Bebas Intervensi Modal Pertamina Jadi Perusahaan Kelas Dunia

Rabu, 07 Desember 2016 - 13:59 WIB
Bebas Intervensi Modal...
Bebas Intervensi Modal Pertamina Jadi Perusahaan Kelas Dunia
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menurut Wakil Ketua Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubir harus memenuhi sejumlah persyaratan untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia. Salah satu modal penting di antaranya, Pertamina harus bebas intervensi dari pihak-pihak lain.

Dia mencontohkan negara penghasil Minyak dan gas bumi (Migas) di negara lain seperti Malaysia, Brasil, Thailand dan Norwegia, hanya dalam waktu 20 tahun berhasil mengubah perusahaan migas nasional jadi kelas dunia. Predikat tersebut dapat dicapai dengan adanya kesadaran butuh BUMN Migas kelas dunia untuk menjamin pasokan dan mengamankan ketahanan energi.

"Kalau masih diobok-obok terus oleh pejabat negara yang punya kepentingan personal atau golongan jangan harap Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia," tegas Inas Nasrullah Zubir kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Lebih lanjut dia menerangkan selama ini publik mengetahui bahwa Pertamina harus menghadapi berbagai intervensi operasional di samping tidak konsistennya sikap pemegang saham atau pemerintah untuk mendukung Pertamina. Pada sisi lain, dia menambahkan pihaknya juga mendorong Pertamina untuk terus meningkatkan kapasitas pengolahan minyak.

"Umumnya NOC ( national oil company) memiliki kapasitas storage dua kali kebutuhan nasionalnya. Ini yang harus didorong ke Pertamina," papar dia.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong agar Pertamina menjadi perusahaan pelat merah yang berkelas dunia. Salah satu caranya lewat investasi di sektor hilir energi.

Menteri BUMN Rini Soemarno pernah berkomentar, sebagai pemegang saham, tentu pihaknya mendorong Pertamina untuk bisa lebih banyak investasi dan ekspansi, terutama bekerja sama dengan pihak luar. Rini menjelaskan, dalam 2-3 tahun ini kinerja keuangan Pertamina masih cukup baik, bahkan tergolong kuat, sehingga memiliki kemampuan untuk menopang bisnisnya di luar negeri.

“Cash flow Pertamina sangat kuat. Selain itu ada masukan modal di sejumlah proyek, jadi saya kira tidak ada masalah,” terangnya.

Sementara Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto pernah mengharapkan agar pemerintah terus mendukung berbagai kebijakan Pertamina, apalagi kebijakan dalam berinvestasi. “Kebutuhan Pertamina sangat besar, tidak hanya hilir (downstream), tetapi juga di upstream (hulu). Jadi support pemerintah dalam berbagai hal masih sangat dibutuhkan,” ujar Dwi.

Ekspansi di Luar Negeri

Seperti diketahui, belakangan ini Pertamina lewat anak usahanya yakni PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP), sudah membukukan keberhasilan dengan beroperasi di tiga negara, yakni Aljazair, Irak, dan Malaysia. Direktur Utama PT PIEP Slamet Riadhy sebelumnya pernah mengatakan dari ketiga negara tersebut Pertamina memperoleh produksi 120 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD).

Dia juga menyebutkan target produk migas pada 2025 dari ladang-ladang yang dikelola oleh PIEP di luar negeri sebanyak 600 ribu BOEPD, di antarany, minyak 420 ribu barel per hari dan sisanya gas. Sedangkan Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, akuisisi blok-blok migas di luar negeri akan menjadi salah satu aksi korporasi penting bagi Pertamina.

Pada 2030, Pertamina berharap dari ladang-ladang migas di dalam dan luar negeri dapat diperoleh dua juta BOEPD per hari. Terkait dengan itu, sampai 2030 Pertamina telah menyiapkan anggaran sebesar USD 146 miliar untuk investasi di sektor hulu dan hilir.

Sedang dijajaki pula kerja sama di Afrika Barat, Timur Tengah, dan Asia Barat. Lebih detail, ada pula rencana kerja sama mengelola blok migas dengan Rosneth di Rusia. Selain itu, kerja sama mengelola blok migas di Iran juga dimatangkan. Blok-blok yang diincar Pertamina adalah yang memiliki cadangan minyak minimal 50 juta barel dan produksi di atas 35 ribu barel per hari.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7780 seconds (0.1#10.140)