Stok Langka, Kemenperin Pentingkan Impor Garam Ketimbang Cabai
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, lebih penting untuk mengimpor garam dari pada bawang atau cabai. Sebab, manfaatnya lebih banyak, tak sekadar hanya bahan baku makanan.
Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur Sudarto mengatakan, pemerintah harus segera mengambil langkah cepat dalam menangani kelangkaan garam. Salah satunya dengan impor tersebut.
"Perlu antisipasi segera impor bahan baku yang vital untuk konsumsi. Lebih penting garam dari bawang dan cabai karena untuk kesehatan juga," ujarnya di Jakarta, Jumat (3/3/2017).
Darto menjelaskan, produsen garam lebih banyak yang masuk ke industri skala kecil. Namun mereka sudah mengamankan bahan baku. (Baca Juga: Kemenperin Ungkap Penyebab Garam Langka
"Produsen itu ada 366 skala kecil, yang besar 19, seperti Kalimantan, Maluku untuk industri besar. Kalau kecil, bahan baku setempat sudah diamankan," katanya.
Menurut Darto, konsumen dan pedagang selalu mengamankan stok garam untuk mengantisipasi kelangkaan. Mereka sudah bisa memperkirakan ketika akan terjadi kelangkaan.
"Kita harus mengamankan garam beryodium. Karena kita enggak tahun kalau enggak ada garam. Kemarin dengar rekomendasi, sudah kelura garam. Paling cepat akan masuk satu bulan. Kita amankan untuk akhir April, Mei, dan Juni," pungkasnya.
Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur Sudarto mengatakan, pemerintah harus segera mengambil langkah cepat dalam menangani kelangkaan garam. Salah satunya dengan impor tersebut.
"Perlu antisipasi segera impor bahan baku yang vital untuk konsumsi. Lebih penting garam dari bawang dan cabai karena untuk kesehatan juga," ujarnya di Jakarta, Jumat (3/3/2017).
Darto menjelaskan, produsen garam lebih banyak yang masuk ke industri skala kecil. Namun mereka sudah mengamankan bahan baku. (Baca Juga: Kemenperin Ungkap Penyebab Garam Langka
"Produsen itu ada 366 skala kecil, yang besar 19, seperti Kalimantan, Maluku untuk industri besar. Kalau kecil, bahan baku setempat sudah diamankan," katanya.
Menurut Darto, konsumen dan pedagang selalu mengamankan stok garam untuk mengantisipasi kelangkaan. Mereka sudah bisa memperkirakan ketika akan terjadi kelangkaan.
"Kita harus mengamankan garam beryodium. Karena kita enggak tahun kalau enggak ada garam. Kemarin dengar rekomendasi, sudah kelura garam. Paling cepat akan masuk satu bulan. Kita amankan untuk akhir April, Mei, dan Juni," pungkasnya.
(ven)