Wall Street dan Dolar AS Naik Setelah Komentar Yellen
A
A
A
NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street dan dolar AS (USD) menguat pada penutupan perdagangan Rabu (18/1/2017) waktu setempat, setelah Gubernur Federal Reserve Janet Yellen menyarankan bank sentral AS bersiap diri menaikkan suku bunga secepatnya pada tahun ini.
Melansir Reuters, Kamis (19/1/2017), Yellen mengatakan agar The Fed jangan menunggu terlalu lama untuk bergerak menuju tingkat netral karena berpotensi buruk bagi perekonomian di tengah jalan. “Jangan menunggu terlalu lama karena akan banyak inflasi dan ketidakstabilan keuangan,” ujarnya.
Indeks S & P 500 ditutup menguat 4 poin atau 0,18% ke level 2.271,89, Nasdaq Composite bertambah 16,93 poin atau 0,31% ke 5.555,65, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 22,05 poin atau 0,11% ke posisi 19.804,72.
Sementara itu indeks USD yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama naik 1% setelah hampir enam pekan melemah. Indeks USD berada di posisi 101,260 DXY. Alhasil USD berotot 0,7% terhadap euro, meningkat 1,2% terhadap poundsterling dan naik 1,5% atas yen.
“Dengan tarif suku bunga yang naik itu akan menjadi lebih menarik agar uang masuk ke AS daripada di luar negeri,” ujar Direktur Strategi Investasi di Glenmede di Philadelphia, Jason Pride.
Sebagian besar investor memang sedang menunggu kejelasan dari kebijakan pemerintahan Donald Trump, sedangkan yang lain sedang menunggu laporan data perekonomian pada kuartal keempat tahun lalu.
Selepas pemilu, Wall Street memang telah menggantang asa kepada janji-janji kampanye Trump, soal pajak yang lebih rendah, peraturan yang lebih ringan dan pengeluaran fiskal. Namun sejauh ini sejak awal 2017, banyak investor telah menekan tombol pause menjelang pelantikan Jumat, 20 Januari besok.
Melansir Reuters, Kamis (19/1/2017), Yellen mengatakan agar The Fed jangan menunggu terlalu lama untuk bergerak menuju tingkat netral karena berpotensi buruk bagi perekonomian di tengah jalan. “Jangan menunggu terlalu lama karena akan banyak inflasi dan ketidakstabilan keuangan,” ujarnya.
Indeks S & P 500 ditutup menguat 4 poin atau 0,18% ke level 2.271,89, Nasdaq Composite bertambah 16,93 poin atau 0,31% ke 5.555,65, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 22,05 poin atau 0,11% ke posisi 19.804,72.
Sementara itu indeks USD yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama naik 1% setelah hampir enam pekan melemah. Indeks USD berada di posisi 101,260 DXY. Alhasil USD berotot 0,7% terhadap euro, meningkat 1,2% terhadap poundsterling dan naik 1,5% atas yen.
“Dengan tarif suku bunga yang naik itu akan menjadi lebih menarik agar uang masuk ke AS daripada di luar negeri,” ujar Direktur Strategi Investasi di Glenmede di Philadelphia, Jason Pride.
Sebagian besar investor memang sedang menunggu kejelasan dari kebijakan pemerintahan Donald Trump, sedangkan yang lain sedang menunggu laporan data perekonomian pada kuartal keempat tahun lalu.
Selepas pemilu, Wall Street memang telah menggantang asa kepada janji-janji kampanye Trump, soal pajak yang lebih rendah, peraturan yang lebih ringan dan pengeluaran fiskal. Namun sejauh ini sejak awal 2017, banyak investor telah menekan tombol pause menjelang pelantikan Jumat, 20 Januari besok.
(ven)