Balas Sanksi AS, Iran Tolak Perusahaan Minyak Amerika

Senin, 06 Februari 2017 - 18:31 WIB
Balas Sanksi AS, Iran...
Balas Sanksi AS, Iran Tolak Perusahaan Minyak Amerika
A A A
TEHERAN - Wakil Menteri Perminyakan Iran Amir Hossein Zamaninia menyatakan negaranya akan menolak perusahaan Amerika Serikat yang berkeinginan mengambil bagian dalam proyek minyak dan gas di Iran.

Hal ini untuk membalas sanksi yang diberikan AS terkait uji coba rudal balistik yang mereka lakukan. Selepas pencabutan sanksi atas pengembangan tenaga nuklir, Negeri Mullah mulai membuka kesempatan terbatas kepada perusahaan Amerika untuk mengembangkan proyek-proyek energi di Iran.

“Iran menolak perusahaan-perusahaan AS untuk berpartisipasi dalam tender minyak dan gas kita karena hukum yang mereka buat sendiri,” kata Zamaninia seperti dikutip kantor berita IRNA, Senin (6/2/2017).

Lanjut Zamaninia, berdasarkan sanksi yang dikeluarkan Kongres AS, perusahaan-perusahaan migas Negeri Paman Sam tidak dapat bekerja di Iran.

Iran sendiri telah mengumumkan akan mengadakan lelang pertama bagi perusahaan migas internasional dalam mengembangkan ladang minyak dan gas alam di negaranya. Lelang akan dilakukan pada pertengahan Februari ini.

Sebagai produsen minyak nomor tiga di OPEC, Iran bekeinginan menarik perusahaan asing berinvestasi di negaranya untuk meningkatkan produksi. Mengutip dari Financial Times, Iran membutuhkan investasi sekitar USD200 miliar atau setara Rp2.664 triliun (estimasi kurs Rp13.322/USD) untuk menggairahkan kembali sektor energi selama lima tahun mendatang.

Karena itu, Iran memilih mengabaikan sanksi baru dari Amerika. “Tindakan seperti ini (sanksi AS) tidak berpengaruh bagi perusahaan-perusahaan internasional. Mereka masih tertarik untuk melakukan bisnis dengan Iran," tandas Zamaninia.

Perusahaan minyak Inggris-Belanda, Royal Dutch Shell pada Desember tahun lalu, telah menandatangani kesepalatan pengembangan ladang minyak dan gas Iran di Azadegan Selatan, Yadavaran, dan Kish.

Homayoun Falakshahi, analis energi di Wood Mackenzie, mengatakan bahwa ladang minyak di Azadegan Selatan dan Yadavaran memiliki cadangan hingga 30 miliar barel minyak. Dengan kerja sama antara Shell dan Iran maka produksinya bisa mencapai 900.000 barel per hari pada tahun 2025. Saat ini produksi kedua ladang tersebut sebesar 175.000 barel per hari.
(ven)
Berita Terkait
Rusia Bergerak Mengambil...
Rusia Bergerak Mengambil Kendali Proyek Raksasa Minyak dan Gas Sakhalin-2
Bisnis Kilang Sempoyongan,...
Bisnis Kilang Sempoyongan, Shell PHK Ratusan Karyawan
Bidik Mobil Berteknologi...
Bidik Mobil Berteknologi Euro4, Shell Luncurkan V-Power Nitro+
Shell Cabut, Inpex Yakin...
Shell Cabut, Inpex Yakin Proyek Masela Jalan Terus
3 Cara Mencari SPBU...
3 Cara Mencari SPBU Shell Terdekat, Mudah dan Praktis
Pentingnya Kualitas...
Pentingnya Kualitas BBM untuk Menjaga Performa Kendaraan
Berita Terkini
Intip Cara Hemat Belanja...
Intip Cara Hemat Belanja Online di Tengah Ekonomi Menantang
2 jam yang lalu
Teknologi AI Dorong...
Teknologi AI Dorong Pengembangan Industri Pertambangan
3 jam yang lalu
Dorong PNBP, AUKSI dan...
Dorong PNBP, AUKSI dan DJKN Jatim Perkuat Ekosistem Lelang Sukarela
3 jam yang lalu
Lawan Tarif Trump, Kemendag...
Lawan Tarif Trump, Kemendag Siapkan 21 Perjanjian Dagang Baru dengan Berbagai Negara
4 jam yang lalu
United Tractors Tebar...
United Tractors Tebar Dividen Rp7,81 Triliun, Catat Kapan Cairnya
5 jam yang lalu
Rumah BUMN SIG Dorong...
Rumah BUMN SIG Dorong Pemasaran Produk UMKM Rembang
5 jam yang lalu
Infografis
Presiden AS Donald Trump...
Presiden AS Donald Trump Tolak Rencana Israel Menyerang Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved