Bandara Letung Ditargetkan Rampung April 2017
A
A
A
ANABAS - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) siap merampungkan pembangunan Bandar Udara (Bandara) Letung senilai Rp250 miliar di Kecamatan Jemaja Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Bandara yang terletak di Laut China Selatan itu ditargetkan dapat diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada April 2017.
Kepala Satuan Pelaksana Bandara Letung, Kementerian Perhubungan, Ariadi Widiawan mengatakan, progres fisik saat ini mencapai 75%. Diharapkan akhir Maret 2017 bisa rampung 100%.
"Kami targetkan dalam waktu dekat bisa selesai. Tepatnya di Akhir Maret 2017. Harapannya, bisa sesuai jadwal dan diresmikan Bapak Presiden RI," ujarnya di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Minggu (26/2/2017).
Ariadi menjelaskan, saat ini verifikasi telah dilakukan dan telah melayani masyarakat melalui penerbangan perintis sejak 22 November 2016 melalui maskapai Susi Air dengan jumlah frekuensi penerbangan sebanyak dua kali per pekan.
Seiring dengan meningkatnya permintaan, status bandara juga akan dinaikkan menjadi bandara umum atau bandara kelas III dari sebelumnya bandara perintis. Seluruh persyaratan pun kini tengah dirampungkan guna mendapatkan sertifikat bandar udara (SBU).
"Misalnya, akses jalan GSE (ground support equipment), akses pemadam kebakaran, jalan lingkungan, drainase, parkir dan lain sebagainya. Kami juga sudah kontrak dengan swata untuk menyelesaikan itu semua dalam satu bulan," ucapnya.
Potensi Pariwisata Kepulauan Anambas terbilang besar menarik investor di sektor pariwisata. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki 255 pulau, sedangkan yang termanfaatkan dari investor lokal maupun asing baru sebanyak enam pulau.
Bupati Kepulauan Anambas Abdul Haris mengatakan, jumlah pulau yang berpenghuni hanya sebanyak 26 pulau.
"Sisanya sebanyak 229 pulau belum termanfaatkan. Dari sisi keindahan pantai dan bawah laut potensi kami tak kalah dengan wisata pantai yang ada di Thailand dan Malaysia. Bahkan jauh lebih indah," ungkap dia.
Sebanyak lima pulau yang ada di Kepulauan Anambas berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Kamboja serta China. Namun, masalah akses transportasi masih menjadi kendala utama.
Untuk menjangkau Tarempa, ibukota Kepulauan Anambas dibutuhkan waktu 4-5 jam dari Jakarta melalui perjalanan udara dan laut. Perjalanan dilakukan melalui perjalanan udara dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Perjalanan dari cengkareng ditempuh selama satu setengah jam mendarat di Bandara Tanjung Pinang di Kabupaten Kepulauan Bintan Probinsi Kepulauan Riau. Dari Bandara Tanjung Pinang perjalanan dilanjutkan selama satu jam dengan penerbangan menuju Bandara Matak di Kepulauan Palmatak yang merupakan salah satu wilayah dari Kabupaten Anambas.
Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan memanfaatkan jalur laut dengan speed boat dengan waktu setengah jam. Namun, penerbangan dari Tanjung Pinang ke Bandara Matak hanya memiliki penerbangan dengan frekuensi dua kali per pekan melalui maskapai Express Air.
Kepala Satuan Pelaksana Bandara Letung, Kementerian Perhubungan, Ariadi Widiawan mengatakan, progres fisik saat ini mencapai 75%. Diharapkan akhir Maret 2017 bisa rampung 100%.
"Kami targetkan dalam waktu dekat bisa selesai. Tepatnya di Akhir Maret 2017. Harapannya, bisa sesuai jadwal dan diresmikan Bapak Presiden RI," ujarnya di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Minggu (26/2/2017).
Ariadi menjelaskan, saat ini verifikasi telah dilakukan dan telah melayani masyarakat melalui penerbangan perintis sejak 22 November 2016 melalui maskapai Susi Air dengan jumlah frekuensi penerbangan sebanyak dua kali per pekan.
Seiring dengan meningkatnya permintaan, status bandara juga akan dinaikkan menjadi bandara umum atau bandara kelas III dari sebelumnya bandara perintis. Seluruh persyaratan pun kini tengah dirampungkan guna mendapatkan sertifikat bandar udara (SBU).
"Misalnya, akses jalan GSE (ground support equipment), akses pemadam kebakaran, jalan lingkungan, drainase, parkir dan lain sebagainya. Kami juga sudah kontrak dengan swata untuk menyelesaikan itu semua dalam satu bulan," ucapnya.
Potensi Pariwisata Kepulauan Anambas terbilang besar menarik investor di sektor pariwisata. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki 255 pulau, sedangkan yang termanfaatkan dari investor lokal maupun asing baru sebanyak enam pulau.
Bupati Kepulauan Anambas Abdul Haris mengatakan, jumlah pulau yang berpenghuni hanya sebanyak 26 pulau.
"Sisanya sebanyak 229 pulau belum termanfaatkan. Dari sisi keindahan pantai dan bawah laut potensi kami tak kalah dengan wisata pantai yang ada di Thailand dan Malaysia. Bahkan jauh lebih indah," ungkap dia.
Sebanyak lima pulau yang ada di Kepulauan Anambas berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Kamboja serta China. Namun, masalah akses transportasi masih menjadi kendala utama.
Untuk menjangkau Tarempa, ibukota Kepulauan Anambas dibutuhkan waktu 4-5 jam dari Jakarta melalui perjalanan udara dan laut. Perjalanan dilakukan melalui perjalanan udara dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Perjalanan dari cengkareng ditempuh selama satu setengah jam mendarat di Bandara Tanjung Pinang di Kabupaten Kepulauan Bintan Probinsi Kepulauan Riau. Dari Bandara Tanjung Pinang perjalanan dilanjutkan selama satu jam dengan penerbangan menuju Bandara Matak di Kepulauan Palmatak yang merupakan salah satu wilayah dari Kabupaten Anambas.
Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan memanfaatkan jalur laut dengan speed boat dengan waktu setengah jam. Namun, penerbangan dari Tanjung Pinang ke Bandara Matak hanya memiliki penerbangan dengan frekuensi dua kali per pekan melalui maskapai Express Air.
(dmd)