Bulog Investasi Rp2,3 Triliun di 2017
A
A
A
JAKARTA - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) tahun ini menginvestasikan Rp2,3 triliun yang bersumber dari dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dan dana internal.
Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, tahun 2017 Bulog mendapat dana PMN sebesar Rp2 triliun yang akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur yang dimiliki Bulog terutama infrastruktur paska panen.
“Kita punya PMN yang akan dipakai untuk menyempurnakan atau menambah infrastruktur Perum Bulog, yang utama adalah paska panen mulai mesin panen, pengering, processing, bahkan reprocessing dan pengemasan,” ujarnya dalam jumpa pers di Gedung Bulog Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Menurut Djarot, selama ini infrastruktur yang dimiliki Bulog masih sangat minim dan jauh dari ideal. Tanpa infrastruktur memadai, Bulog tertatih-tatih dalam menjalankan perannya. Djarot mencontohkan, Bulog acapkali mendapat keluhan dari masyarakat lantaran tidak bersedia menampung gabah atau jagung mereka.
“Padahal kami pasti mau ambil. Yang jadi masalah seringkali kita jumpai jagungnya itu kadar airnya masih di kisaran 20-22. Di sisi lain, kami tidak punya mesin pengering. Sehingga kalau dipaksakan beli nanti terancam jagungnya akan berjamur aflatoxin. Begitu juga gabah, kadang kami tidak berani serap karena tidak punya dryer,” tuturnya.
Direktur SDM dan Umum Perum Bulog Wahyu Suparyono mengungkapkan, beberapa infrastruktur yang akan dibangun dengan dana PMN sesuai RKAP 2017 antara lain pembangunan Modern Rice Milling Plant (MRMP) terintegrasi dengan kapasitas serapan 1 juta ton setara Gabah Kering Panen (GKP) per tahun di sentra produksi padi.
Selain itu pembangunan mesin Rice to Rice dengan kuantum pengadaan beras sebesar 250.000 ton beras per tahun, serta pembangunan 11 unit Drying Centre dan 64 unit Silo jagung dengan total kapasitas Silo 192.000 ton.
“Kami juga akan membangun gudang penyimpanan kedelai sebanyak 13 unit gudang dengan total kapasitas gudang 45.000 ton di sentra-sentra produksi,” ungkapnya.
Adapun pembangunan infrastruktur akan langsung dikendalikan oleh Tim Infrastruktur. Djarot menambahkan, berdasar perhitungan Bulog dana PMN Rp2 triliun tersebut kemungkinan tidak akan seluruhnya terpakai tahun ini, melainkan hanya akan habis terbayar sekitar Rp1,4 triliun.
“Selain investasi yang sumber dananya dari PMN, tahun ini Bulog juga berinvestasi dengan menggunakan dana internal sebesar Rp900 miliar. Artinya, di 2017 ini akan keluar investasi Rp2,3 triliun,” pungkasnya.
Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, tahun 2017 Bulog mendapat dana PMN sebesar Rp2 triliun yang akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur yang dimiliki Bulog terutama infrastruktur paska panen.
“Kita punya PMN yang akan dipakai untuk menyempurnakan atau menambah infrastruktur Perum Bulog, yang utama adalah paska panen mulai mesin panen, pengering, processing, bahkan reprocessing dan pengemasan,” ujarnya dalam jumpa pers di Gedung Bulog Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Menurut Djarot, selama ini infrastruktur yang dimiliki Bulog masih sangat minim dan jauh dari ideal. Tanpa infrastruktur memadai, Bulog tertatih-tatih dalam menjalankan perannya. Djarot mencontohkan, Bulog acapkali mendapat keluhan dari masyarakat lantaran tidak bersedia menampung gabah atau jagung mereka.
“Padahal kami pasti mau ambil. Yang jadi masalah seringkali kita jumpai jagungnya itu kadar airnya masih di kisaran 20-22. Di sisi lain, kami tidak punya mesin pengering. Sehingga kalau dipaksakan beli nanti terancam jagungnya akan berjamur aflatoxin. Begitu juga gabah, kadang kami tidak berani serap karena tidak punya dryer,” tuturnya.
Direktur SDM dan Umum Perum Bulog Wahyu Suparyono mengungkapkan, beberapa infrastruktur yang akan dibangun dengan dana PMN sesuai RKAP 2017 antara lain pembangunan Modern Rice Milling Plant (MRMP) terintegrasi dengan kapasitas serapan 1 juta ton setara Gabah Kering Panen (GKP) per tahun di sentra produksi padi.
Selain itu pembangunan mesin Rice to Rice dengan kuantum pengadaan beras sebesar 250.000 ton beras per tahun, serta pembangunan 11 unit Drying Centre dan 64 unit Silo jagung dengan total kapasitas Silo 192.000 ton.
“Kami juga akan membangun gudang penyimpanan kedelai sebanyak 13 unit gudang dengan total kapasitas gudang 45.000 ton di sentra-sentra produksi,” ungkapnya.
Adapun pembangunan infrastruktur akan langsung dikendalikan oleh Tim Infrastruktur. Djarot menambahkan, berdasar perhitungan Bulog dana PMN Rp2 triliun tersebut kemungkinan tidak akan seluruhnya terpakai tahun ini, melainkan hanya akan habis terbayar sekitar Rp1,4 triliun.
“Selain investasi yang sumber dananya dari PMN, tahun ini Bulog juga berinvestasi dengan menggunakan dana internal sebesar Rp900 miliar. Artinya, di 2017 ini akan keluar investasi Rp2,3 triliun,” pungkasnya.
(ven)