Panen Raya dan Cuaca Buruk Bikin Harga Gabah Anjlok

Sabtu, 11 Februari 2017 - 23:03 WIB
Panen Raya dan Cuaca...
Panen Raya dan Cuaca Buruk Bikin Harga Gabah Anjlok
A A A
PEKALONGAN - Panen raya yang serempak hampir di seluruh Pulau Jawa dan cuaca buruk, membuat harga gabah di sejumlah daerah turun. Seperti yang terjadi di Jawa Tengah (Jateng).

Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jateng, Agus Eko Cahyono mengatakan, saat ini sedang terjadi panen raya padi hampir di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan, menurutnya panen raya juga terjadi di daerah Jawa Barat.

"Jadi panen saat ini hampir terjadi serempak di pulau Jawa. Sebab saya amati tidak ada kendaraan berpelat nomor T dan E. Padahal biasanya saat di Jawa Tengah panen, warga daerah dua pelat nomor tersebut ramai-ramai membeli gabah ke sini (Jateng)," ujarnya usai Pelantikan dan Pengukuhan KTNA Kabupaten Pekalongan 2017-2022 di Aula Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan, Jateng, Sabtu (11/2/2017).

Selain panen raya, lanjut dia, cuaca buruk yang belakangan terjadi di hampir seluruh Indonesia menjadi faktor lain penurunan harga gabah. Hal itu menyebabkan tak sedikit para petani yang mengalami puso.

"Jadi banyak pula yang gagal panen, atau hanya bisa memanen sedikit saja. Sebab tanaman padi milik para petani rusak atau ambruk terkena banjir," terangnya.

Tak hanya itu, lanjut dia, hujan yang sering terjadi membuat tanaman padi kurang mendapat sinar matahari. Ditambah lagi berkembangnya hama wereng dan petek.
"Jadi banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan harga gabah tersebut," ungkapnya.

Dia menjelaskan, saat ini Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap gabah kering panen Rp3.700/kg di pinggir jalan. Sedangkan untuk HPP gabah kering sampai di penggilingan Rp 3.750/kg. "Sedangkan HPP gabah kering giling Rp4.600/kg dan HPP gabah kering giling sampai ke Bulog Rp 7.300/kg," jelasnya.

Menurutnya, saat ini rata-rata harga gabah ditingkat petani hanya Rp 3.400 - Rp 3.500. Sehingga pihaknya mengimbau para petani untuk berani mengasuransikan lahan pertanian miliknya.

"Sehingga saat panen gagal, tidak mengalami kerugian yang banyak. Sebab ada penggantian dari asuransi. Lha ini yang belum dimanfaatkan teman-teman petani. Padahal premi yang harus dibayarkan para petani hanya 20%, sedangkan yang 80% dibayarkan oleh pemerintah. Jika tanaman mengalami kerusakan minimal 75%, akan mendapat penggantian dari pihak asuransi," paparnya.

Pihaknya bersama dengan Bulog Divre Jateng juga menurunkan satgas dan satkernya untuk melakukan pembelian gabah langsung kepada petani. Namun di sejumlah daerah ada yang memiliki tradisi padi yang ditebaskan.

"Yang ditebaskan tidak bisa kami beli, sebab kepemilikannya sudah berpindah tangan. Kami juga minta teman-teman petani di Jateng yang saat ini panen dan
harganya di bawah HPP, untuk segera menghubungi Kasub Divre Bulog di wilayahnya masing-masing agar bisa dibeli. Tentunya beras harus sesuai dengan ketentuan yang ada," pintanya.

Sementara itu Ketua KTNA Kabupaten Pekalongan, Kardono, meminta seluruh KTNA kecamatan membenahi diri. Sehingga para petani dan nelayan di Kota Santri tersebut bisa meningkat kesejahteraannya.

"Kami juga minta agar dinas terkait bisa berpartisipasi dan terus mendampingi kami, agar semua KTNA di seluruh Kabupaten Pekalongan bisa eksis. Kami masih mendapat PR dari dinas terkait program tanam cabai. Semoga seluruh KTNA yang ada di Kabupaten Pekalongan bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar, mandiri dan lebih sejahtera kedepannya," ujarnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8520 seconds (0.1#10.140)