Bandara Raih ISO 9001-2003, AP I Bidik Bandara Negara Tetangga
A
A
A
YOGYAKARTA - Bandara Adisutjipto berhasil meraih sertifikat ISO 9001-2008. Prestasi yang mereka raih di penghujung tahun ini merupakan hasil kerja keras dan komitmen pengelola bandara Adisutjipto, PT Angkasa Pura I (AP I).
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Kol Pnb Agus Pandu Purnama mengungkapkan, prestasi ini hasil program yang diterapkan. Kendati jumlah penumpang yang datang dan berangkat dari bandara ini melebihi kapasitas, tetapi tetap mampu memberikan kepuasan para penumpang, sehingga mampu meningkatkan layanan.
"Kami menyiapkannya sejak 2014," kata dia saat menerima sertifikat ISO 9001-2008, Kamis (15/12/2016) di Pesonna Malioboro Hotel Yogyakarta.
Pandu mengakui cukup sulit untuk memaksimalkan layanan di Bandara Adisutjipto karena kondisi jumlah penumpang yang jauh melebihi kapasitas. Sesuai kapasitasnya, Bandara Adisutjipto hanya menampung penumpang sekitat 1,5 juta orang selama setahun. Namun karena peminat penumpang pesawat terbang ke Yogyakarta cukup tinggi, dalam setahun mencapai 6,7 juta orang.
Minimnya area bandara mengakibatkan segala fasilitas juga terbatas. Salah satunya kapasitas tempat duduk di ruang tunggu.
Saat ini kapasitas ruang tunggu di terminal A hanya sekitar 1.000 tempat duduk dan terminal B sekitar 300 tempat duduk. Ketika pada musim liburan atau peak season maka kapasitas tempat duduk di ruang tunggu tersebut tak mampu lagi menampung penumpang.
"Kendati terbatas kami berupaya memaksimalkannya dengan menambah fasilitas-fasilitas lain," ujar dia.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang S baskoro mengatakan, pihaknya saat ini mengelola 13 bandara di Indonesia. Layanan untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan selalu mereka kedepankan.
Berbagai program mereka laksanakan untuk menggapai kepuasan pelanggan. Berkat kerja keras tersebut, seluruh bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I mendapatkan sertifikasi ISO 9001-2008.
Pihaknya menargetkan lebih dari sekadar sertifikat. PT Angkasa Pura I memiliki mimpi untuk menjadi operator bandara regional seperti bandara di Vietnam ataupun Filipina.
"Pengalaman kita cukup banyak mengelola bandara. Saatnya Angkasa Pura I jadi operator di negara lain," ucapnya.
Perwakilan United Register (Pemberi ISO), Agung Nur Mustofa mengatakan, pihaknya telah melakukan audit sejak Agustus 2016. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Airport Pasengger Service atau layanan penumpang bandar udara.
Bandara Adisutjipto sudah sesuai dengan standar internasional maka pada akhir 2016 pihaknya menyerahkan sertifikat tersebut. "Harapannya sertifikat ini menjadi langkah awal terus mengalami perbaikan bidang layanan terhadap penumpang," tuturnya.
Untuk tetap menjaga kualitas layanan, pihaknya akan menerapkan audit berkala, memastikan tetap berjalan sesuai standarnya. Selain itu juga diharapkan agar pihak bandara melakukan upgrade layanan sesuai standar ISO terbaru yaitu ISO 9001-2015. Upgrade ini diperlukan karena standar ISO 9001-2008 hanya berlaku hingga September 2018.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Kol Pnb Agus Pandu Purnama mengungkapkan, prestasi ini hasil program yang diterapkan. Kendati jumlah penumpang yang datang dan berangkat dari bandara ini melebihi kapasitas, tetapi tetap mampu memberikan kepuasan para penumpang, sehingga mampu meningkatkan layanan.
"Kami menyiapkannya sejak 2014," kata dia saat menerima sertifikat ISO 9001-2008, Kamis (15/12/2016) di Pesonna Malioboro Hotel Yogyakarta.
Pandu mengakui cukup sulit untuk memaksimalkan layanan di Bandara Adisutjipto karena kondisi jumlah penumpang yang jauh melebihi kapasitas. Sesuai kapasitasnya, Bandara Adisutjipto hanya menampung penumpang sekitat 1,5 juta orang selama setahun. Namun karena peminat penumpang pesawat terbang ke Yogyakarta cukup tinggi, dalam setahun mencapai 6,7 juta orang.
Minimnya area bandara mengakibatkan segala fasilitas juga terbatas. Salah satunya kapasitas tempat duduk di ruang tunggu.
Saat ini kapasitas ruang tunggu di terminal A hanya sekitar 1.000 tempat duduk dan terminal B sekitar 300 tempat duduk. Ketika pada musim liburan atau peak season maka kapasitas tempat duduk di ruang tunggu tersebut tak mampu lagi menampung penumpang.
"Kendati terbatas kami berupaya memaksimalkannya dengan menambah fasilitas-fasilitas lain," ujar dia.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang S baskoro mengatakan, pihaknya saat ini mengelola 13 bandara di Indonesia. Layanan untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan selalu mereka kedepankan.
Berbagai program mereka laksanakan untuk menggapai kepuasan pelanggan. Berkat kerja keras tersebut, seluruh bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I mendapatkan sertifikasi ISO 9001-2008.
Pihaknya menargetkan lebih dari sekadar sertifikat. PT Angkasa Pura I memiliki mimpi untuk menjadi operator bandara regional seperti bandara di Vietnam ataupun Filipina.
"Pengalaman kita cukup banyak mengelola bandara. Saatnya Angkasa Pura I jadi operator di negara lain," ucapnya.
Perwakilan United Register (Pemberi ISO), Agung Nur Mustofa mengatakan, pihaknya telah melakukan audit sejak Agustus 2016. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Airport Pasengger Service atau layanan penumpang bandar udara.
Bandara Adisutjipto sudah sesuai dengan standar internasional maka pada akhir 2016 pihaknya menyerahkan sertifikat tersebut. "Harapannya sertifikat ini menjadi langkah awal terus mengalami perbaikan bidang layanan terhadap penumpang," tuturnya.
Untuk tetap menjaga kualitas layanan, pihaknya akan menerapkan audit berkala, memastikan tetap berjalan sesuai standarnya. Selain itu juga diharapkan agar pihak bandara melakukan upgrade layanan sesuai standar ISO terbaru yaitu ISO 9001-2015. Upgrade ini diperlukan karena standar ISO 9001-2008 hanya berlaku hingga September 2018.
(izz)