Menteri Rini Targetkan Bangun 514 Rumah Kreatif BUMN
A
A
A
SOLO - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno menargetkan 100 Rumah Kreatif BUMN (RKB) dapat direalisasikan hingga akhir 2016. Seluruh BUMN diminta bersinergi agar wadah bagi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tersebut terus tumbuh di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
"Dulu saya berdiskusi dengan Bapak Presiden mengenai bagaimana usaha UMKM bisa naik kelas. Sebab selama ini, meski sudah dapat kredit tetapi keberadaannya tetap UMKM terus," kata Rini saat peresmian Rumah Kreatif BUMN yang dibangun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Solo, Minggu (11/12/2016).
Selama ini, persoalan yang dihadapi UMKM di antaranya mengenai minimnya pasar, kemampuan produksi, dan modal. Dari hasil diskusi sinergi BUMN kemudian dicetuskan gagasan membuat suatu wadah bagi UMKM agar nantinya bisa naik kelas, dan bahkan menjadi konglomerat.
Dengan perkembangan teknologi informasi yang makin maju pesat, kini belanja bisa melalui e-commerce. Bahkan pada sepuluh tahun ke depan dimungkinkan cara-cara lama akan ditinggalkan dan e-commerce semakin berkembang pesat.
Dengan demikian, pelaku UMKM harus siap menghadapi kompetisi global. Termasuk siap dalam menghadapi perkembangan tekonologi. Setelah satu bulan mulai diluncurkan, pihaknya berharap akhir 2016 sudah berdiri 100 RKB. Tercatat BUMN yang telah mendiri RKB di antaranya Bank BNI sebanyak 15, Bank BTN 10, Bank Mandiri 15, Bank BRI 17.
Kemudian akan disusul oleh PLN, Pertamina dan Telkom. "Dan sampai akhir 2017 di setiap kabupaten/kota ditargetkan sudah ada Rumah Kreatif BUMN, yaitu 514," ujarnya.
Sehingga, sebanyak 45 juta UMKM yang ada di Indonesia dapat naik kelas mengingat usaha mikro akan terus tumbuh. Dalam RKB, produk-produk UMKM dapat dipasarkan langsung secara online melalui situs belanja.com yang telah memiliki jaringan luas ke level internasional.
Nantinya juga ada pustaka digital dari buku-buku yang dihasilkan Balai Pustaka agar bisa diakses masyarakat. Bahkan RKB dapat terus melakukan ekspansi bukan hanya ke UMKM, namun kepada star up yang kalangan generasi muda bisa masuk.
Rini Sumarno juga memuji rumah kreatif BUMN yang didirikan Bank BRI. Seperti RKB yang ada di Solo, pelatihan sudah jalan dan banyak usaha mikro yang ikut.
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengemukakan, kini sudah ada 17 RKB yang dimiliki Bank BRI yang tersebar di Indonesia. Di antaranya Yogyakarta, Gianyar, Mataram, Manado, Makassar, Bukittinggi, Serang, Jakarta, Tasikmalaya, Pekalongan, Sidoarjo, Banjar, Banda Aceh, Jayapura, Kendari, Bandung, dan Solo.
RKB merupakan terminologi baru dalam upaya pembinaan UMKM. Sehingga, UMKM dapat bangkit dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bahkan dapat bersaing di level regional maupun internasional. "UMKM tidak bisa berjalan sendiri karena kendala infrastruktur. Dan e-commerce yang memiliki adalah BUMN," terang Asmawi.
Atas dasar itu, BUMN akan bersatu padu dan saling bersinergi. Dalam RKB, pelaku UMKM akan diberi pelatihan, seperti bagaimana menjual produk ke manca negara. Namun diakuinya prosesnya tidak mudah karena menjual barang ke luar negeri harus memiliki standar kualitas, kualifikasi control, hingga kontinnuitas produksi.
Pasalnya, jika dapat bersaing di tingkat mancanegara, dirinya yakin omzet yang dihasilkan UMKM lebih besar, dan berdampak terhadap kesejahteraannya.
"Dulu saya berdiskusi dengan Bapak Presiden mengenai bagaimana usaha UMKM bisa naik kelas. Sebab selama ini, meski sudah dapat kredit tetapi keberadaannya tetap UMKM terus," kata Rini saat peresmian Rumah Kreatif BUMN yang dibangun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Solo, Minggu (11/12/2016).
Selama ini, persoalan yang dihadapi UMKM di antaranya mengenai minimnya pasar, kemampuan produksi, dan modal. Dari hasil diskusi sinergi BUMN kemudian dicetuskan gagasan membuat suatu wadah bagi UMKM agar nantinya bisa naik kelas, dan bahkan menjadi konglomerat.
Dengan perkembangan teknologi informasi yang makin maju pesat, kini belanja bisa melalui e-commerce. Bahkan pada sepuluh tahun ke depan dimungkinkan cara-cara lama akan ditinggalkan dan e-commerce semakin berkembang pesat.
Dengan demikian, pelaku UMKM harus siap menghadapi kompetisi global. Termasuk siap dalam menghadapi perkembangan tekonologi. Setelah satu bulan mulai diluncurkan, pihaknya berharap akhir 2016 sudah berdiri 100 RKB. Tercatat BUMN yang telah mendiri RKB di antaranya Bank BNI sebanyak 15, Bank BTN 10, Bank Mandiri 15, Bank BRI 17.
Kemudian akan disusul oleh PLN, Pertamina dan Telkom. "Dan sampai akhir 2017 di setiap kabupaten/kota ditargetkan sudah ada Rumah Kreatif BUMN, yaitu 514," ujarnya.
Sehingga, sebanyak 45 juta UMKM yang ada di Indonesia dapat naik kelas mengingat usaha mikro akan terus tumbuh. Dalam RKB, produk-produk UMKM dapat dipasarkan langsung secara online melalui situs belanja.com yang telah memiliki jaringan luas ke level internasional.
Nantinya juga ada pustaka digital dari buku-buku yang dihasilkan Balai Pustaka agar bisa diakses masyarakat. Bahkan RKB dapat terus melakukan ekspansi bukan hanya ke UMKM, namun kepada star up yang kalangan generasi muda bisa masuk.
Rini Sumarno juga memuji rumah kreatif BUMN yang didirikan Bank BRI. Seperti RKB yang ada di Solo, pelatihan sudah jalan dan banyak usaha mikro yang ikut.
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengemukakan, kini sudah ada 17 RKB yang dimiliki Bank BRI yang tersebar di Indonesia. Di antaranya Yogyakarta, Gianyar, Mataram, Manado, Makassar, Bukittinggi, Serang, Jakarta, Tasikmalaya, Pekalongan, Sidoarjo, Banjar, Banda Aceh, Jayapura, Kendari, Bandung, dan Solo.
RKB merupakan terminologi baru dalam upaya pembinaan UMKM. Sehingga, UMKM dapat bangkit dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bahkan dapat bersaing di level regional maupun internasional. "UMKM tidak bisa berjalan sendiri karena kendala infrastruktur. Dan e-commerce yang memiliki adalah BUMN," terang Asmawi.
Atas dasar itu, BUMN akan bersatu padu dan saling bersinergi. Dalam RKB, pelaku UMKM akan diberi pelatihan, seperti bagaimana menjual produk ke manca negara. Namun diakuinya prosesnya tidak mudah karena menjual barang ke luar negeri harus memiliki standar kualitas, kualifikasi control, hingga kontinnuitas produksi.
Pasalnya, jika dapat bersaing di tingkat mancanegara, dirinya yakin omzet yang dihasilkan UMKM lebih besar, dan berdampak terhadap kesejahteraannya.
(izz)