Industri Rumput Laut Indonesia Masih Alami Kendala

Selasa, 10 Januari 2017 - 12:18 WIB
Industri Rumput Laut...
Industri Rumput Laut Indonesia Masih Alami Kendala
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan, ketidaksiapan industri pengolah bahan baku yang ada di Indonesia untuk menyerap rumput laut lokal menjadi persoalan tersendiri.

(Baca: Pemerintah Diminta Tinjau Ulang Kebijakan Kelautan-Perikanan)

Yugi menjelaskan, jika pemerintah ingin mendorong pertumbuhan dan berkembangnya industri dalam negeri serta mendapatkan nilai tambah perlu dibuat persiapan matang, terutama dalam hal daya saing dan pasar karena pasar rumput laut dan hasil olahannya lebih banyak berada di luar negeri.

Selain itu, lanjut dia, industri formulasi yang ada di Indonesia masih sedikit, sementara rumput laut sebelum masuk ke Industri pembuat produk harus melalui industri formulasi terlebih dahulu karena di tahap ini akan ditentukan pasar dan penggunaannya.

Hal ini berkaitan dengan pembuatan produk yang akan dibuat serta berapa banyak kebutuhan itu. "Industri formulasi dan industri pengguna dengan bahan hasil olahan rumput laut banyak terdapat di luar negeri. Industri ini melibatkan riset dan pengembangan serta penggunaan teknologi yang tepat," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Menurutnya, penyerapan dalam negeri cukup rendah sementara produksi rumput laut melimpah. Seharusnya, pemerintah tidak membatasi atau mengenakan bea keluar ekspor bahan baku rumput laut.

Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis mengatakan, sebelum dapat digunakan oleh industri pengguna, rumput laut harus masuk terlebih dahulu kepada industri pengolah yang mengolah bahan baku menjadi agar-agar.

"Kemudian, setelah itu masuk ke industri formulasi, baru kemudian dapat digunakan oleh industri pengguna dengan produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik dan lainnya," pungkas Safari.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1211 seconds (0.1#10.140)