Perbankan London Dirayu Hijrah ke Prancis Imbas Brexit
A
A
A
PARIS - Bank-bank besar Inggris dikatakan dalam tahap akhir perencanaan untuk memindahkan kegiatan operasional mereka dan kantor pusatnya dari London ke Paris, Prancis. Rumor tersebut dihembuskan oleh regulator keuangan terkemuka Prancis yakni The Financial Markets Authority (AMF), yang menyatakan bahwa ada bank-bank besar Internasional yang bersiap hijrah ke Ibukota Prancis.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (9/12/2016) kondisi tersebut merupakan imbas dari keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) alias Brexit pasca referendum beberapa waktu lalu, lantaran menimbulkan ketidakpastian. Seperti diketahui Inggris sampai saat ini masih melakukan pembicaraan lebih lanjut dalam upaya merampungkan proses keluarnya dari UE.
(Baca Juga: Dampak Brexit, Moody's Turunkan Prospek 12 Bank di Inggris)
Sekretaris Jenderal AMF Benoit de Juvigny mengatakan, bank-bank besar telah memetakan pekerjaan dasar yang harus dilakukan untuk mendirikan cabang di Paris. Bahkan menurutnya banyak perusahaan sektor lain yang mengajukan pertanyaan informal terkait kepindahan ke Paris pasca-Brexit. Dia sendiri menerangkan pembicaraan serupa juga terjadi pada pusat-pusat keuangan lain di Eropa.
Pihak berwenang di Frankfurt, Luksemburg dan Amsterdam dikatakan olehnya siap menyambut perbankan yang memindahkan operasional dari London ketika Inggris merampungkan proses keluar dari Uni Eropa. Selama bertahun-tahun, perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Inggris telah leluasa beroperasi di seluruh Eropa karena adanya hak paspor.
Namun skema tersebut otomatis akan berakhir ketika Inggris meninggalkan Uni Eropa. Selain itu, tidak ada jaminan pula skema itu akan digantikan dengan perjanjian yang serupa. Ketidakpastian tersebut yang membuat banyak perusahaan keuangan dan khususnya perbankan internasional berencana memindahkan bisnis mereka ke negara yang masih menjadi anggota Uni Eropa.
Ada setidaknya delapan kota yang siap menyambut perbankan dan perusahaan yang ingin kabur dari Inggris, seperti Paris, Frankfurt, Dublin, Luxembourg, Amsterdam, Madrid, Bratislava hingga Valletta.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (9/12/2016) kondisi tersebut merupakan imbas dari keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) alias Brexit pasca referendum beberapa waktu lalu, lantaran menimbulkan ketidakpastian. Seperti diketahui Inggris sampai saat ini masih melakukan pembicaraan lebih lanjut dalam upaya merampungkan proses keluarnya dari UE.
(Baca Juga: Dampak Brexit, Moody's Turunkan Prospek 12 Bank di Inggris)
Sekretaris Jenderal AMF Benoit de Juvigny mengatakan, bank-bank besar telah memetakan pekerjaan dasar yang harus dilakukan untuk mendirikan cabang di Paris. Bahkan menurutnya banyak perusahaan sektor lain yang mengajukan pertanyaan informal terkait kepindahan ke Paris pasca-Brexit. Dia sendiri menerangkan pembicaraan serupa juga terjadi pada pusat-pusat keuangan lain di Eropa.
Pihak berwenang di Frankfurt, Luksemburg dan Amsterdam dikatakan olehnya siap menyambut perbankan yang memindahkan operasional dari London ketika Inggris merampungkan proses keluar dari Uni Eropa. Selama bertahun-tahun, perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Inggris telah leluasa beroperasi di seluruh Eropa karena adanya hak paspor.
Namun skema tersebut otomatis akan berakhir ketika Inggris meninggalkan Uni Eropa. Selain itu, tidak ada jaminan pula skema itu akan digantikan dengan perjanjian yang serupa. Ketidakpastian tersebut yang membuat banyak perusahaan keuangan dan khususnya perbankan internasional berencana memindahkan bisnis mereka ke negara yang masih menjadi anggota Uni Eropa.
Ada setidaknya delapan kota yang siap menyambut perbankan dan perusahaan yang ingin kabur dari Inggris, seperti Paris, Frankfurt, Dublin, Luxembourg, Amsterdam, Madrid, Bratislava hingga Valletta.
(akr)