Holding BUMN Perkebunan Cari Pendanaan Rp6 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) sebagai holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan mencari pendanaan sebesar Rp6 triliun untuk meningkatkan produktivitas tanaman pada tahun depan.
Direktur Utama PTPN III Holding, Elia Massa Manik menjelaskan, selama periode 2016 hingga 2018 mendatang, perseroan membutuhkan pendanaan sebesar Rp13 triliun. Sedangkan pada tahun ini, perseroan telah memperoleh pendanaan dari perbankan sebesar Rp2 triliun.
"Kami butuh injeksi dana segar Rp13 triliun hingga 2018. Tahun ini sudah diambil Rp2 triliun, tahun depan kami ambil lagi Rp6 triliun dari perbankan," kata Elia dalam jumpa persnya di Jakarta, Senin (19/12/2016).
Dana tersebut akan digunakan PTPN III Holding untuk meningkatkan kinerja, antara lain rehabilitasi dan peningkatan produktivitas tanaman, perbaikan kinerja dan kapasitas pabrik. Selain itu juga digunakan untuk investasi tanaman dan non tanaman.
"Rata-rata produktivitas empat komoditas seperti sawit, karet, gula dan teh akan tumbuh 15 persen hingga 22 persen pada tahun depan," jelasnya.
Seiring dengan pertumbuhan target produksi, penjualan pada tahun 2017 juga diharapkan dapat naik. Perseroan optimistis dapat meraih penjualan sebesar Rp46,7 triliun atau tumbuh 34,9% dibandingkan proyeksi hingga akhir tahun ini Rp34,62 triliun.
"Saat ini kami mulai menghasilkan laba, per bulan rata-rata laba yang dihasilkan sebesar Rp150-250 miliar, sehingga di tahun depan kami optimistis meraih net profit Rp650 miliar hingga Rp1 triliun," harapnya.
Sebagai catatan, hingga akhir Oktober 2016, perseroan memperoleh penjualan sebesar Rp26,8 triliun. Sedangkan raihan rugi usaha (di luar impairment/penurunan nilai aset) hingga Oktober 2016 yaitu mencapai Rp582 miliar. Hingga akhir tahun ini, rugi usaha perseroan ditargetkan Rp226 miliar, turun dibandingkan capaian rugi di 2015 sebesar Rp622 miliar.
Direktur Utama PTPN III Holding, Elia Massa Manik menjelaskan, selama periode 2016 hingga 2018 mendatang, perseroan membutuhkan pendanaan sebesar Rp13 triliun. Sedangkan pada tahun ini, perseroan telah memperoleh pendanaan dari perbankan sebesar Rp2 triliun.
"Kami butuh injeksi dana segar Rp13 triliun hingga 2018. Tahun ini sudah diambil Rp2 triliun, tahun depan kami ambil lagi Rp6 triliun dari perbankan," kata Elia dalam jumpa persnya di Jakarta, Senin (19/12/2016).
Dana tersebut akan digunakan PTPN III Holding untuk meningkatkan kinerja, antara lain rehabilitasi dan peningkatan produktivitas tanaman, perbaikan kinerja dan kapasitas pabrik. Selain itu juga digunakan untuk investasi tanaman dan non tanaman.
"Rata-rata produktivitas empat komoditas seperti sawit, karet, gula dan teh akan tumbuh 15 persen hingga 22 persen pada tahun depan," jelasnya.
Seiring dengan pertumbuhan target produksi, penjualan pada tahun 2017 juga diharapkan dapat naik. Perseroan optimistis dapat meraih penjualan sebesar Rp46,7 triliun atau tumbuh 34,9% dibandingkan proyeksi hingga akhir tahun ini Rp34,62 triliun.
"Saat ini kami mulai menghasilkan laba, per bulan rata-rata laba yang dihasilkan sebesar Rp150-250 miliar, sehingga di tahun depan kami optimistis meraih net profit Rp650 miliar hingga Rp1 triliun," harapnya.
Sebagai catatan, hingga akhir Oktober 2016, perseroan memperoleh penjualan sebesar Rp26,8 triliun. Sedangkan raihan rugi usaha (di luar impairment/penurunan nilai aset) hingga Oktober 2016 yaitu mencapai Rp582 miliar. Hingga akhir tahun ini, rugi usaha perseroan ditargetkan Rp226 miliar, turun dibandingkan capaian rugi di 2015 sebesar Rp622 miliar.
(ven)