Angkasa Pura Revisi Groundbreaking Bandara Baru Yogyakarta

Kamis, 15 Desember 2016 - 23:08 WIB
Angkasa Pura Revisi Groundbreaking Bandara Baru Yogyakarta
Angkasa Pura Revisi Groundbreaking Bandara Baru Yogyakarta
A A A
YOGYAKARTA - PT Angkasa Pura I mulai merevisi target waktu pelaksanaan pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). Revisi waktu tersebut akibat belum rampungnya pembebasan lahan yang akan digunakan bandara baru tersebut.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang S Baskoro mengungkapkan, adanya gugatan dari keluarga yang mengklaim memiliki Tanah Pakualam Ground dan juga munculnya peraturan baru dari Mahkamah Agung (MA) mengakibatkan pembebasan lahan akan terpengaruh.

Diperkirakan, pembebasan lahan calon bandara baru ini akan memakan waktu sedikit lebih lama dari yang ditargetkan semula. "Karena itu kemungkinan besar peletakan batu pertama (groundbreaking) juga akan berubah," tuturnya di Yogyakarta, Kamis (15/12/2016).

Pihaknya sudah berkomunikasi dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X terkait permasalahan tersebut. Kemungkinan besar peletakan batu pertama baru akan dilaksanakan pada Januari. Jika tidak bisa, peletakkan batu pertama diundur menjadi Februari.

Adanya gugatan dan keluarnya peraturan baru dari MA membuat pihaknya melakukan revisi waktu pelaksanaan peletakan batu pertama. Menurutnya, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi sebagai akibat dari gugatan dan keluarnya peraturan baru dari MA tersebut.

Gugatan dan keluarnya peraturan MA terbaru tersebut bisa mempercepat proses pembebasan lahan, tetapi bisa juga akan membuat pembebasan lahan lebih lama.

Berdasarkan pengalaman dan juga untuk membuat semuanya lebih aman maka diproyeksikan pembebasan lahan akan lebih lama atau mundur. "Kalaupun terpengaruh hanya kecil, sekitar 10% saja," ucapnya.

Dia meyakini pengaruhnya hanya kecil, jika nanti terpaksa pelaksanaan peletakan batu pertama mengalami kemunduran, maka tidak akan terlalu lama. Tenggat waktu pengunduran tersebut juga dianggap masih dalam batas wajar atau normal dan tidak perlu dirisaukan. Kendati molor, bandara harus beroperasi awal 2019.

Pihaknya tidak berani memberi target waktu yang pasti karena untuk menjaga semua pihak. Dia mengaku harus menjaga perasaan para pemilik lahan yang sudah merelakan lahannya dibebaskan. Di samping itu, dia juga harus terus berusaha menyelesaikan pembebasan lahan yang masih tersisa. "Semuanya harus dijaga agar tetap kondusif," ucapnya.

Pimpinan proyek bandara baru, Sujiastono mengungkapkan pembebasan lahan sebagian sudah berhasil dilakukan. Setidaknya PT Angkasa Pura I sudah mengeluarkan dana sekitar Rp2,9 triliun untuk pembebasan tersebut. Namun masih ada tanah yang belum dibebaskan dan sebagian besar Tanah Pakualam Ground.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5172 seconds (0.1#10.140)