Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi melalui Pembangunan Sejuta Rumah
A
A
A
JAKARTA - Lazimnya rumah sebagai sebuah kebutuhan pokok harus dimiliki oleh setiap keluarga. Semakin tinggi penghasilan seseorang, maka akan semakin bagus rumah yang dimiliki. Dari rumahlah ekonomi sebuah negara akan tumbuh.
Wajar jika berbagai pihak menilai salah satu sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa adalah properti atau perumahan. Berdasarkan kajian dari Universitas Indonesia (UI) setiap pembangunan rumah yang dilakukan secara tidak langsung mendorong kemajuan 174 industri di dalamnya.
Bukan hanya industri bahan material seperti semen, batu bata, genteng, cat atau kayu saja yang kelimpahan berkah dari pembangunan rumah yang dilakukan tetapi industri elektronik, automotif bahkan makanan dan minuman pun juga meraih untung dari menggeliatnya sektor perumahan.
Dari sisi lapangan pekerjaan, tidak perlu diragukan lagi penyerapannya. Untuk membangun rumah tipe 36 dibutuhkan minimal 6 pekerja. Bayangkan jika dalam satu tahun ada sejuta rumah yang dibangun, tentu dibutuhkan ratusan ribu pekerja untuk mengerjakannya. Jadi tidak salah jika pengamat ekonomi yang juga President Director Centre of Banking Crisis (CBC), Deni Daruri mengatakan pertumbuhan sektor perumahan sebesar 1% dinilai mampu mendongkrak produk domestik bruto (PDB) sebesar 9,5% selama lima tahun atau rata-rata sebesar 1,9%.
Deni mengungkapkan, menurut hasil penelitian Centre Banking Crisis bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terungkap bahwa sektor properti bisa membawa pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). "Dari hasil penelitian tersebut sektor perumahan mendukung sekitar 91 sektor lainnya seperti pertanian, industri dan lain sebagainya," ujarnya, Senin (6/3/2017).
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono mengklaim sektor perumahan memiliki dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga sangat penting jika sektor perumahan didorong untuk bisa terus berkembang.
Menurut Maryono, jika sektor perumahan mengalami kenaikan, maka yang akan merasakan kenikmatannya adalah sektor riil. Pasalnya, pembangunan perumahan yang berkelanjutan memberikan efek berganda atau multiplier effect setidaknya terhadap 136 hingga 140 sektor industri.
Karena pentingnya sektor perumahan bagi perekonomian bangsa, maka BTN terus mendorong suksesnya program pembangunan sejuta rumah yang digagas pemerintah. Peran BTN dalam program tersebut tidak sebatas menyalurkan pembiayaan perumahan, juga mendorong pengembang membangun perumahan melalui kemudahan mendapatkan kredit konstruksi dan juga menciptakan inovasi produk kredit pemilikan rumah (KPR), salah satunya KPR Mikro untuk pekerja informal.
“Ini merupakan inovasi dan terobosan dari BTN untuk menyukseskan program sejuta rumah. Bagaimana BTN menciptakan skema pembiayaan perumahan untuk pekerja informal agar mereka memiliki rumah yang layak,” ujar Maryono.
Wajar jika berbagai pihak menilai salah satu sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa adalah properti atau perumahan. Berdasarkan kajian dari Universitas Indonesia (UI) setiap pembangunan rumah yang dilakukan secara tidak langsung mendorong kemajuan 174 industri di dalamnya.
Bukan hanya industri bahan material seperti semen, batu bata, genteng, cat atau kayu saja yang kelimpahan berkah dari pembangunan rumah yang dilakukan tetapi industri elektronik, automotif bahkan makanan dan minuman pun juga meraih untung dari menggeliatnya sektor perumahan.
Dari sisi lapangan pekerjaan, tidak perlu diragukan lagi penyerapannya. Untuk membangun rumah tipe 36 dibutuhkan minimal 6 pekerja. Bayangkan jika dalam satu tahun ada sejuta rumah yang dibangun, tentu dibutuhkan ratusan ribu pekerja untuk mengerjakannya. Jadi tidak salah jika pengamat ekonomi yang juga President Director Centre of Banking Crisis (CBC), Deni Daruri mengatakan pertumbuhan sektor perumahan sebesar 1% dinilai mampu mendongkrak produk domestik bruto (PDB) sebesar 9,5% selama lima tahun atau rata-rata sebesar 1,9%.
Deni mengungkapkan, menurut hasil penelitian Centre Banking Crisis bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terungkap bahwa sektor properti bisa membawa pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). "Dari hasil penelitian tersebut sektor perumahan mendukung sekitar 91 sektor lainnya seperti pertanian, industri dan lain sebagainya," ujarnya, Senin (6/3/2017).
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono mengklaim sektor perumahan memiliki dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga sangat penting jika sektor perumahan didorong untuk bisa terus berkembang.
Menurut Maryono, jika sektor perumahan mengalami kenaikan, maka yang akan merasakan kenikmatannya adalah sektor riil. Pasalnya, pembangunan perumahan yang berkelanjutan memberikan efek berganda atau multiplier effect setidaknya terhadap 136 hingga 140 sektor industri.
Karena pentingnya sektor perumahan bagi perekonomian bangsa, maka BTN terus mendorong suksesnya program pembangunan sejuta rumah yang digagas pemerintah. Peran BTN dalam program tersebut tidak sebatas menyalurkan pembiayaan perumahan, juga mendorong pengembang membangun perumahan melalui kemudahan mendapatkan kredit konstruksi dan juga menciptakan inovasi produk kredit pemilikan rumah (KPR), salah satunya KPR Mikro untuk pekerja informal.
“Ini merupakan inovasi dan terobosan dari BTN untuk menyukseskan program sejuta rumah. Bagaimana BTN menciptakan skema pembiayaan perumahan untuk pekerja informal agar mereka memiliki rumah yang layak,” ujar Maryono.
(ven)