Ekonomi China Mungkin Tidak Akan Pernah Melampaui Ekonomi Amerika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada tahun 1997, ekonom di Dana Moneter Internasional atau IMF menunjukkan bahwa ekonomi China tumbuh begitu cepat sehingga diprediksi bisa lebih besar dari ekonomi AS (Amerika Serikat) pada tahun 2017. Namun hal itu tidak terjadi.
Ekonomi China memang booming, dan dengan populasi lebih dari 1 miliar orang, pada akhirnya memastikan mereka bakal menjadi pasar terbesar di dunia. Pada tahun 2010, Goldman Sachs memperkirakan bahwa ekonomi China dapat menyalip Amerika sebagai yang terbesar di dunia pada tahun 2030.
The Economist lebih berani lagi, saat memprediksi China akan menjadi ekonomi terbesar di dunia pada 2019. Pergeseran tersebut diyakini akan terjadi, dimana menandakan bahwa negara adidaya ekonomi baru siap menantang pengaruh AS di di dunia.
Namun saat ini sepertinya hari itu, mungkin tidak akan pernah datang. Ekonomi China telah tergelincir dengan cara yang menunjukkan 25 tahun pertumbuhan supercharged mungkin akan berakhir, jauh sebelum China mencapai status negara adidaya ekonomi.
Ekonomi China tidak pernah keluar dari pandemi Covid, seperti yang dilakukan ekonomi AS dan saat ini hampir tidak tumbuh. Alih-alih mengagumi keajaiban kemakmuran China, para ekonom justru mewaspadai kejatuhan ekonomi China yang berpotensi bisa menyeret ekonomi global.
Desmond Lachman dari American Enterprise Institute baru-baru ini mengatakan kepada Reuters bahwa ekonomi China tidak mungkin melampaui Amerika Serikat dalam 20 tahun ke depan.
Sedangkan Ekonom Paul Krugman, yang juga seorang kolumnis New York Times, menyamakan China dengan Jepang pada awal 1990-an. Saat itulah pertumbuhan yang tak terkendali terhenti dan kekhawatiran tentang dominasi negara Asia di dunia terbukti sangat tidak berdasar.
Jepang, setidaknya, telah menjadi negara kaya saat itu. China masih belum, dan mungkin tidak akan pernah bergabung dengan jajaran yang disebut ekonomi maju.
Ekonomi China memang booming, dan dengan populasi lebih dari 1 miliar orang, pada akhirnya memastikan mereka bakal menjadi pasar terbesar di dunia. Pada tahun 2010, Goldman Sachs memperkirakan bahwa ekonomi China dapat menyalip Amerika sebagai yang terbesar di dunia pada tahun 2030.
The Economist lebih berani lagi, saat memprediksi China akan menjadi ekonomi terbesar di dunia pada 2019. Pergeseran tersebut diyakini akan terjadi, dimana menandakan bahwa negara adidaya ekonomi baru siap menantang pengaruh AS di di dunia.
Baca Juga
Namun saat ini sepertinya hari itu, mungkin tidak akan pernah datang. Ekonomi China telah tergelincir dengan cara yang menunjukkan 25 tahun pertumbuhan supercharged mungkin akan berakhir, jauh sebelum China mencapai status negara adidaya ekonomi.
Ekonomi China tidak pernah keluar dari pandemi Covid, seperti yang dilakukan ekonomi AS dan saat ini hampir tidak tumbuh. Alih-alih mengagumi keajaiban kemakmuran China, para ekonom justru mewaspadai kejatuhan ekonomi China yang berpotensi bisa menyeret ekonomi global.
Desmond Lachman dari American Enterprise Institute baru-baru ini mengatakan kepada Reuters bahwa ekonomi China tidak mungkin melampaui Amerika Serikat dalam 20 tahun ke depan.
Sedangkan Ekonom Paul Krugman, yang juga seorang kolumnis New York Times, menyamakan China dengan Jepang pada awal 1990-an. Saat itulah pertumbuhan yang tak terkendali terhenti dan kekhawatiran tentang dominasi negara Asia di dunia terbukti sangat tidak berdasar.
Jepang, setidaknya, telah menjadi negara kaya saat itu. China masih belum, dan mungkin tidak akan pernah bergabung dengan jajaran yang disebut ekonomi maju.