Tarik Menarik OPEC-AS, Harga Minyak Turun Tipis
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak menurun pada perdagangan Kamis (16/2), meski kelompok produsen OPEC memimpin kelanjutan pemotongan produksi. Sementara AS membenani sentiment minyak dengan kenaikan persediaan bahan bakar dan produksi.
Mengutip dari Reuters, Kamis (16/2/2017), minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan turun 2 sen ke level USD55,73 per barel pada pukul 02:09 GMT.
Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) menurun 4 sen menjadi USD53,07 per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC yaitu Rusia telah sepakat memangkas produksi hampir 1,8 juta barel per hari selama semester pertama 2017. Pemotongan produksi ini untuk mengekang overhang pasokan bahan bakar global selama dua tahun lalu, yang membuat harga si emas hitam melemah.
Namun aksi ini terhambat oleh persediaan minyak mentah dan bensin AS yang melonjak ke rekor tertinggi. Data Administrasi Informasi Energi pada Rabu kemarin mengatakan, persediaan minyak mentah AS naik 9,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 Februari, hampir tiga kali lipat dari ekspektasi analis. Alhasil persediaan minyak mentah AS mencapai 518 juta barel, sebuah rekor terbesar sepanjang masa.
Sementara stok bensin naik 2,8 juta barel, juga lebih tinggi dari ekspektasi analis yang memperkirakan turun 752 ribu barel. Dengan demikian persediaan bahan bakar AS menjadi 259 juta barel.
Produksi minyak mentah AS pun telah meningkat 6,5% sejak pertengahan 2016. Karena tarik menarik antara pemotongan produksi yang dipimpin OPEC dan meningkatnya persediaan dan produksi AS, analis mengatakan harga minyak kini bergerak ke samping.
Karena driver harga bertentangan pemotongan OPEC dan meningkatnya persediaan AS dan produksi, analis mengatakan bahwa harga sebagian besar bergerak ke samping.
Mengutip dari Reuters, Kamis (16/2/2017), minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan turun 2 sen ke level USD55,73 per barel pada pukul 02:09 GMT.
Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) menurun 4 sen menjadi USD53,07 per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC yaitu Rusia telah sepakat memangkas produksi hampir 1,8 juta barel per hari selama semester pertama 2017. Pemotongan produksi ini untuk mengekang overhang pasokan bahan bakar global selama dua tahun lalu, yang membuat harga si emas hitam melemah.
Namun aksi ini terhambat oleh persediaan minyak mentah dan bensin AS yang melonjak ke rekor tertinggi. Data Administrasi Informasi Energi pada Rabu kemarin mengatakan, persediaan minyak mentah AS naik 9,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 Februari, hampir tiga kali lipat dari ekspektasi analis. Alhasil persediaan minyak mentah AS mencapai 518 juta barel, sebuah rekor terbesar sepanjang masa.
Sementara stok bensin naik 2,8 juta barel, juga lebih tinggi dari ekspektasi analis yang memperkirakan turun 752 ribu barel. Dengan demikian persediaan bahan bakar AS menjadi 259 juta barel.
Produksi minyak mentah AS pun telah meningkat 6,5% sejak pertengahan 2016. Karena tarik menarik antara pemotongan produksi yang dipimpin OPEC dan meningkatnya persediaan dan produksi AS, analis mengatakan harga minyak kini bergerak ke samping.
Karena driver harga bertentangan pemotongan OPEC dan meningkatnya persediaan AS dan produksi, analis mengatakan bahwa harga sebagian besar bergerak ke samping.
(ven)