Kekurangan Pelaut, INSA dan Kemenhub Gelar Diklat Kepelautan
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Pemilik Kapal atau Indonesia National Shipowners Associations (INSA) bersama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan akan menggelar Diklat Kepelautan Jangka Pendek dalam rangka menyediakan sumber daya manusia terampil di sektor ini.
Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto mengatakan, kerja sama tersebut terkait pemberdayaan usia produktif kalangan kelas menengah ke bawah melalui Diklat Kepelautan Siap Kerja.
"Kami akan memberikan prioritas kepada siswa-siswi SMK untuk bisa ditempatkan di kapal-kapal perusahaan yang merupakan anggota INSA. Hal ini sesuai dengan kebutuhan maupun standar prosedur yang berlaku pada masing-masing perusahaan," ungkap Carmelita di Jakarta, Kamis, (23/2/2017).
Carmelita menambahkan bahwa kerja sama tersebut juga sekaligus mendukung program pemerintah melalui program pendidikan vokasi, mengingat saat ini Indonesia masih kekurangan SDM di sektor pelayaran.
"Kami menjawab kebutuhan SDM di sektor kepelayaran yang demikian besar bisa menyerap lapangan kerja," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Indonesia masih kekurangan SDM di sektor pelayaran. Tiap tahun, sekolah-sekolah pelayaran yang ada di Indonesia seperti Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dan Politeknik Ilmu Pelayaran hanya menghasilkan sekitar 8.000 SDM. Sedangkan kebutuhan bisa mencapai 100.000 hingga 400.000 SDM per tahun.
Sekretaris Umum INSA, Budhi Halim mengungkapkan INSA memiliki kapal dengan jumlah yang banyak atau sekitar 17.000 kapal nasional. Dengan jumlah kapal sebesar itu, jumlah SDM bisa diserap maksimal hingga 60.000 SDM per tahunnya.
"Untuk itu, kami di INSA bersama BPSDM mengambil langkah untuk mendidik kader-kader pelaut yang memiliki keterampilan cukup untuk siap kerja. Sedangkan INSA diharapkan bisa menampung lahan kerja atau magang di atas kapal anggota INSA,” pungkas Budhi Halim.
Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto mengatakan, kerja sama tersebut terkait pemberdayaan usia produktif kalangan kelas menengah ke bawah melalui Diklat Kepelautan Siap Kerja.
"Kami akan memberikan prioritas kepada siswa-siswi SMK untuk bisa ditempatkan di kapal-kapal perusahaan yang merupakan anggota INSA. Hal ini sesuai dengan kebutuhan maupun standar prosedur yang berlaku pada masing-masing perusahaan," ungkap Carmelita di Jakarta, Kamis, (23/2/2017).
Carmelita menambahkan bahwa kerja sama tersebut juga sekaligus mendukung program pemerintah melalui program pendidikan vokasi, mengingat saat ini Indonesia masih kekurangan SDM di sektor pelayaran.
"Kami menjawab kebutuhan SDM di sektor kepelayaran yang demikian besar bisa menyerap lapangan kerja," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Indonesia masih kekurangan SDM di sektor pelayaran. Tiap tahun, sekolah-sekolah pelayaran yang ada di Indonesia seperti Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dan Politeknik Ilmu Pelayaran hanya menghasilkan sekitar 8.000 SDM. Sedangkan kebutuhan bisa mencapai 100.000 hingga 400.000 SDM per tahun.
Sekretaris Umum INSA, Budhi Halim mengungkapkan INSA memiliki kapal dengan jumlah yang banyak atau sekitar 17.000 kapal nasional. Dengan jumlah kapal sebesar itu, jumlah SDM bisa diserap maksimal hingga 60.000 SDM per tahunnya.
"Untuk itu, kami di INSA bersama BPSDM mengambil langkah untuk mendidik kader-kader pelaut yang memiliki keterampilan cukup untuk siap kerja. Sedangkan INSA diharapkan bisa menampung lahan kerja atau magang di atas kapal anggota INSA,” pungkas Budhi Halim.
(ven)