Rencana Restrukturisasi Airbus Ancam Pangkas 780 Pekerja
A
A
A
TOULOUSE - Rencana restrukturisasi yang akan dilakukan produsen pesawat komersial asal Prancis yakni Airbus (AIR.PA) dapat mengakibatkan 780 pekerja menjadi korban pemangkasan seperti dilaporkan koran bisnis Les Echos. Pernyataan tersebut mengutip perkiraan yang disampaikan pihak CFTC trade union.
(Baca Juga: Airbus Kesandung Kasus Korupsi di Inggris)
Seperti dilansir Reuters, Rabu (23/11/2016) pada September lalu, Airbus Group akan bergabung dengan unit planemaking, dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk mengurangi birokrasi dan menyederhanakan brand. Menanggapi hal itu CFTC union mengatakan bahwa asosiasi pekerja Airbus mengaku telah dihubungi terkait PHK.
Pengurangan pekerja dinilai sebagai buntut dari rencana efisiensi yang dilakukan Airbus dengan perkiraan mencapai 780 orang. "Sehubungan dengan proses yang masih berlanjut, saat ini belum ada keputusan apapun. Kami tidak akan mengomentari spekulasi di media," ungkap juru bicara Airbus saat dikonfirmasi mengenai laporan tersebut.
Sebelumnya Airbus mengaku tengah menghadapi minimnya permintaan pesawat, hingga membuat pihak perusahaan akan memangkas produksi pesawat superjumbo A380 menjadi satu unit per bulan mulai 2018 akibat penurunan permintaan. "Sejalan dengan tingkat permintaan saat ini, Airbus memutuskan memproduksi 12 unit A380 per tahun mulai 2018," ujar pihak Airbus.
Airbus sendiri pada tengah tahun kematin telah menerima pesanan untuk 319 pesawat dari 18 maskapai di seluruh dunia dan masih harus mengirimkan 126 unit kepada pembeli. Namun permintaan kian menurun. Airbus mengungkapkan pengiriman A380 pada tahun lalu mencapai 27 unit, namun jumlah pesawat yang akan dikirim kepada konsumen pada 2017 hanya 20 unit, dan jumlah tersebut diproyeksikan akan terus menurun.
Emirates merupakan konsumen terbesar A380. Maskapai penerbangan asal Dubai itu kini mengoperasi 81 unit pesawat jenis tersebut dan 142 unit lainnya akan menyusul.
(Baca Juga: Airbus Kesandung Kasus Korupsi di Inggris)
Seperti dilansir Reuters, Rabu (23/11/2016) pada September lalu, Airbus Group akan bergabung dengan unit planemaking, dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk mengurangi birokrasi dan menyederhanakan brand. Menanggapi hal itu CFTC union mengatakan bahwa asosiasi pekerja Airbus mengaku telah dihubungi terkait PHK.
Pengurangan pekerja dinilai sebagai buntut dari rencana efisiensi yang dilakukan Airbus dengan perkiraan mencapai 780 orang. "Sehubungan dengan proses yang masih berlanjut, saat ini belum ada keputusan apapun. Kami tidak akan mengomentari spekulasi di media," ungkap juru bicara Airbus saat dikonfirmasi mengenai laporan tersebut.
Sebelumnya Airbus mengaku tengah menghadapi minimnya permintaan pesawat, hingga membuat pihak perusahaan akan memangkas produksi pesawat superjumbo A380 menjadi satu unit per bulan mulai 2018 akibat penurunan permintaan. "Sejalan dengan tingkat permintaan saat ini, Airbus memutuskan memproduksi 12 unit A380 per tahun mulai 2018," ujar pihak Airbus.
Airbus sendiri pada tengah tahun kematin telah menerima pesanan untuk 319 pesawat dari 18 maskapai di seluruh dunia dan masih harus mengirimkan 126 unit kepada pembeli. Namun permintaan kian menurun. Airbus mengungkapkan pengiriman A380 pada tahun lalu mencapai 27 unit, namun jumlah pesawat yang akan dikirim kepada konsumen pada 2017 hanya 20 unit, dan jumlah tersebut diproyeksikan akan terus menurun.
Emirates merupakan konsumen terbesar A380. Maskapai penerbangan asal Dubai itu kini mengoperasi 81 unit pesawat jenis tersebut dan 142 unit lainnya akan menyusul.
(akr)