Indonesia Eximbank Dukung Ekonomi Kreatif Berbasis Ekspor
A
A
A
JAKARTA - Sinergi antara lembaga pembiayaan ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan Badan ekonomi kreatif (Bekraf) terus ditingkatkan melalui nota kesepahaman yang ditandatangani Managing Director Bidang pembiayaan Usaha Kecil Menengah berorientasi Ekspor (UKME) Indra Wijaya Supriadi dam Managing Director bidang Perencanaan Strategis Eximbank Bonifacius Prasetyo.
Penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen kedua institusi dalam memajukan ekspor nasional di bidang ekonomi kreatif (berorientasi ekspor) sesuai fungsi dan peranannya.
Plt. Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank,Susiwijono Moegiarso menekankan, bahwa Indonesia Eximbank berkomitmen menjalankan perannya memberikan layanan pembiayaan ekspor dengan suku bunga kompetitif, fasilitas penjaminan dan asuransi yang dapat meminimalisasi risiko dalam aktivitas ekspor, serta jasa konsultasi untuk meningkatkan daya saing eksportir Indonesia.
"Kami sadar ekonomi kreatif akan semakin membesar porsinya untuk PDB. Jadi kami mendukung setiap potensi yang mendorong kegiatan ekonomi" ujar Susiwiyono di kantor Indonesia Eximbank lantai 2 Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (26/1/2017).
Dalam kurun waktu 2010-2015, besaran PDB (produk domestik bruto) ekonomi kreatif naik dari Rp525,96 triliun menjadi Rp852,24 triliun. Tercatat ada peningkatan 10,41% per tahun. Subsektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah kerajinan (11,81%), fashion (7,12%), periklanan (6,02%) serta arsitektur (5,59%). Sedangkan rata-rata pertumbuhan industri kreatif nasional sebesar 7% per tahun.
Sementara itu, terdapat 16 subektor industri kreatif yang ada di Indonesia dapat dikenal dan bersaing di tingkat internasional, diantaranya aplikasi dan pengembangan permainan, fashion, film, animasi dan video, fotografi dan musik.
Susiwiyono berharap dengan terlaksananya nota kesepahaman ini, pelaku ekonomi kreatif Indonesia memiliki kesempatan mengembangkan usahanya serta melakukan ekspor, sehingga dapat bersaing dengan para pelaku ekonomi kreatif di pasar internasional.
Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik mengatakan, pihaknya mendorong para pelaku ekonomi kreatif mengembangkan usaha dan pasar produknya di kancah internasional melalui ekspor dan ekspansi usaha di luar negeri serta memperoleh aksis pembiayaan ekspor dari Indonesia Eximbank. "Kita punya jutaan keunikan dan kekhasan supaya Indonesia menang di peta persaingan pasar global," ujarnya.
Adapun untuk kinerja Indonesia Eximbank pada Desember 2016 (unaudited) tercatat solid. Hal ini tercermin dari pertumbuhan total aset Indonesia Eximbank mencapai Rp99,01 triliun, meningkat 16,52% dari posisi Desember 2015. Pertumbuhan ini ditopang dari kenaikan pembiayaan, penjaminan dan asuransi yang masing-masing mencapai 18,25% (Rp88,48 triliun), 30,06% (Rp8,13 triliun) dan 681,46% (Rp9,43 triliun).
Penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen kedua institusi dalam memajukan ekspor nasional di bidang ekonomi kreatif (berorientasi ekspor) sesuai fungsi dan peranannya.
Plt. Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank,Susiwijono Moegiarso menekankan, bahwa Indonesia Eximbank berkomitmen menjalankan perannya memberikan layanan pembiayaan ekspor dengan suku bunga kompetitif, fasilitas penjaminan dan asuransi yang dapat meminimalisasi risiko dalam aktivitas ekspor, serta jasa konsultasi untuk meningkatkan daya saing eksportir Indonesia.
"Kami sadar ekonomi kreatif akan semakin membesar porsinya untuk PDB. Jadi kami mendukung setiap potensi yang mendorong kegiatan ekonomi" ujar Susiwiyono di kantor Indonesia Eximbank lantai 2 Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (26/1/2017).
Dalam kurun waktu 2010-2015, besaran PDB (produk domestik bruto) ekonomi kreatif naik dari Rp525,96 triliun menjadi Rp852,24 triliun. Tercatat ada peningkatan 10,41% per tahun. Subsektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah kerajinan (11,81%), fashion (7,12%), periklanan (6,02%) serta arsitektur (5,59%). Sedangkan rata-rata pertumbuhan industri kreatif nasional sebesar 7% per tahun.
Sementara itu, terdapat 16 subektor industri kreatif yang ada di Indonesia dapat dikenal dan bersaing di tingkat internasional, diantaranya aplikasi dan pengembangan permainan, fashion, film, animasi dan video, fotografi dan musik.
Susiwiyono berharap dengan terlaksananya nota kesepahaman ini, pelaku ekonomi kreatif Indonesia memiliki kesempatan mengembangkan usahanya serta melakukan ekspor, sehingga dapat bersaing dengan para pelaku ekonomi kreatif di pasar internasional.
Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik mengatakan, pihaknya mendorong para pelaku ekonomi kreatif mengembangkan usaha dan pasar produknya di kancah internasional melalui ekspor dan ekspansi usaha di luar negeri serta memperoleh aksis pembiayaan ekspor dari Indonesia Eximbank. "Kita punya jutaan keunikan dan kekhasan supaya Indonesia menang di peta persaingan pasar global," ujarnya.
Adapun untuk kinerja Indonesia Eximbank pada Desember 2016 (unaudited) tercatat solid. Hal ini tercermin dari pertumbuhan total aset Indonesia Eximbank mencapai Rp99,01 triliun, meningkat 16,52% dari posisi Desember 2015. Pertumbuhan ini ditopang dari kenaikan pembiayaan, penjaminan dan asuransi yang masing-masing mencapai 18,25% (Rp88,48 triliun), 30,06% (Rp8,13 triliun) dan 681,46% (Rp9,43 triliun).
(ven)