The Fed dan China Bakal Pengaruhi Ekonomi Indonesia di 2017

Jum'at, 02 Desember 2016 - 00:07 WIB
The Fed dan China Bakal...
The Fed dan China Bakal Pengaruhi Ekonomi Indonesia di 2017
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, dinamika perekonomian di China dan kebijakan suku bunga The Federal Reserve AS akan mempengaruhi kondisi makroekonomi 2017 di emerging market, termasuk Indonesia.

"Outlook ekonomi Indonesia di 2017 akan tergantung pada dua kondisi global, yakni ekonomi China dan kebijakan suku bunga The Fed," kata Deputi Gubernur Senior BI, mirza Adityaswara pada seminar arah kebijakan Bank Indonesia di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Menurut Mirza, pemerintah China diperkirakan akan menjaga momentum tren perbaikan ekonomi menjelang sidang Partai Komunis China, sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi China di 2017 bisa berkisar 6,3%-6,7%. "Recovery di China akan berlanjut tetapi tidak kencang. Masih sama seperti di 2016," ucapnya.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi China di kisaran 6,3%-6,7% masih akan mampu mendorong berlanjutnya perbaikan harga komoditas global. "Saat ini tren penurunan pertumbuhan ekonomi China tampaknya sudah berhenti. Dahulu disebut-sebut ekonomi China akan turun terus ke bawah 6,3 persen," paparnya.

Mirza mengungkapkan, perbaikan harga komoditas global yang dipengaruhi recovery di China telah berdampak positif bagi perekonomian di Sumatra dan Kalimantan, meski belum mampu membaik seperti pada kondisi di 2012. "Ekonomi Sumatra mencapai 22 persen dari PDB, sedangkan Kalimantan sebesar 9 persen," ucap Mirza.

Terkait kebijakan Fed funds rate, kata Mirza, kenaikan suku bunga di AS akan mempengaruhi ketersediaan dana di emerging market, termasuk Indonesia. "Sebelumnya disebutkan, kalau Donald Trump menjadi Presiden AS, maka Fed funds rate akan naik pada Desember 2016. Sekarang analisa-analisa seperti itu harus ditinjau kembali," tuturnya.

Dia mengungkapkan, jika Trump mengimplementasikan kebijakan menurunkan pajak dan menaikkan utang pemerintah, maka kondisi tersebut akan mendorong peningkatan yield surat utang AS. "Maka, dua hal yang terjadi itu akan membuat inflasi meningkat lebih cepat dari perkiraan semula," ucapnya.

Dengan demikian, jelas dia, peningkatan yield tersebut akan membuat dolar AS menjadi terus menarik di mata investor. "Sebelum pemilihan Presiden AS, yield surat utang AS 1,7 persen (tenor 10 tahun) dan menjadi 2,3 persen. Peningkatan itu merupakan angka yang besar. Sehingga dolar menguat terhadap seluruh mata uang dunia," tegas Mirza.

Guna mengantisipasi dua fenomena global tersebut, jelas Mirza, BI harus mengendalikan laju inflasi jangan sampai berada di atas 4% secara year-on-year. "Penting bagi BI untuk mengetahui rencana pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM, terkait rencana pengurangan subsidi listrik di 2017. Itu nanti akan kami hitung potensi inflasi di 2017," katanya.
(ven)
Berita Terkait
Jauh dari Resesi, Aktivitas...
Jauh dari Resesi, Aktivitas Ekonomi Indonesia Kuat dan Membaik
Indonesia Dipastikan...
Indonesia Dipastikan Masuk ke Dalam Jurang Resesi Ekonomi
Ekonomi China Mungkin...
Ekonomi China Mungkin Tidak Akan Pernah Melampaui Ekonomi Amerika
Ekonomi China Pulih,...
Ekonomi China Pulih, Tumbuh 4,9 Persen Kuartal III 2020
Ekonomi Indonesia Tumbuh...
Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,03 Persen pada 2024
Ekonomi Indonesia Triwulan...
Ekonomi Indonesia Triwulan IV 2024 Tumbuh 5,02%, Sektor Konstruksi dan Industri Dominan
Berita Terkini
Prediksi Harga Emas...
Prediksi Harga Emas Bakal Dekati Rp2 Juta per Gram
2 jam yang lalu
Kolaborasi Pelaku Industri,...
Kolaborasi Pelaku Industri, Mitra Bisnis dan Konsumen Perkuat Ekosistem Otomotif
2 jam yang lalu
Kadin Indonesia Siap...
Kadin Indonesia Siap Bangun Sistem Digital Pendataan Pekerja Migran
4 jam yang lalu
Kereta Lebaran Jarak...
Kereta Lebaran Jarak Jauh Masih Tersedia 1,4 Juta Kursi
5 jam yang lalu
Efek Perang Dagang,...
Efek Perang Dagang, Harga Emas Ukir Sejarah Baru Tembus Level USD3.000
6 jam yang lalu
PBJT atas Jasa Parkir...
PBJT atas Jasa Parkir di Jakarta, Ini Ketentuan Baru yang Perlu Diketahui
9 jam yang lalu
Infografis
Pemain Termahal di Asia...
Pemain Termahal di Asia Tenggara 2025, Indonesia Mendominasi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved