Bedah Pekerjaan Rumah Program Tol Laut, Pak Menhub Tolong Pikirkan Muatan Balik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meluncurkan buku Tol Laut Konektivitas Visi Poros Maritim Indonesia. Dalam bedah buku Tol Laut yang dilakukan secara virtual, disimpulkan, masih butuh kolaborasi yang erat dari banyak pihak.
(Baca Juga: Kemenhub Mati-matian Menghidupkan Program Tol Laut )
Tidak hanya instutusi terkait namun juga kementerian maupun lembaga terkait. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, sebagai salah satu program unggulan pemerintah yang dimulai sejak tahun 2015, potensi dan terobosan baru masih diperlukan.
“Kami terus bersinergi dan bekerja sama dengan seluruh stakeholders perhubungan termasuk para operator pelabuhan untuk menetapkan langkah agar implementasi program tersebut mencapai hasil dan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat salah satunya diwujudkan dengan mensinergikan tahapan pada Sistem Perencanaan Nasional (Sistranas) dan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dengan melakukan berbagai inovasi agar tujuan utama Tol Laut dapat segera terwujud,” ujar Menhub Budi Karya.
Lebih lanjut Menhub mengatakan melalui program Tol Laut ini diharapkan dapat terjadi keseimbangan perdagangan antara wilayah barat dan timur sehingga diperlukan jaringan kapal, rute pelayaran, fasilitas pelabuhan yang memadai, konektivitas antar moda yang baik dan transparansi biaya logistik di setiap lini kegiatan pergerakan barang.
Sementara itu, pengamat kemaritiman Radja Oloan Saut Gurning dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengatakan, pekerjaan rumah tol laut ada pada bagaimana mengembalikan muatan balik ke daerah-daerah tujuan.
“Selama ini kapal itu mengikuti kantong-kantong perdagangan, sekarang kalau kapal menuju ke terpencil muatan baliknya seperti apa, kebanyakan hanya sumber alam dan itu juga terbatas, ini yang masih menjadi pekerjaan rumah,” ungkapnya.
(Baca Juga: Program Tol Laut Masih Jadi Andalan Distribusi Logistik )
Di sisi lain, sejumlah daerah yang menjadi rute tol laut masih berharap program ini bisa terus dilanjutkan. Bupati Pulau Morotai Benny Laos mengatakan, hambatan program tol laut ada pada peraturan Kementerian Perdagangan.
Menurut dia, Kemendag masih membatasi penetapan jenis barang yang diangkut sehingga menyulitkan bagi pengusaha di daerah. “Kemendag hanya mengijinkan barang-barang tertentu saja. sehingga ini menyulitkan pengusaha di daerah terutama untuk muatan balik,” ungkapnya.
Turut hadir sebagai narasumber pada webinar bedah buku Tol Laut yaitu Dirjen Perhubungan Laut, Agus H. Purnomo; Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI. Yudho Margono; Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Johni Marta; Bupati Pulau Morotai Maluku Utara, Benny Laos; Rektor ITS, Raja Oloan Saut Gurning.
(Baca Juga: Kemenhub Mati-matian Menghidupkan Program Tol Laut )
Tidak hanya instutusi terkait namun juga kementerian maupun lembaga terkait. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, sebagai salah satu program unggulan pemerintah yang dimulai sejak tahun 2015, potensi dan terobosan baru masih diperlukan.
“Kami terus bersinergi dan bekerja sama dengan seluruh stakeholders perhubungan termasuk para operator pelabuhan untuk menetapkan langkah agar implementasi program tersebut mencapai hasil dan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat salah satunya diwujudkan dengan mensinergikan tahapan pada Sistem Perencanaan Nasional (Sistranas) dan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dengan melakukan berbagai inovasi agar tujuan utama Tol Laut dapat segera terwujud,” ujar Menhub Budi Karya.
Lebih lanjut Menhub mengatakan melalui program Tol Laut ini diharapkan dapat terjadi keseimbangan perdagangan antara wilayah barat dan timur sehingga diperlukan jaringan kapal, rute pelayaran, fasilitas pelabuhan yang memadai, konektivitas antar moda yang baik dan transparansi biaya logistik di setiap lini kegiatan pergerakan barang.
Sementara itu, pengamat kemaritiman Radja Oloan Saut Gurning dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengatakan, pekerjaan rumah tol laut ada pada bagaimana mengembalikan muatan balik ke daerah-daerah tujuan.
“Selama ini kapal itu mengikuti kantong-kantong perdagangan, sekarang kalau kapal menuju ke terpencil muatan baliknya seperti apa, kebanyakan hanya sumber alam dan itu juga terbatas, ini yang masih menjadi pekerjaan rumah,” ungkapnya.
(Baca Juga: Program Tol Laut Masih Jadi Andalan Distribusi Logistik )
Di sisi lain, sejumlah daerah yang menjadi rute tol laut masih berharap program ini bisa terus dilanjutkan. Bupati Pulau Morotai Benny Laos mengatakan, hambatan program tol laut ada pada peraturan Kementerian Perdagangan.
Menurut dia, Kemendag masih membatasi penetapan jenis barang yang diangkut sehingga menyulitkan bagi pengusaha di daerah. “Kemendag hanya mengijinkan barang-barang tertentu saja. sehingga ini menyulitkan pengusaha di daerah terutama untuk muatan balik,” ungkapnya.
Turut hadir sebagai narasumber pada webinar bedah buku Tol Laut yaitu Dirjen Perhubungan Laut, Agus H. Purnomo; Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI. Yudho Margono; Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Johni Marta; Bupati Pulau Morotai Maluku Utara, Benny Laos; Rektor ITS, Raja Oloan Saut Gurning.
(akr)