Pentingnya Bojonegoro bagi Produksi Migas Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Bupati Bojonegoro Suyoto mengungkapkan, daerahnya menyumbang 25% dari keseluruhan produksi minyak di Indonesia. Jumlahnya mencapai 200 ribu barel per hari.
Suyoto menjelaskan, produksi lapangan migas Banyu Urip, Blok Cepu, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terus mengalami peningkatan. Saat ini ditargetkan bisa naik sampai 205 ribu barel/hari.
"Berapa yang disumbangkan? 200 ribu barel per hari hampir 25% produksi minyak Indonesia tergantung Bojonegoro. Kalau tahun ini, Banyu Urip dinaikkan dari 165 ribu barel menjadi 185 ribu barel dan akan naik jadi 205 ribu barel, berarti lebih dari 25% minyak Indonesia tergantung dari Bojonegoro," ujarnya dalam seminar Indonesia Economic Outlook 2017 yang diselenggarakan KORAN SINDO dan SINDOnews di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Dia mengungkapkan, proyek gas Jambaran Tiung Biru (JTB) juga akan digenjot hingga 225 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day). Sehingga, Indonesia memiliki tambahan sumber gas.
"Pada 2019, Indonesia dapat 225 MMSCFD tambahan gas bersih. Dari sisi investasi 2016, capex turun dan akan naik minimal USD1 miliar dari gas Tiung Biru," Kata Suyoto.
Selain itu, ada potensi dari sektor hilirisasi migas untuk dipakai di domestik. Nilai investasi yang akan masuk diperkirakan akan mencapai USD400 juta.
"Hilirisasi di Bojonegoro ada refinary 16 ribu barel dari Banyu Urip yang tadinya ekspor diolah, investasi USD400 juta," pungkasnya.
Suyoto menjelaskan, produksi lapangan migas Banyu Urip, Blok Cepu, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terus mengalami peningkatan. Saat ini ditargetkan bisa naik sampai 205 ribu barel/hari.
"Berapa yang disumbangkan? 200 ribu barel per hari hampir 25% produksi minyak Indonesia tergantung Bojonegoro. Kalau tahun ini, Banyu Urip dinaikkan dari 165 ribu barel menjadi 185 ribu barel dan akan naik jadi 205 ribu barel, berarti lebih dari 25% minyak Indonesia tergantung dari Bojonegoro," ujarnya dalam seminar Indonesia Economic Outlook 2017 yang diselenggarakan KORAN SINDO dan SINDOnews di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Dia mengungkapkan, proyek gas Jambaran Tiung Biru (JTB) juga akan digenjot hingga 225 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day). Sehingga, Indonesia memiliki tambahan sumber gas.
"Pada 2019, Indonesia dapat 225 MMSCFD tambahan gas bersih. Dari sisi investasi 2016, capex turun dan akan naik minimal USD1 miliar dari gas Tiung Biru," Kata Suyoto.
Selain itu, ada potensi dari sektor hilirisasi migas untuk dipakai di domestik. Nilai investasi yang akan masuk diperkirakan akan mencapai USD400 juta.
"Hilirisasi di Bojonegoro ada refinary 16 ribu barel dari Banyu Urip yang tadinya ekspor diolah, investasi USD400 juta," pungkasnya.
(ven)