Kemenhub Siapkan Rp300 Miliar Subsidi Tol Laut dan Udara
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada tahun depan mengalokasikan anggaran sebesar Rp300 miliar untuk subsidi tol laut dan tol udara.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan untuk tol laut pemerintah menyiapkan subisidi sebesar Rp100 miliar. Sedangkan untuk subsidi tol udara dialokasikan Rp100 miliar hingga Rp200 miliar.
"Subsidi ini untuk biaya operasional karena daya beli masyarakat yang tidak sebanding, jadi masyarakat hanya mampu sedikit," kata Budi dalam paparan outlook Kemenhub di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Subsidi tol laut ini akan digunakan untuk membiayai angkutan penyeberangan maupun angkutan laut di wilayah Indonesia Timur. Sedangkan tol udara nantinya akan menghubungkan beberapa daerah yang tidak terjangkau oleh transportasi darat seperti di wilayah Papua.
Anggaran tersebut, kata Budi, akan digunakan pemerintah untuk mensubsidi maskapai maupun pemilik kapal laut yang akan menjalankan operasional di wilayah Indonesia Timur. Dijelaskan Budi, setidaknya ada beberapa bandara yang akan menjadi tujuan tol udara, diantaranya Bandara di Dekai, Wamena, Puncak, dan beberapa wilayah di pegunungan Papua.
Dari sisi infrastruktur, Budi Karya memaparkan, di wilayah itu memang ada bandara udara (bandara), hanya saja sisi infrastrukturnya sangat terbatas. Untuk itu perlu ada subsidi.
"Di wilayah-wilayah itu runway bandaranya hanya 600-700 meter, jadi hanya pesawat jenis caravan yang bisa. Kalau tidak disubsidi harganya enggak akan logis barang-barang di sana," imbuhnya.
Mengenai mekanisme penyerahan subsidinya, menurut dia, pemerintah akan melakukan tender. Sehingga dia berharap beberapa maskapai yang memiliki kemampuan dapat mengikuti tender.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan untuk tol laut pemerintah menyiapkan subisidi sebesar Rp100 miliar. Sedangkan untuk subsidi tol udara dialokasikan Rp100 miliar hingga Rp200 miliar.
"Subsidi ini untuk biaya operasional karena daya beli masyarakat yang tidak sebanding, jadi masyarakat hanya mampu sedikit," kata Budi dalam paparan outlook Kemenhub di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Subsidi tol laut ini akan digunakan untuk membiayai angkutan penyeberangan maupun angkutan laut di wilayah Indonesia Timur. Sedangkan tol udara nantinya akan menghubungkan beberapa daerah yang tidak terjangkau oleh transportasi darat seperti di wilayah Papua.
Anggaran tersebut, kata Budi, akan digunakan pemerintah untuk mensubsidi maskapai maupun pemilik kapal laut yang akan menjalankan operasional di wilayah Indonesia Timur. Dijelaskan Budi, setidaknya ada beberapa bandara yang akan menjadi tujuan tol udara, diantaranya Bandara di Dekai, Wamena, Puncak, dan beberapa wilayah di pegunungan Papua.
Dari sisi infrastruktur, Budi Karya memaparkan, di wilayah itu memang ada bandara udara (bandara), hanya saja sisi infrastrukturnya sangat terbatas. Untuk itu perlu ada subsidi.
"Di wilayah-wilayah itu runway bandaranya hanya 600-700 meter, jadi hanya pesawat jenis caravan yang bisa. Kalau tidak disubsidi harganya enggak akan logis barang-barang di sana," imbuhnya.
Mengenai mekanisme penyerahan subsidinya, menurut dia, pemerintah akan melakukan tender. Sehingga dia berharap beberapa maskapai yang memiliki kemampuan dapat mengikuti tender.
(ven)