Menko Darmin Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Tembus 5,4%
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun depan bisa melampaui target di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017, yang sebesar 5,1%. Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun mendatang bisa mencapai 5,2% hingga 5,4%.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan beberapa sektor potensial seperti industri, pariwisata, dan pelatihan vokasional guna menggenjot pertumbuhan ekonomi tahun depan. Jika pemerintah mampu memaksimalkan hal tersebut, dia yakin pertumbuhan ekonomi pada 2017 akan jauh lebih baik.
"Tahun depan (pertumbuhan) ekonomi kita di APBN kan 5,1%. Saya perkirakan 5,2-5,4%. Yang di APBN itu perhitungan logis, yang saya itu perhitungan berdasarkan masukan dan rencana yang akan kita lakukan," katanya di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Menurutnya, konsumsi masyarakat di Tanah Air masih menjadi prioritas untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun depan. Sementara aktivitas perdagangan internasional di 2017 masih lesu, karena harga komoditas di pasar global belum mengalami perbaikan.
"Ada sekelompok yang turun karena ada harga komoditi turun. Tapi, kelompok yang lain ada juga yang naik," imbuh dia.
Karena itu, konsumsi masyarakat dan tiga sektor prioritas tersebut menjadi tumpuan Indonesia untuk menggedor perekonomian Indonesia. "Kami akan pertajam industrialisasi untuk mengundang investor, pariwisata, dan vocational training. Itu yang sedang kami persiapkan," tandasnya.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan beberapa sektor potensial seperti industri, pariwisata, dan pelatihan vokasional guna menggenjot pertumbuhan ekonomi tahun depan. Jika pemerintah mampu memaksimalkan hal tersebut, dia yakin pertumbuhan ekonomi pada 2017 akan jauh lebih baik.
"Tahun depan (pertumbuhan) ekonomi kita di APBN kan 5,1%. Saya perkirakan 5,2-5,4%. Yang di APBN itu perhitungan logis, yang saya itu perhitungan berdasarkan masukan dan rencana yang akan kita lakukan," katanya di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Menurutnya, konsumsi masyarakat di Tanah Air masih menjadi prioritas untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun depan. Sementara aktivitas perdagangan internasional di 2017 masih lesu, karena harga komoditas di pasar global belum mengalami perbaikan.
"Ada sekelompok yang turun karena ada harga komoditi turun. Tapi, kelompok yang lain ada juga yang naik," imbuh dia.
Karena itu, konsumsi masyarakat dan tiga sektor prioritas tersebut menjadi tumpuan Indonesia untuk menggedor perekonomian Indonesia. "Kami akan pertajam industrialisasi untuk mengundang investor, pariwisata, dan vocational training. Itu yang sedang kami persiapkan," tandasnya.
(dmd)