Penjelasan Pertamina Soal Solar Tercampur Air
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengakui adanya peredaran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang terkontaminasi dengan air. Solar yang tercampur air tersebut berasal dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta Utara.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, jenis solar tersebut adalah yang telah dicampur dengan Fatty Acid Methyl Esters (FAME) atau biodiesel. Pertamina memang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mencampur biodiesel sebesar 20%, sebagai komitmen untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) atau yang disebut mandatori B20.
(Baca Juga: Harga BBM Naik Hari Ini, Berikut Daftarnya)
Untuk TBBM Plumpang sendiri, kata dia, kandungan FAME yang dicampur ke solar berjumlah 5.825 kiloliter (KL). "Kemudian diblending FAME nya komposisinya 20% dan solar murni 80%. Kita masukkan ke mobil tangki untuk didistribusikan ke SPBU yang menjual biosolar seperti Cilincing dan Depok," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (15/11/2016).
Ditengarai, air tersebut tercampur oleh FAME yang kemudian dilebur lagi dengan solar murni. FAME tersebut diduga terkontaminasi dari penerimaan kapal pengangkut.
"Tadi kita menduga tangki FAME yang disalurkan terkontaminasi air diduga dari penerimaan kapal pengangkut. Tapi kita tunggu aparat kepolisian karena dia yang berwenang. Khusus untuk jenis air, kami belum bisa determinasi secara final apakah ini air laut atau kandungan lainnya," imbuh dia.
Menurutnya, Pertamina tidak mengetahui asal muasal FAME tersebut. Sebab, FAME itu murni berasal dari supplier Pertamina yang diantarkan dengan kapal. "Fame itu murni berasal dari supplier, supplier punya transportir sendiri. Pertamina tidak mempunyai koneksi terhadap kapal tersebut atau direct langsung dengan kapal yang bawa fame tersebut," tandasnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, jenis solar tersebut adalah yang telah dicampur dengan Fatty Acid Methyl Esters (FAME) atau biodiesel. Pertamina memang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mencampur biodiesel sebesar 20%, sebagai komitmen untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) atau yang disebut mandatori B20.
(Baca Juga: Harga BBM Naik Hari Ini, Berikut Daftarnya)
Untuk TBBM Plumpang sendiri, kata dia, kandungan FAME yang dicampur ke solar berjumlah 5.825 kiloliter (KL). "Kemudian diblending FAME nya komposisinya 20% dan solar murni 80%. Kita masukkan ke mobil tangki untuk didistribusikan ke SPBU yang menjual biosolar seperti Cilincing dan Depok," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (15/11/2016).
Ditengarai, air tersebut tercampur oleh FAME yang kemudian dilebur lagi dengan solar murni. FAME tersebut diduga terkontaminasi dari penerimaan kapal pengangkut.
"Tadi kita menduga tangki FAME yang disalurkan terkontaminasi air diduga dari penerimaan kapal pengangkut. Tapi kita tunggu aparat kepolisian karena dia yang berwenang. Khusus untuk jenis air, kami belum bisa determinasi secara final apakah ini air laut atau kandungan lainnya," imbuh dia.
Menurutnya, Pertamina tidak mengetahui asal muasal FAME tersebut. Sebab, FAME itu murni berasal dari supplier Pertamina yang diantarkan dengan kapal. "Fame itu murni berasal dari supplier, supplier punya transportir sendiri. Pertamina tidak mempunyai koneksi terhadap kapal tersebut atau direct langsung dengan kapal yang bawa fame tersebut," tandasnya.
(akr)