Teknologi Akan Menentukan Budaya Kerja Masa Depan

JAKARTA - Para praktisi human resources (HR) saat ini harus memiliki strategi khusus untuk menghadapi tenaga kerja muda yang masuk dalam kategori generasi milenial. Permasalahan generasi milenial ini dibahas dalam HR Networking Event 2016 yang membahas lebih jauh tentang War Of The Millenial Workforce oleh para praktisi HR terkemuka.

Di ajang ini akan dibahas mengenai bagaimana engagement Generasi Y atau biasa disebut Milenial di lingkungan kerja dan bagaimana strategi mengelola multi generation workforce.

"HR Networking event merupakan forum interaktif bagi para HR direktur, manager, dan profesional untuk membangun jaringan dan saling berbagi pengetahuan, tips dan strategi terbaru tentang HR, agar perusahaan dapat memaksimalkan potensi pekerja milenial," kata Country Manager JobStreet.com Indonesia Faridah Lim di Jakarta, Senin (19/12/2016).

Dijelaskan, generasi milenial lahir dan tumbuh dikelilingi oleh internet, smartphone, laptop dan sosial media, dimana mereka bisa mendapatkan segala macam informasi secara instan. Generasi ini yang akan memasuki dunia kerja dengan kemampuan menggunakan teknologi dan business tool yang lebih baik dibanding seniornya.

Mereka ini yang akan menggantikan generasi Baby Boomers dan diprediksi pada 2020,generasi milenial akan memenuhi 50% dari global workforce.

"Keberadaan milenial sangat berpengaruh terhadap dunia kerja karena aspirasi karir mereka, sikap mereka di lingkungan kerja, pengetahuan tentang teknologi akan menentukan budaya kerja di masa depan. Jika perusahaan tidak melakukan usaha untuk menarik talenta ini, besar kemungkinan mereka akan beralih ke kompetitor," jelasnya.

Saat ini para pencari kerja yang terdaftar di JobStreet berjumlah 4,8 juta. Ini merupakan jumlah fantastis, terlebih kandidat ini serius mencari kerja. Hal ini terlihat dari grafik lamanya mereka menghabiskan waktu di website JobStreet yakni 13.15 menit dan lebih dari 39 halaman website JobStreet dikunjungi.