Pemerintah Tetapkan Indramayu Pusat Pengembangan Mangrove

Jum'at, 09 Desember 2016 - 22:00 WIB
Pemerintah Tetapkan...
Pemerintah Tetapkan Indramayu Pusat Pengembangan Mangrove
A A A
INDRAMAYU - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan kawasan hutan mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sebagai sentra pengembangan mangrove di wilayah barat Indonesia. Kawasan tersebut telah dikembangkan menjadi daerah ekowisata.

"Sejak Indramayu ditetapkan sebagai pengembangan wilayah mangrove, jumlah populasi wisata mangrove di Indramayu naik menjadi 665.000 pengunjung. Statistiknya ada 84.300 orang berkunjung belajar mangrove di Indramayu," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar saat membuka acara bedah buku bertajuk Berlabuh di Pantai Karangsong di Bumi Patra Ayu, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (9/12/2016).

Menurutnya ekosistem hutan bakau tidak hanya memiliki manfaat ekologi bagi daratan dan lautan sebagai penahan abrasi. Mangrove juga mempunyai manfaat ekonomi bagi masyarakat di kawasan pesisir yang dapat diolah menjadi bahan baku beraneka kebutuhan untuk warga pesisir.

Ekosistem hutan bakau juga berperan penting dalam penurunan emisi gas rumah kaca yang di dengungkan dalam pertemuan tingkat tinggi Konferensi Perubahan Iklim Ke-22 di Marrakesh, Maroko, untuk ikut membatasi kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat celsius. "Indonesia sepakat ikut andil dalam menurunkan gas rumah kaca. Di Indonesia, mangrove penting untuk dikembangkan menurunkan emisi tadi," tuturnya.

Ia menjelaskan, Indonesia mempunyai ekosistem hutan bakau 60% dari luas se-Asia Tenggara. Jika perbadingannya dihitung di seluruh dunia, 23% atau sebesar 3 juta ekosistem hutan mangrove berada di Indonesia. (Baca: Pertamina Berdayakan Ekonomi Rakyat Melalui Mangrove)

"Dengan emisi tadi, kekuatan mangrove dapat menurunkan emisi lima kali lipat dari tanaman biasa. Kalau mangrove kita jaga dan lestarikan maka dapat menurunkan sepertiga dari total karbon dunia dari seluruh ekosistem pesisir," ungkapnya.

Sebab itu, pihaknya mendorong perusahaan BUMN termasuk PT Pertamina (Persero) turut serta melestarikan ekosistem hutan mangrove sesuai komitmen Indonesia menurunkan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, pengelolaan hutan berkelanjutan, serta peningkatan dan konservasi karbon.

"Saya minta Pertamina tolong program-program melestarikan hutan mangrove terus ditingkatkan dengan konsisten. Tahun ini Pertamina memborong 7 proper emas dari 12 proper emas. Saya minta ini terus ditingkatkan," katanya.

General Manajer Regional Unit VI Balongan Pertamina Afdal Marta mengatakan Pertamina akan terus meningkatkan kontribusinya dalam menjaga lingkungan melalui konservasi dan rehabilitasi terhadap lingkungan hutan mangrove di Karangsong, Indramayu. Konservasi dan rehabilitasi ekosistem hutan bakau tersebut tidak hanya memberi dampak pada penurunan emisi tapi juga berdampak positif memajukan perekonomian masyarakat.

Khusus Pertamina RU VII Balongan, Indramayu, kata dia, baru saja mendapatkan proper emas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Proper emas yang diraih tahun ini, kata dia, merupakan apresiasi ke dua kalinya.

"Salah satu upaya mendapatkan proper emas tersebut yaitu melalui pemberdayaan setempat dimana melalui ekowisata mangrove, Pertamina mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, menghidupkan 20 kelompok usaha wisata mangrove, 10 pemandu wisata terlatih serta pengembangan berbagai jenis makanan olahan mangrove," ujarnya.

Menurutnya hutan mangrove Karangsong mulai di rawat sejak 2008. Dan menjadi ekowisata melalui program corporate responsibility social Pertamina RU VI Balongan yang dimulai pada 2010 hingga 2014 serta dikelola melalui kelompok lokal melalui kelompok tani Lestari. Lokasi tersebut, imbuhnya, kemudian dicanangkan pemerintah sebagai mangrove center untuk wilayah barat Indonesia oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Perkembangan mangrove disini sangat pesat, dari program CSR Pertamina sejak 2010. Saat ini sudah 50.000 bibit mangrove mampu tumbuh dengan sendirinya," tutupnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0882 seconds (0.1#10.140)