Awas! Harga Pangan Rentan Kerek Inflasi 2017
A
A
A
JAKARTA - Institute Development of Economic and Finance (Indef) mengingatkan pemerintah untuk tetap waspada mengenai gejolak harga pangan dan bahan kebutuhan pokok lainnya (volatile food). Pasalnya, gejolak harga pangan sangat rentan untuk mengerek inflasi.
(Baca Juga: Inflasi Januari 2017 Capai 0,97%, Tertinggi sejak 2015)
Peneliti Indef Abdul Manap Pulongan mengemukakan, angka inflasi nasional saat ini memang berada di bawah 5%. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Januari 2017 sekitar 0,97% dan inflasi year on year (yoy) sebesar 3,49%.
"Walaupun inflasi di bawah 5%, tapi jika dibedah lagi dari sisi volatile food itu masih sangat tinggi," katanya di Kantor Indef, Jakarta, Kamis (9/2/2017).
Menurutnya, kontribusi volatile food terhadap inflasi masih cukup tinggi. Bahkan, persentasenya bisa di atas 5%. Karena itu, pemerintah harus waspada agar ke depan harga sembako dapat terkendali.
"Inflasi kita memang di bawah 4%, tapi inflasi dari volatile food sampai 5,9%. Walaupun dilihat bagus, tapi kalau dibedah lagi inflasi dari bahan makanan masih bergerak cukup liar," tandas dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi Januari 2017 mencapai 0,97% dan tertinggi sejak 2015. Inflasi tahun kalender sebesar 0,97% dan inflasi year on year (yoy) mencapai 3,49%.
Diketahui, secara month to motnh inflasi Januari 2016 sebesar 0,51% dan pada Januari 2015 sebesar 0,24%. "Jadi kalau dilihat, pada Januari 2017 inflasi tadi sudah disebutkan 0,97% atau lebih tinggi dari Januari 2015 dan inflasi 2016," kata Kepala BPS Suharyanto di Gedung BPS, Jakarta, belum lama ini.
Dia menuturkan, inflasi Januari 2017 memang tercatat lumayan tinggi. "Sehingga dengan angka inflasi tersebut, inflasi tahun kalender masih sama 0,97%. Sementara 3,49% year on year," ujarnya.
(Baca Juga: Inflasi Januari 2017 Capai 0,97%, Tertinggi sejak 2015)
Peneliti Indef Abdul Manap Pulongan mengemukakan, angka inflasi nasional saat ini memang berada di bawah 5%. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Januari 2017 sekitar 0,97% dan inflasi year on year (yoy) sebesar 3,49%.
"Walaupun inflasi di bawah 5%, tapi jika dibedah lagi dari sisi volatile food itu masih sangat tinggi," katanya di Kantor Indef, Jakarta, Kamis (9/2/2017).
Menurutnya, kontribusi volatile food terhadap inflasi masih cukup tinggi. Bahkan, persentasenya bisa di atas 5%. Karena itu, pemerintah harus waspada agar ke depan harga sembako dapat terkendali.
"Inflasi kita memang di bawah 4%, tapi inflasi dari volatile food sampai 5,9%. Walaupun dilihat bagus, tapi kalau dibedah lagi inflasi dari bahan makanan masih bergerak cukup liar," tandas dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi Januari 2017 mencapai 0,97% dan tertinggi sejak 2015. Inflasi tahun kalender sebesar 0,97% dan inflasi year on year (yoy) mencapai 3,49%.
Diketahui, secara month to motnh inflasi Januari 2016 sebesar 0,51% dan pada Januari 2015 sebesar 0,24%. "Jadi kalau dilihat, pada Januari 2017 inflasi tadi sudah disebutkan 0,97% atau lebih tinggi dari Januari 2015 dan inflasi 2016," kata Kepala BPS Suharyanto di Gedung BPS, Jakarta, belum lama ini.
Dia menuturkan, inflasi Januari 2017 memang tercatat lumayan tinggi. "Sehingga dengan angka inflasi tersebut, inflasi tahun kalender masih sama 0,97%. Sementara 3,49% year on year," ujarnya.
(izz)