Inflasi di Jateng Capai 1,16%, Lebih Tinggi dari Nasional
A
A
A
SEMARANG - Kenaikan biaya pengurusan STNK dan BPKP menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi pada Januari 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, mencatat inflasi pada Januari mencapai 1,16%, lebih tinggi dari inflasi nasional 0,97%.
"Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan bulan Desember 2016 dengan inflasi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 124,71," ujar Kepala BPS Jawa Tengah, Margo Yuwono, Rabu (1/2/2017).
Dia mengungkapkan, pemicu inflasi adalah biaya perpanjangan STNK, tarif pulsa ponsel, tarif listrik, cabai rawit dan bensin. Berdasarkan hal tersebut, dominasi pemicu dipengaruhi dari kebijakan pemerintah. "Kebijakan pemerintah mendorong adanya inflasi cukup tinggi di awal tahun, kecuali tarif ponsel karena provider memiliki kebijakan tersendiri," terangnya.
Menurutnya, biaya perpanjangan STNK menyumbang inflasi hingga 0,3359 %, dan tarif listrik mendorong inflasi sebesar 0,1786%. "Jika subsidi dicabut, otomatis rumah tangga membayar per KwH sehingga biaya lebih tinggi dibandingkan tanpa subsidi. Subsidi ada sebagian biaya yang ditanggung pemerintah, sama halnya bensin juga. Dulu dibantu pemerintah, sekarang tidak sehingga memberi andil cukup besar terhadap inflasi," katanya.
Dia menjelaskan, cabai rawit masih mempengaruhi inflasi tapi tidak begitu tinggi. Harga masih relatif tinggi dari bulan ke bulan menyangkut suplai dan distribusi. "Persoalan cabai masih terkait dengan cuaca yang mempengaruhi hasil panen," terangnya.
Menurutnya, laju inflasi tahun kalender Januari 2017 sebesar 1,16% lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Januari 2016 sebesar 0,48%. Sedangkan, laju inflasi year on year Januari 2017 sebesar 3,06 lebih rendah dibandingkan laju inflasi year on year Januari 2016 sebesar 3,58%.
Kabid Statistik Produksi BPS, Totok Tavirijanto, melanjutkan, inflasi di provinsi ini terjadi di Kota Cilacap sebesar 1,6%, Kudus 1,36%, Surakarta 1,16%, Kota Semarang 1,11% dan Purwokerto 1,05%.
Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Surabaya sebesar 1,76%, Yogyakarta 1,24%, Semarang 1,11%, DKI Jakarta sebesar 0,99% dan inflasi terendah di Bandung sebesar 0,49%. Adapun, lanjut dia, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadi deflasi adalah bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, semen dan tomat sayur.
"Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan bulan Desember 2016 dengan inflasi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 124,71," ujar Kepala BPS Jawa Tengah, Margo Yuwono, Rabu (1/2/2017).
Dia mengungkapkan, pemicu inflasi adalah biaya perpanjangan STNK, tarif pulsa ponsel, tarif listrik, cabai rawit dan bensin. Berdasarkan hal tersebut, dominasi pemicu dipengaruhi dari kebijakan pemerintah. "Kebijakan pemerintah mendorong adanya inflasi cukup tinggi di awal tahun, kecuali tarif ponsel karena provider memiliki kebijakan tersendiri," terangnya.
Menurutnya, biaya perpanjangan STNK menyumbang inflasi hingga 0,3359 %, dan tarif listrik mendorong inflasi sebesar 0,1786%. "Jika subsidi dicabut, otomatis rumah tangga membayar per KwH sehingga biaya lebih tinggi dibandingkan tanpa subsidi. Subsidi ada sebagian biaya yang ditanggung pemerintah, sama halnya bensin juga. Dulu dibantu pemerintah, sekarang tidak sehingga memberi andil cukup besar terhadap inflasi," katanya.
Dia menjelaskan, cabai rawit masih mempengaruhi inflasi tapi tidak begitu tinggi. Harga masih relatif tinggi dari bulan ke bulan menyangkut suplai dan distribusi. "Persoalan cabai masih terkait dengan cuaca yang mempengaruhi hasil panen," terangnya.
Menurutnya, laju inflasi tahun kalender Januari 2017 sebesar 1,16% lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Januari 2016 sebesar 0,48%. Sedangkan, laju inflasi year on year Januari 2017 sebesar 3,06 lebih rendah dibandingkan laju inflasi year on year Januari 2016 sebesar 3,58%.
Kabid Statistik Produksi BPS, Totok Tavirijanto, melanjutkan, inflasi di provinsi ini terjadi di Kota Cilacap sebesar 1,6%, Kudus 1,36%, Surakarta 1,16%, Kota Semarang 1,11% dan Purwokerto 1,05%.
Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Surabaya sebesar 1,76%, Yogyakarta 1,24%, Semarang 1,11%, DKI Jakarta sebesar 0,99% dan inflasi terendah di Bandung sebesar 0,49%. Adapun, lanjut dia, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadi deflasi adalah bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, semen dan tomat sayur.
(ven)