Freeport Ogah Hengkang dari Indonesia meski Banyak Tekanan
A
A
A
JAKARTA - PT Freeport Indonesia menegaskan akan tetap bertahan di Indonesia meskipun banyak tekanan dari pemerintah. Salah satunya, terkait kewajiban Freeport untuk mengubah status kontrak dari kontrak karya menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK), jika ingin mendapatkan izin ekspor konsentrat.
President dan CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson mengungkapkan, tambang Grasberg di Papua terlalu berharga untuk ditinggalkan. Karena itu, mereka tidak akan meninggalkan Tanah Air.
"Kami berkomitmen untuk tetap di Indonesia. Ini sumber daya yang penting bagi Freport juga objek penting bagi government dan sangat penting bagi Papua," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, aset Freeport yang ada di Indonesia terlalu berharga untuk ditinggalkan. Karena itu, yang diinginkan raksasa tambang asal AS ini adalah mencari solusi bersama dengan pemerintah.
"Selama sisa kontrak, Indonesia akan terima lebih dari USD40 miliar. Aset ini terlalu besar untuk kami keluar. Yang kami butuh cari solusi untuk kerja sama. Dan kami komit tetap bekerja sama dengan government," ujar dia.
President dan CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson mengungkapkan, tambang Grasberg di Papua terlalu berharga untuk ditinggalkan. Karena itu, mereka tidak akan meninggalkan Tanah Air.
"Kami berkomitmen untuk tetap di Indonesia. Ini sumber daya yang penting bagi Freport juga objek penting bagi government dan sangat penting bagi Papua," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, aset Freeport yang ada di Indonesia terlalu berharga untuk ditinggalkan. Karena itu, yang diinginkan raksasa tambang asal AS ini adalah mencari solusi bersama dengan pemerintah.
"Selama sisa kontrak, Indonesia akan terima lebih dari USD40 miliar. Aset ini terlalu besar untuk kami keluar. Yang kami butuh cari solusi untuk kerja sama. Dan kami komit tetap bekerja sama dengan government," ujar dia.
(izz)