Holding BUMN Perkebunan Terus Dorong Pengembangan UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen untuk terus mendorong pemberdayaan usaha mikro dan usaha kecil ( UMK ). Salah satunya dengan memperkuat mitra binaan melalui berbagai program, seperti bantuan modal usaha, pembinaan pengembangan usaha, perluasan pangsa pasar lewat pameran, hingga pelatihan go digital.
“Hal itu merupakan bentuk sinergi kami dengan UKM agar mereka dapat tumbuh dan berkembang, serta memperluas pasar,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, dikutip Jumat (9/12/2022).
Abdul Ghani menambahkan, saat ini PTPN Group memiliki 104 mitra binaan UMK. Dari jumlah tersebut, 32 mitra binaan di antaranya telah berhasil “naik kelas” dengan go online.
“Kami menargetkan, hingga akhir tahun 2022, mitra binaan kita yang bisa go online bisa mencapai 286 mitra binaan,” ujarnya.
PTPN Group, lanjut Abdul Ghani, konsisten memberdayakan mitra binaan UMKM guna mendukung upaya pemerintah menjaga ketahanan ekonomi nasional. Upaya itu sejalan dengan salah satu pilar program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BUMN.
“Jumlah UMKM yang sudah mencapai sekitar 64,2 juta, memiliki kontribusi besar terhadap PDB, serta mampu menyerap sebagian besar tenaga kerja nasional,” jelas Abdul Ghani.
Di ajang Forum Kemitraan Usaha Kecil Menengah (UKM)/Industri Kecil Menengah (IKM) yang digelar oleh KemenkopUKM belum lama ini, terdapat 630 pelaku UKM/IKM yang langsung berinteraksi dan melakukan penjajakan kerja sama atau konsultasi dengan 17 perusahaan BUMN/usaha besar, salah satunya PTPN III (Persero).
PTPN III menghadirkan dua kelompok mitra binaan yang bergerak di bidang usaha alat pertanian milik salah satu anak perusahaan, yakni Mola Maju Basamo pimpinan Desrico Apriyanus dan Rumbio Jaya Steel pimpinan Herman, yang berasal dari Desa Rumbio Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Selama ini, UKM/IKM lebih identik dengan batik, akik ataupun keripik, oleh karena itu melalui Forum Kemitraan UKM/IKM, diharapkan UMK/IKM lebih mengetahui produk-produk yang dibutuhkan oleh BUMN, sehingga UKM/IKM dapat menjadi bagian dari rantai pasok aktifitas bisnis perusahaan terutama BUMN. Di sisi lain, BUMN mengertahui bahwa untuk pemenuhan kebutuhan barang dan jasa, tidak hanya diperoleh dari pengusaha besar namun dapat disupply oleh UMK/IKM sesuai dengan standar yang dibutuhkan perusahaan.
“Hal itu merupakan bentuk sinergi kami dengan UKM agar mereka dapat tumbuh dan berkembang, serta memperluas pasar,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, dikutip Jumat (9/12/2022).
Abdul Ghani menambahkan, saat ini PTPN Group memiliki 104 mitra binaan UMK. Dari jumlah tersebut, 32 mitra binaan di antaranya telah berhasil “naik kelas” dengan go online.
“Kami menargetkan, hingga akhir tahun 2022, mitra binaan kita yang bisa go online bisa mencapai 286 mitra binaan,” ujarnya.
PTPN Group, lanjut Abdul Ghani, konsisten memberdayakan mitra binaan UMKM guna mendukung upaya pemerintah menjaga ketahanan ekonomi nasional. Upaya itu sejalan dengan salah satu pilar program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BUMN.
“Jumlah UMKM yang sudah mencapai sekitar 64,2 juta, memiliki kontribusi besar terhadap PDB, serta mampu menyerap sebagian besar tenaga kerja nasional,” jelas Abdul Ghani.
Di ajang Forum Kemitraan Usaha Kecil Menengah (UKM)/Industri Kecil Menengah (IKM) yang digelar oleh KemenkopUKM belum lama ini, terdapat 630 pelaku UKM/IKM yang langsung berinteraksi dan melakukan penjajakan kerja sama atau konsultasi dengan 17 perusahaan BUMN/usaha besar, salah satunya PTPN III (Persero).
PTPN III menghadirkan dua kelompok mitra binaan yang bergerak di bidang usaha alat pertanian milik salah satu anak perusahaan, yakni Mola Maju Basamo pimpinan Desrico Apriyanus dan Rumbio Jaya Steel pimpinan Herman, yang berasal dari Desa Rumbio Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Selama ini, UKM/IKM lebih identik dengan batik, akik ataupun keripik, oleh karena itu melalui Forum Kemitraan UKM/IKM, diharapkan UMK/IKM lebih mengetahui produk-produk yang dibutuhkan oleh BUMN, sehingga UKM/IKM dapat menjadi bagian dari rantai pasok aktifitas bisnis perusahaan terutama BUMN. Di sisi lain, BUMN mengertahui bahwa untuk pemenuhan kebutuhan barang dan jasa, tidak hanya diperoleh dari pengusaha besar namun dapat disupply oleh UMK/IKM sesuai dengan standar yang dibutuhkan perusahaan.
(uka)