Sultan Minta Kawasan Pantai Selatan Gunungkidul Dialiri Listrik
A
A
A
YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X menyoroti lemahnya infrastruktur di kawasan Pantai Selatan Gunungkidul. Sebab, pariwisata di sepanjang pantai Gunungkidul kini sudah berkembang pesat. Hal ini harus diikuti dengan pengembangan infrastruktur ke kawasan ini agar semakin menarik investor.
Orang nomor satu di Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat ini berharap agar segera ada aliran listrik di sepanjang kawasan Pantai Selatan Gunungkidul. Sebab listrik menjadi kebutuhan vital untuk menarik investor agar bersedia menanamkan modalnya. Tanpa listrik, investor akan berpikir ulang untuk mendirikan sebuah bangunan untuk menunjang pariwisata.
"Mau bangun hotel tentu akan berpikir beberapa kali, wong listriknya tidak ada. Karena itu, saya berharap agar listrik di kawasan Pantai Selatan Gunungkidul segera diperhatikan," tandasnya, Jumat (2/12/2016).
Dengan adanya aliran listrik yang maksimal, lanjutnya, dengan sendirinya investor akan datang menanamkan modalnya dalam berbagai bentuk. Karena dengan listrik, pengusaha akan leluasa mengembangkan usahanya. Ia lantas meminta semua stakeholder yang berkaitan dengan listrik segera mengalokasikan program mereka ke kawasan Pantai Selatan Gunungkidul ini.
Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi pemerintah setempat dalam menyambut segera dioperasionalkan jalur jalan lintas selatan-selatan (JJLS). Sebab, Sultan menargetkan JJLS tersebut segera rampung dan mulai beroperasi tahun 2019. JJLS ini akan menghubungkan semua pantai yang ada di selatan Yogyakarta, mulai dari Kulon Progo hingga Gunungkidul. "JJLS juga menghubungkan dengan bandara baru," terangnya.
Humas PT PLN Area Yogyakarta, Paulus Kardiman mengatakan, sebenarnya PLN telah merencanakan pembangunan jaringan menuju ke pantai selatan Gunungkidul. Hanya saja, dari sisi perhitungan keekonomian listrik, pihaknya belum akan merealisasikan dalam waktu dekat. Sebab, PLN juga harus mempertimbangkan besaran investasi yang akan dilakukan dan potensi pelanggan di kawasan tersebut.
"Kami itu membangun jaringan dan mengaliri listrik kalau ada pelanggan. Di kawasan Pantai Selatan Gunungkidul ini pelanggannya sedikit sekali," terangnya.
Sebenarnya, lanjut Kardiman, untuk meningkatkan ratio elektrifikasi atau menambah jumlah masyarakat yang menikmati listrik adalah menjadi tanggung jawab bersama. PLN tidak akan mampu membangun seluruh jaringan listrik ke semua daerah. Karena anggaran dari PLN sangat terbatas. Jika ada pembangunan jaringan, tentu harus masuk terlebih dahulu dalam Anggaran PLN (APLN) dengan memperhitungkan nilai keekonomiannya.
Untuk meningkatkan elektrifikasi, sebenarnya pemerintah daerah juga bisa mengalokasikan dananya baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ataupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN). Selama ini pihaknya banyak tertolong dengan alokasi APBN melalui listrik pedesaan (Lisdes) yang mampu menjangkau ke wilayah-wilayah marginal.
"Kimpraswil (Pemukiman dan Prasarana Wilayah) juga bisa mengalokasikan dananya untuk membangun jaringan di daerah yang sangat sulit terjangkau aliran listrik," terangnya.
Orang nomor satu di Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat ini berharap agar segera ada aliran listrik di sepanjang kawasan Pantai Selatan Gunungkidul. Sebab listrik menjadi kebutuhan vital untuk menarik investor agar bersedia menanamkan modalnya. Tanpa listrik, investor akan berpikir ulang untuk mendirikan sebuah bangunan untuk menunjang pariwisata.
"Mau bangun hotel tentu akan berpikir beberapa kali, wong listriknya tidak ada. Karena itu, saya berharap agar listrik di kawasan Pantai Selatan Gunungkidul segera diperhatikan," tandasnya, Jumat (2/12/2016).
Dengan adanya aliran listrik yang maksimal, lanjutnya, dengan sendirinya investor akan datang menanamkan modalnya dalam berbagai bentuk. Karena dengan listrik, pengusaha akan leluasa mengembangkan usahanya. Ia lantas meminta semua stakeholder yang berkaitan dengan listrik segera mengalokasikan program mereka ke kawasan Pantai Selatan Gunungkidul ini.
Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi pemerintah setempat dalam menyambut segera dioperasionalkan jalur jalan lintas selatan-selatan (JJLS). Sebab, Sultan menargetkan JJLS tersebut segera rampung dan mulai beroperasi tahun 2019. JJLS ini akan menghubungkan semua pantai yang ada di selatan Yogyakarta, mulai dari Kulon Progo hingga Gunungkidul. "JJLS juga menghubungkan dengan bandara baru," terangnya.
Humas PT PLN Area Yogyakarta, Paulus Kardiman mengatakan, sebenarnya PLN telah merencanakan pembangunan jaringan menuju ke pantai selatan Gunungkidul. Hanya saja, dari sisi perhitungan keekonomian listrik, pihaknya belum akan merealisasikan dalam waktu dekat. Sebab, PLN juga harus mempertimbangkan besaran investasi yang akan dilakukan dan potensi pelanggan di kawasan tersebut.
"Kami itu membangun jaringan dan mengaliri listrik kalau ada pelanggan. Di kawasan Pantai Selatan Gunungkidul ini pelanggannya sedikit sekali," terangnya.
Sebenarnya, lanjut Kardiman, untuk meningkatkan ratio elektrifikasi atau menambah jumlah masyarakat yang menikmati listrik adalah menjadi tanggung jawab bersama. PLN tidak akan mampu membangun seluruh jaringan listrik ke semua daerah. Karena anggaran dari PLN sangat terbatas. Jika ada pembangunan jaringan, tentu harus masuk terlebih dahulu dalam Anggaran PLN (APLN) dengan memperhitungkan nilai keekonomiannya.
Untuk meningkatkan elektrifikasi, sebenarnya pemerintah daerah juga bisa mengalokasikan dananya baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ataupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN). Selama ini pihaknya banyak tertolong dengan alokasi APBN melalui listrik pedesaan (Lisdes) yang mampu menjangkau ke wilayah-wilayah marginal.
"Kimpraswil (Pemukiman dan Prasarana Wilayah) juga bisa mengalokasikan dananya untuk membangun jaringan di daerah yang sangat sulit terjangkau aliran listrik," terangnya.
(ven)