Bisnis Hotel Berharap Liburan Akhir Tahun Dongkrak Okupansi
A
A
A
YOGYAKARTA - Sektor bisnis perhotelan berharap liburan akhir tahun ini mampu mendongkrak okupansi atau tingkat hunian. Pasalnya paska libur lebaran dan anak sekolah, tingkat hunian hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami penurunan. Di samping karena liburan memang telah usai, jumlah hotel yang berjubel di wilayah ini mengakibatkan rata-rata hunian hotel mengalami penurunan.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab Danunagoro mengatakan, pihaknya berharap memang liburan akhir tahun nanti akan mengangkat performa penjualan kamar di wilayah ini. Sebab, biasanya pada akhir tahun banyak wisatawan yang masuk ke Yogyakarta untuk melewatkan malam pergantian atau menghabiskan jatah libur mereka dari kantor.
“Biasanya ada kenaikan memang,” tuturnya.
Kemungkinan naiknya tingkat hunian hotel di DIY memang sudah mulai terlihat karena saat ini sudah banyak wisatawan yang melakukan booking kamar hotel untuk akhir tahun nanti. Kendati demikian, dia mengaku was-was tingkat hunian hotel akan seperti tahun-tahun sebelumnya mengingat jumlah hotel yang banyak di wilayah ini.
Dia juga meminta kepada stake holder pariwisata di DIY untuk membuat liburan akhir tahun menjadi lebih berkesan bagi para tamu dengan menggelar event-event yang kreatif. Karena belakangan Istijab melihat kreativitas kalangan insane pariwisata di DIY mengalami penurunan sehingga peringkat DIY anjlok kalah dengan kota lain.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto mengungkapkan, setelah lebaran kemarin, tingkat hunian hotel mengalami penurunan. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di D.I. Yogyakgarta secara rata-rata pada bulan September 2016 sebesair 56,21%. Angka ini mengalami penurunan sebesar 2,86 poin dibandingkan bulan sebeslumnya yang menunjuk besaran angka 59,07%.
“TPK hotel non bintang/akomodasi lain rata-rata sebesar 27,22 %, mengalami kenaikan sebesar 0,92 poin dibandingkan bulan Agustus 2016 yang mencapai besaran angka 26,30 %,” paparnya.
Dari tamu yang datang ke hotel, mereka rata-rata di hotel bintang di D.I. Yogyakarta pada bulan September 2016 hanya 1,63 malam. Lama menginap tersebut juga mengalami penurunan sebesar 0,02 malam bila dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan sebelumnya. Rata-rata tamu menginap terlama 1,99 malam terjadi pada hotel bintang satu sedangkan tersingkat 1,54 malam pada hotel bintang lima.
Pada hotel non bintang/akomodasi lain rata-rata lama menginap 1,12 malam, mengalami penurunan sebesar 0,05 poin malam jika dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah tamu yang menginap di hotel selama bulan September 2016 tercatat sebanyak 369.176 orang, masing-masing dari 342.031 orang tamu nusantara dan 27.747 orang tamu mancanegara.
"Dari jumlah tersebut menginap di hotel bintang sebanyak 174.537 orang dan 195.241 orang menginap di hotel non bintang/akomodasi lain," terangnya.
Diterangkan semua klasifikasi hotel bintang mengalami penurunan kecuali hotel bintang tiga dan bintang lima yang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,82 poin dan 0,29 poin. Penurunan TPK yang paling besar pada klasifikasi hotel bintang satu sebesar 8,96 poin jika dibandingkan bulan sebelumnya.
TPK tertinggi mencapai besaran angka 62,47 % dialami oleh hotel bintang dua dan TPK terendah mencapai besaran angka 34,43 % dialami oleh hotel bintang satu. Dari data tersebut diperoleh fakta jika rata-rata tamu per kamar di hotel Bintang pada bulan September 2016 sebesar 1,80 orang, mengalami penurunan jika dibandingkan bulan lalu yaitu sebesar
Rata-rata tamu per kamar tertinggi terjadi di hotel bintang dua sebesar 2,02 orang. Pada hotel non bintang/akomodasi lainnya rata-rata tamu perkamar sebesar 1,87 orang mengalami penurunan 0,09 poin dibandingkan bulan lalu. "Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, TPK hotel bintang mengalami penurunan sebesar 6,96 poin," paparnya.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab Danunagoro mengatakan, pihaknya berharap memang liburan akhir tahun nanti akan mengangkat performa penjualan kamar di wilayah ini. Sebab, biasanya pada akhir tahun banyak wisatawan yang masuk ke Yogyakarta untuk melewatkan malam pergantian atau menghabiskan jatah libur mereka dari kantor.
“Biasanya ada kenaikan memang,” tuturnya.
Kemungkinan naiknya tingkat hunian hotel di DIY memang sudah mulai terlihat karena saat ini sudah banyak wisatawan yang melakukan booking kamar hotel untuk akhir tahun nanti. Kendati demikian, dia mengaku was-was tingkat hunian hotel akan seperti tahun-tahun sebelumnya mengingat jumlah hotel yang banyak di wilayah ini.
Dia juga meminta kepada stake holder pariwisata di DIY untuk membuat liburan akhir tahun menjadi lebih berkesan bagi para tamu dengan menggelar event-event yang kreatif. Karena belakangan Istijab melihat kreativitas kalangan insane pariwisata di DIY mengalami penurunan sehingga peringkat DIY anjlok kalah dengan kota lain.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto mengungkapkan, setelah lebaran kemarin, tingkat hunian hotel mengalami penurunan. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di D.I. Yogyakgarta secara rata-rata pada bulan September 2016 sebesair 56,21%. Angka ini mengalami penurunan sebesar 2,86 poin dibandingkan bulan sebeslumnya yang menunjuk besaran angka 59,07%.
“TPK hotel non bintang/akomodasi lain rata-rata sebesar 27,22 %, mengalami kenaikan sebesar 0,92 poin dibandingkan bulan Agustus 2016 yang mencapai besaran angka 26,30 %,” paparnya.
Dari tamu yang datang ke hotel, mereka rata-rata di hotel bintang di D.I. Yogyakarta pada bulan September 2016 hanya 1,63 malam. Lama menginap tersebut juga mengalami penurunan sebesar 0,02 malam bila dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan sebelumnya. Rata-rata tamu menginap terlama 1,99 malam terjadi pada hotel bintang satu sedangkan tersingkat 1,54 malam pada hotel bintang lima.
Pada hotel non bintang/akomodasi lain rata-rata lama menginap 1,12 malam, mengalami penurunan sebesar 0,05 poin malam jika dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah tamu yang menginap di hotel selama bulan September 2016 tercatat sebanyak 369.176 orang, masing-masing dari 342.031 orang tamu nusantara dan 27.747 orang tamu mancanegara.
"Dari jumlah tersebut menginap di hotel bintang sebanyak 174.537 orang dan 195.241 orang menginap di hotel non bintang/akomodasi lain," terangnya.
Diterangkan semua klasifikasi hotel bintang mengalami penurunan kecuali hotel bintang tiga dan bintang lima yang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,82 poin dan 0,29 poin. Penurunan TPK yang paling besar pada klasifikasi hotel bintang satu sebesar 8,96 poin jika dibandingkan bulan sebelumnya.
TPK tertinggi mencapai besaran angka 62,47 % dialami oleh hotel bintang dua dan TPK terendah mencapai besaran angka 34,43 % dialami oleh hotel bintang satu. Dari data tersebut diperoleh fakta jika rata-rata tamu per kamar di hotel Bintang pada bulan September 2016 sebesar 1,80 orang, mengalami penurunan jika dibandingkan bulan lalu yaitu sebesar
Rata-rata tamu per kamar tertinggi terjadi di hotel bintang dua sebesar 2,02 orang. Pada hotel non bintang/akomodasi lainnya rata-rata tamu perkamar sebesar 1,87 orang mengalami penurunan 0,09 poin dibandingkan bulan lalu. "Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, TPK hotel bintang mengalami penurunan sebesar 6,96 poin," paparnya.
(akr)