Krisis Ekonomi Brazil Menuju Rekor Terburuk

Kamis, 09 Maret 2017 - 02:13 WIB
Krisis Ekonomi Brazil...
Krisis Ekonomi Brazil Menuju Rekor Terburuk
A A A
RIO DE JANEIRO - Krisis ekonomi yang dialami Brazil selama dua tahun belakangan, menunjukkan semakin memburuk ketika angka pertumbuhannya berada di rekor terburuk. Pertumbuhan ekonomi Brazil menyusut 3,6% pada tahun 2016, yang berarti 8% lebih rendah dibandingkan Desember 2014, lalu.

Sementara pada pada 2015 lalu ekonomi Brasil juga turun tajam, dimana pertumbuhannya minus 3,8%. Pemicunya, adalah banyak perusahaan yang memangkas rencana investasinya dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada lebih dari 1,5 juta pekerjanya.

Seperti dilansir BBC, tren negatif ekonomi Brazil dikarenakan terbebani oleh jatuhnya harga komoditas dan krisis politik internal sehingga telah melemahkan kepercayaan investor. Meski begitu para analis percaya bahwa ekonomi bakal bangkit mulai saat ini.

Kemerosotan ekonomi Brazil dalam dua tahun terakhir membuat jumlah pengangguran meningkat sebesar 76% menjadi 12,9 juta, dengan rata-rata bertambah 12,6%. Brazil sendiri dulunya sempat menjadi ekonomi yang paling cepat berkembang di dunia, termasuk dalam kelompok 'B' yang dianggap oleh banyak investor memiliki potensi pertumbuhan terbaik di dunia.

Ekspor utama Brazil termasuk di antaranya minyak, kedelai dan logal yang sempat berjaya, justru kali ini mengalami penyusutan permintaan. Perlambatan ekonomi China membuat permintaan komoditas dari mereka menurun serta harga juga lebih rendah. Faktor hambatan lain adalah korupsi yang telah melanda Brazil bahkan hingga melibatkan petinggi negeri tersebut.

Hancurnya perekonomian Brasil ini disebabkan krisis politik yang terjadi, tingginya inflasi, dan jatuhnya harga komoditas yang menjadi andalan ekspor negara tersebut. Brasil merupakan negara dengan perekonomian terbesar nomor 7 di dunia.

Resesi terjadi, saat Presiden Dilma Roussef menerapkan kebijakan simulus yang banyak memakn anggaran, kemudian ada kenaikan pajak dan suku bunga acuan yang dilakukan. Kebijakan Rousseff ini menurunkan popularitasnya, banyak aksi demonstrasi di jalan meminta Rousseff diturunkan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2000 seconds (0.1#10.140)