Prodia Ekspansi ke Layanan Klinik Khusus Perempuan

Rabu, 08 Maret 2017 - 17:30 WIB
Prodia Ekspansi ke Layanan Klinik Khusus Perempuan
Prodia Ekspansi ke Layanan Klinik Khusus Perempuan
A A A
JAKARTA - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) pelopor laboratorium klinik di Indonesia memperluas ekspansinya dengan membuka layanan klinik kesehatan khusus perempuan di Jakarta.

Direktur Utama PT Prodia, Dewi Muliaty mengatakan, ekspansi tersebut akan terus dilakukan dalam jangka waktu empat hingga lima tahun ke depan dengan membuka sebanyak 39 layanan klinik khusus.

"Saat ini, kami baru membuka satu klinik khusus perempuan melalui Prodia Women's Health Centre di Jakarta. Ke depan tentu kami masih akan buka sebab target kami membuka 39 layanan klinik khusus lagi, tinggal nanti melihat pasarnya bagaimana," kata dia usai meresmikan Prodia Women's Health Centre di Jakarta, Rabu (8/3/2017).

Menurutnya, layanan klinik khusus tersebut akan mempertimbangkan minat masyarakat. Prodia akan memanfaatkan 67% dana IPO senilai Rp1,5 triliun yang didapatkan sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Desember 2017. Sisanya 19% akan digunakan untuk memperkuat kemampuan dan kualitas layanan Prodia melalui peningkatan peralatan kesehatan dan perlengkapan teknologi informasi.

"Kami akan manfaatkan 67% dana IPO untuk membuka layanan klinik khusus itu. Per satu klinik khusus seperti layanan klinik khusus perempuan di wilayah Jakarta membutuhkan dana Rp8 sampai Rp10 miliar. Tinggal nanti melihat kebutuhannya seperti apa, bisa saja klinik khusus kecantikan atau kebugaran dan sebagainya," tuturnya.

Hingga akhir Desember 2016, jumlah Outlet Prodia mencapai 259 terdiri atas 129 laboratorium klinik, sebanyak empat outlet di antaranya tambahan izin dan layanan klinik Prodia Health Centre, serta satu klinik Prodia Health Care (klinik PHC) stand alone, dua klinik khusus, sembilan laboratorium Rumah Sakit, serta 118 Point of Care (POC) Service di klinik dokter di 31 Provinsi dan 106 kota di Indonesia.

Dewi menambahkan, sejalan dengan pertumbuhan kelas menengah dan tingginya arus urbanisasi, kebutuhan kesehatan di perkotaan akan terus meningkat. Berdasarkan data Frost & Sullivan, sebuah lembaga riset pasar Independen memproyeksikan belanja kesehatan di Indonesia akan mencapai USD50,4 miliar di 2020.

"Potensi itulah yang akan terus dioptimalkan Prodia, mengingat belanja kesehatan terutama untuk tindakan preventif baru sepertiganya dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand bahkan Vietnam," tutur dia.

Direktur Pemasaran Prodia Indriyanti Rafi Sukmawati menjelaskan, peresmian layanan klinik khusus perempuan akan memberikan banyak pilihan untuk melakukan pencegahan penyakit dengan berbagai jasa layanan.

"Mulai dari pencegahan dini (primary prevention) seperti penyuluhan/edukasi, vaksinasi/imunisasi, pencegahan lanjutan (secondary prevention) seperti medical check-up, tes laboratorium lengkap, dan pap smear, hingga konsultasi dokter, baik dokter umum maupun dokter spesialis dan sub spesialis," ungkapnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6642 seconds (0.1#10.140)