Bulog Targetkan Serap 120.000 Ton Beras

Jum'at, 20 Januari 2017 - 22:39 WIB
Bulog Targetkan Serap 120.000 Ton Beras
Bulog Targetkan Serap 120.000 Ton Beras
A A A
PALEMBANG - Ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat menjadi salah fungsi Perum Bulog. Tahun ini, Bulog Divisi Regional Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel-Babel) menargetkan menyerap sekitar 120.000 ton beras dari petani.

Kepala Bulog Divre Sumsel-Babel, Baktiar AS, mengatakan pihaknya meningkatkan serapan beras pada tahun 2017 ini. Hal ini untuk semakin meningkatkan ketahanan pangan di Sumsel. Penyerapan terbesar akan berasal dari Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan beberapa wilayah lain di Sumsel.

“Saat ini, cadangan beras mencapai 48 ribu ton dan masih cukup untuk tujuh bulan ke depan. Rencananya pada tahun ini akan menyerap 120 ribu ton, lebih tinggi dibandingkan 2016 yang hanya 100 ribu ton,” ungkapnya, Jumat (20/1/2017).

Sementara untuk meningkatkan kualitas beras di gudang, Bulog akan membangun gudang penggilingan dengan nilai investasi mencapai Rp11 miliar. Bangunan gudang penggilingan ini akan membuat produksi beras yang disimpan di gudang bertahan lebih baik dan lebih lama. “Cadangan ini, nantinya juga untuk Bangka Belitung,” sambungnya.

Proyeksi penyerapan beras ini, diprediksikan berasal dari Ogan Komering Ulu sebanyak 1.000 ton, dari Lubuklinggau sebanyak 1.000 ton, dan dari Banyuasin sebanyak 1.500 ton. Lanjut dia, penyerapan senilai 120.000 ton ini diprediksi menelan anggaran Rp7,3 triliun.

Jumlah serapan ini juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah pusat yang menggantikan program raskin dengan sistem voucher. “Nilai ini masih bisa berubah dan disesuaikan dengan anggaran dari pemerintah pusat,” terangnya.

Ikhtiar mewujudkan ketahanan pangan juga diungkapkan Kadis Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Erwin Noor Wibowo. Ia mengatakan, petani di Sumsel mengalami pergeseran waktu tanam yang mengakibatkan akan panen lebih awal. Hal ini merupakan salah satu kebijakan dalam menghindari bencana kebakaran hutan dan lahan (Kathurla) dengan sistem padi sonor (membakar).

“Petani Sumsel hampir serentak bertanam di November dan akan panen di Januari-Februari nanti. Produksi 4,7 juta ton dengan target surplus 2,5 juta ton, maka beras Sumsel akan banjir di pasaran awal tahun ini. Karena itu, perlu juga penyerapan tinggi dari Bulog,” ungkapnya.

Selain penyerapan Bulog, akan membuat beras petani lebih mudah diterima pasar. Mengingat waktu panen beras di daerah lain baru berlangsung setelah Maret. Sehingga, sebelum beras luar membanjiri pasar maka beras Sumsel sudah terlebih dahulu berada di pasaran.

“Ini strategi pasar juga agar pasar beras Sumsel bisa lebih luas. Misalnya ke Jawa dan lainnya di luar Pulau Sumatra atau ke Lampung,”pungkas Erwin.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6979 seconds (0.1#10.140)