Relokasi Pasar Rejomulyo, Ini Alasan Pedagang Belum Mau Ambil Undian
A
A
A
SEMARANG - Dinas Perdagangan Kota Semarang, Jawa Tengah, sudah mengakhiri pengambilan undian lapak pedagang pasar Ikan Rejomulyo pada Kamis (19/1). Meski demikian, sebagian pedagang ikan basah belum mau untuk mengambil undian, meski terancam tidak akan mendapatkan lapak untuk berjualan.
Kepala Seksi Penataan dan Pemetaan Dinas Pedagangan Kota Semarang Otaviatmo mengatakan, sampai akhir penutupan pengundian lapak pada Kamis (19/1/2017) baru 16 pedagang ikan basah yang mengambil kupon, dari total 66 lapak yang teregistis milik 47 pedagang. “Kalau kemarin (Rabu 18/1) ada 15 yang mengambil dan untuk hari ini hanya satu,” katanya.
Dia menjelaskan, dengan tidak mengambil undian maka sudah menjadi resiko dari pedagang karena tidak mendapatkan lapak untuk berdagang. “Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa hari ini adalah batas akhir, kalau tidak mengambil berarti bukan lagi tanggungjawab Dinas Perdagangan,” tandasnya.
Ia menyebutkan, untuk seluruh pedagang kecuali pedagang ikan basah, seluruhnya sudah mengambil kupon undian lapak dan sudah siap untuk pindah pada tanggal 25 mendatang.
Secara terpisah kepala Dinas Pasar Fajar Purwoto menegaskan, begitu undian terakhir selesai, pada 25 Agustus akan langsung pindah. Kalaupun masih ada pedagang ikan basah yang belum mau pindah pihaknya tidak mempermasalahkannya.
“Terkait dengan pedagang ikan basah, kami sudah mengirim surat ke Pak Walikota (Hendrar Prihadi) untuk menindaklanjuti,” katanya.
Dia menegaskan, jika pedagang tidak memanfaatkan pasar yang sudah dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit itu, maka menjadi tanggungjawab pedagang itu sendiri. "Yang pasti tanggal 25 pindah, kemudian akan segera dilakukan pembongkaran Pasar Rejomulyo lama, karena akan digunakan untuk ruang terbuka hijau," ucapnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Ikan Basah Pasar Rejomulyo Mujibburohman mengaku, para pedagang ikan basah yang belum mengambil undian karena tuntutannya belum dipenuhi oleh pemerintah.
Dia mengatakan ada enam item yang menjadi tuntutan para pedagang ikan basah. Pertama adalah penggantian lantai dari keramik menjadi lantai plester biasa supaya tidak licin, perbaikan drainase, perluasan lapak, pelebaran lokasi loading barang, tempat parkir dan juga minta diberikan kanopi.
Kami sebenarnya bukan tidak mau pindah, kami mau asalkan ada perbaikan terlebih dahulu, misalnya untuk tempat loading ikang, kami butuh tempat yang mampu menampung 20-30 kendaraan sekaligus,” katanya.
Dia mengaku, para pedagang sudah berusaha untuk melakukan audiensi dengan Walikota Semarang, namun sejauh ini belum pernah bisa bertemu. "Kami masih menunggu. Kami ingin menagih janji Pak Walikota yang menyatakan akan diperbaiki dulu baru kami dipindahkan,” ucapnya.
Dia menegaskan, para pedagang tidak membutuhkan bangunan yang mewah dan megah. Para pedagang hanya ingin tempat berdagang yang sederhana, namun mampu mengakomodir kebutuhan.
Kepala Seksi Penataan dan Pemetaan Dinas Pedagangan Kota Semarang Otaviatmo mengatakan, sampai akhir penutupan pengundian lapak pada Kamis (19/1/2017) baru 16 pedagang ikan basah yang mengambil kupon, dari total 66 lapak yang teregistis milik 47 pedagang. “Kalau kemarin (Rabu 18/1) ada 15 yang mengambil dan untuk hari ini hanya satu,” katanya.
Dia menjelaskan, dengan tidak mengambil undian maka sudah menjadi resiko dari pedagang karena tidak mendapatkan lapak untuk berdagang. “Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa hari ini adalah batas akhir, kalau tidak mengambil berarti bukan lagi tanggungjawab Dinas Perdagangan,” tandasnya.
Ia menyebutkan, untuk seluruh pedagang kecuali pedagang ikan basah, seluruhnya sudah mengambil kupon undian lapak dan sudah siap untuk pindah pada tanggal 25 mendatang.
Secara terpisah kepala Dinas Pasar Fajar Purwoto menegaskan, begitu undian terakhir selesai, pada 25 Agustus akan langsung pindah. Kalaupun masih ada pedagang ikan basah yang belum mau pindah pihaknya tidak mempermasalahkannya.
“Terkait dengan pedagang ikan basah, kami sudah mengirim surat ke Pak Walikota (Hendrar Prihadi) untuk menindaklanjuti,” katanya.
Dia menegaskan, jika pedagang tidak memanfaatkan pasar yang sudah dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit itu, maka menjadi tanggungjawab pedagang itu sendiri. "Yang pasti tanggal 25 pindah, kemudian akan segera dilakukan pembongkaran Pasar Rejomulyo lama, karena akan digunakan untuk ruang terbuka hijau," ucapnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Ikan Basah Pasar Rejomulyo Mujibburohman mengaku, para pedagang ikan basah yang belum mengambil undian karena tuntutannya belum dipenuhi oleh pemerintah.
Dia mengatakan ada enam item yang menjadi tuntutan para pedagang ikan basah. Pertama adalah penggantian lantai dari keramik menjadi lantai plester biasa supaya tidak licin, perbaikan drainase, perluasan lapak, pelebaran lokasi loading barang, tempat parkir dan juga minta diberikan kanopi.
Kami sebenarnya bukan tidak mau pindah, kami mau asalkan ada perbaikan terlebih dahulu, misalnya untuk tempat loading ikang, kami butuh tempat yang mampu menampung 20-30 kendaraan sekaligus,” katanya.
Dia mengaku, para pedagang sudah berusaha untuk melakukan audiensi dengan Walikota Semarang, namun sejauh ini belum pernah bisa bertemu. "Kami masih menunggu. Kami ingin menagih janji Pak Walikota yang menyatakan akan diperbaiki dulu baru kami dipindahkan,” ucapnya.
Dia menegaskan, para pedagang tidak membutuhkan bangunan yang mewah dan megah. Para pedagang hanya ingin tempat berdagang yang sederhana, namun mampu mengakomodir kebutuhan.
(ven)