Kadin: Demo Buruh 25 November Jangan Persulit Keadaan Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Indonesia menyatakan, ekonomi Indonesia belum berangsur pulih. Sehingga, demo buruh 25 November jangan bikin perekonomian tambah sulit lagi.
(Baca: Rencana Demo Buruh 25 November Cemaskan Pengusaha)
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani mengatakan, banyak masyarakat yang merasa takut dengan demo buruh tersebut. Jika warga negara Indonesia khawatir maka diyakini investor juga akan cemas.
"Saya dengar juga banyak masyarakat takut 25 November enggak mau di sini (Jakarta) ada demo. Kalau orang Jakarta saja enggak mau di Jakarta ada demo apalagi orang asing, ini harus diselesaikan jangan sampai tambah persepsi negatif," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Menurutnya, Indonesia masih dibayangi pelemahan harga komoditas dan pengaruh dari perekonomian global. Apalagi, setelah adanya Pilpres AS yang membuat ekonomi di Tanah Air tambah bergejolak.
"Kita belum pulih secara ekonomi dari situasi global dan harga komoditas belum pulih. Pengaruh China besar dengan politik AS juga, jangan ditambah masalah di dalam negeri, jangan persulit keadaan saat ini," kata Shinta.
Dia menambahkan, segala bentuk insentif yang diberikan pemerintah melalui 14 paket kebijakan akan sia-sia jika ada demo berlangsung anarkis dan menakutkan. Sebelumnya, Indonesia pernah mengalamai trauma dengan aksi unjuk rasa pada 1998 ketika terjadi krisis ekonomi.
"Paket kebijakan ekonomi sebanyak 14 permudah investasi. Kita tekankan hal ini bisa timbulkan satu trauma, kita kan tahu traumatik 1998 gimana," pungkasnya.
(Baca: Rencana Demo Buruh 25 November Cemaskan Pengusaha)
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani mengatakan, banyak masyarakat yang merasa takut dengan demo buruh tersebut. Jika warga negara Indonesia khawatir maka diyakini investor juga akan cemas.
"Saya dengar juga banyak masyarakat takut 25 November enggak mau di sini (Jakarta) ada demo. Kalau orang Jakarta saja enggak mau di Jakarta ada demo apalagi orang asing, ini harus diselesaikan jangan sampai tambah persepsi negatif," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Menurutnya, Indonesia masih dibayangi pelemahan harga komoditas dan pengaruh dari perekonomian global. Apalagi, setelah adanya Pilpres AS yang membuat ekonomi di Tanah Air tambah bergejolak.
"Kita belum pulih secara ekonomi dari situasi global dan harga komoditas belum pulih. Pengaruh China besar dengan politik AS juga, jangan ditambah masalah di dalam negeri, jangan persulit keadaan saat ini," kata Shinta.
Dia menambahkan, segala bentuk insentif yang diberikan pemerintah melalui 14 paket kebijakan akan sia-sia jika ada demo berlangsung anarkis dan menakutkan. Sebelumnya, Indonesia pernah mengalamai trauma dengan aksi unjuk rasa pada 1998 ketika terjadi krisis ekonomi.
"Paket kebijakan ekonomi sebanyak 14 permudah investasi. Kita tekankan hal ini bisa timbulkan satu trauma, kita kan tahu traumatik 1998 gimana," pungkasnya.
(izz)