Inflasi November Tercatat BPS 0,47%
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada November 2016 sebesar 0,47%. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadiwibowo mengatakan, inflasi ini masih dalam interval dari target Bank Indonesia (BI) dan pemerintah.
Sementara inflasi inti saat ini mencapai 3,07%, inflasi tahun kalender 2,59% sedangkan untuk inflasi tahunan atau year on year (YoY) sebesar 3,58%. "Inflasi terjadi di 78 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dan 4 kota lainnya deflasi terutama di Indonesia timur, Kenapa? Karena mereka penggemar ikan, ikan lagi murah-murah di sana," terang dia di Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,18. Dari 82 kota IHK, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado yakni 2,86% dengan IHK 127,58 dan terendah terjadi di Singkawang 0,05% dengan IHK 124,51.
Menurutnya inflasi di Manado disebabkan karena harga tomat sayur dan cabai merah serta cabai rawit di wilayah tersebut. "Manado itu orang-orangnya suka sekali makan sambal dabu-dabu. Jadi harus ada cabai rawit dan tomat," kata dia.
Di sisi lain inflasi terendah terjadi di Singkawang dan deflasi tertinggi di Bau-Bau 1,54%. Dia menambahkan jika dibandingkan antar bulan, memang selama 3 bulan terakhir inflasi sebesar 0,47% relatif lebih tinggi sedikit .
"Tapi secara keseluruhan secara tahunan di 2016, selalu lebih rendah dibanding 2015. Mudah-mudahan ini bertahan terus sampai Desember. Karena di Desember ada periode inflasi tinggi," imbuhnya.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan 1,66%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,25% serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,16%.
Lalu ada juga kelompok kesehatan 0,30%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,02% ditambahkelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,07%. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang 0,01%.
Andil inflasi terbesar terjadi pada, bahan makanan, cabai rawit merah. Lebih lanjut diterangkan inflasi untuk cabai ini memang pedas-pedas sedap seperti rasanya sebesar 0,36%. Untuk makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, andilnya 0,05%. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,04%.
"Secara akumulatif, penyebab Inflasi terbesar tahunan memang bahan makanan yakni mencapai 8,53%, yakni terjadi pada cabai dan tomat," paparnya.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–November) 2016 sebesar 2,59% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 3,58%. Komponen inti pada November 2016 mengalami inflasi sebesar 0,15%; tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–November) 2016 sebesar 2,84%; dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 3,07%.
Sementara inflasi inti saat ini mencapai 3,07%, inflasi tahun kalender 2,59% sedangkan untuk inflasi tahunan atau year on year (YoY) sebesar 3,58%. "Inflasi terjadi di 78 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dan 4 kota lainnya deflasi terutama di Indonesia timur, Kenapa? Karena mereka penggemar ikan, ikan lagi murah-murah di sana," terang dia di Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,18. Dari 82 kota IHK, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado yakni 2,86% dengan IHK 127,58 dan terendah terjadi di Singkawang 0,05% dengan IHK 124,51.
Menurutnya inflasi di Manado disebabkan karena harga tomat sayur dan cabai merah serta cabai rawit di wilayah tersebut. "Manado itu orang-orangnya suka sekali makan sambal dabu-dabu. Jadi harus ada cabai rawit dan tomat," kata dia.
Di sisi lain inflasi terendah terjadi di Singkawang dan deflasi tertinggi di Bau-Bau 1,54%. Dia menambahkan jika dibandingkan antar bulan, memang selama 3 bulan terakhir inflasi sebesar 0,47% relatif lebih tinggi sedikit .
"Tapi secara keseluruhan secara tahunan di 2016, selalu lebih rendah dibanding 2015. Mudah-mudahan ini bertahan terus sampai Desember. Karena di Desember ada periode inflasi tinggi," imbuhnya.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan 1,66%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,25% serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,16%.
Lalu ada juga kelompok kesehatan 0,30%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,02% ditambahkelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,07%. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang 0,01%.
Andil inflasi terbesar terjadi pada, bahan makanan, cabai rawit merah. Lebih lanjut diterangkan inflasi untuk cabai ini memang pedas-pedas sedap seperti rasanya sebesar 0,36%. Untuk makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, andilnya 0,05%. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,04%.
"Secara akumulatif, penyebab Inflasi terbesar tahunan memang bahan makanan yakni mencapai 8,53%, yakni terjadi pada cabai dan tomat," paparnya.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–November) 2016 sebesar 2,59% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 3,58%. Komponen inti pada November 2016 mengalami inflasi sebesar 0,15%; tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–November) 2016 sebesar 2,84%; dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 3,07%.
(akr)