelanjutan. Sekaligus juga mendukung pengembangan kebijakan maupun inisiatif yang dapat mendorong keuangan berkelanjutan di negara masing-masing.
Saat ini, IFC berperan sebagai sekretariat dan technical advisor untuk SBN. Indonesia, kata Mulya, akan bekerja sama dengan IFC dalam upaya melakukan program keuangan berkelanjutan.
"Acara di Bali ada acara ASEAN forum dengan IFC. Isinya membahas ke depan bagaimana terkait keuangan berkelanjutan," pungkasnya.
Adapun anggota SBN terdiri dari 27 negara anggota, yaitu Afrika Selatan, Argentina, Indonesia, Bangladesh, Brazil, China, Ekuador, Filipina, Ghana, Honduras, India, Kamboja, Kolombia, Laos, Kenya, Mexico, Mongolia, Maroko, Nepal, Nigeria, Pakistan, Paraguay, Peru, Thailand, Turki, Vietnam, dan Yordania.
(izz)