PHK Massal Disebut Eks Karyawan Hanya Ancaman Kosong Freeport

Jum'at, 24 Februari 2017 - 20:11 WIB
PHK Massal Disebut Eks...
PHK Massal Disebut Eks Karyawan Hanya Ancaman Kosong Freeport
A A A
JAKARTA - PT Freeport Indonesia diyakini tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal terhadap pekerjanya di Indonesia. Ancaman tersebut menurut Eks karyawan Freeport Yoga Duwarto hanya omong kosong, yang dilakukan perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat (AS) itu agar pemerintah takut dan tunduk.

Dia mengungkapkan, teknologi yang digunakan Freeport untuk mengeruk tambang di Papua super canggih. Jadi, tidak mudah bagi orang baru untuk beradaptasi dengan teknologi secanggih itu. "Tidak mudah seorang new hire untuk kerja di Freeport. Itu trainingnya enggak main-main. Karena teknologi yang dipakai itu teknologi tinggi," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (24/2/2017).

(Baca Juga: Eks Karyawan Freeport Bongkar Diskriminasi dan Ketimpangan di Grasberg
Bahkan kata dia, Freeport saat ini menggunakan teknologi dimana kendaraan yang digunakan untuk mengeruk tambang dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan komputerisasi. Sehingga, butuh waktu untuk seseorang mengerti cara menggunakan alat tersebut.

"Sekarang ini untuk kendaraan tambangnya sudah dikendalikan dari jarak jauh. Hanya di ruang komputer mereka sudah mengemudikan itu. Dan itu tidak mudah untuk orang yang baru masuk. Jadi saya rasa untuk PHK itu cuma ancaman kosong ya," imbuh dia.

(Baca Juga: Tempuh Jalur Arbitrase, DPR Ungkap Freeport Bakal PHK Karyawan
Menurutnya, Freeport hanya akan merumahkan karyawan atau mengurangi jam kerja untuk sementara waktu. Dengan dilarangnya ekspor konsentrat, maka raksasa tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut harus putar otak untuk melakukan penghematan.

"Kalau merumahkan iya. Karena kalau enggak ada hasil bagaimana kasih makan mereka. Kalau PHK saya rasa sangat kecil sekali. Karena tidak mudah mendidik seseorang untuk bisa handal kerja di Freeport," tuturnya.

Terlebih, lanjut Yoga, pekerja di pertambangan jumlahnya ribuan orang. Jika Freeport melakukan PHK massal, maka sangat tidak mungkin dapat merekrut pekerja dalam jumlah besar dengan waktu singkat.

"Anda bisa bayangkan kalau harus hire ribuan orang banyaknya. Kecuali kalau dia betul-betul mau angkat kaki ya. Tapi saya rasa dia nggak akan angkat kaki. Jadi kalau PHK enggak mungkin. Kalau merumahkan saya rasa iya, karena ini masalah bisnis‎," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0771 seconds (0.1#10.140)