Raih Sertifikat IOSA, Lion Group Ekspansi ke India
A
A
A
JAKARTA - Maskapai Lion Group melalui anak usahanya Lion Air meraih sertifikat International Operational Safety Audit (IOSA) yang dikeluarkan International Air Transport Association (IATA).
Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengatakan, teregistrasinya Lion Air melalui IOSA, pihaknya akan menyiapkan tahapan ekspansi ke sejumlah wilayah domestik maupun internasional. Salah satunya ekspansi anak usaha Lion Group yaitu Batik Air ke India dengan frekuensi penerbangan satu kali per hari.
"Saat ini sudah tiga maskapai Lion Group teregistrasi dalam IOSA, diantaranya Thai Lion Air, Batik Air serta Lion Air. Sedangkan Batik Air akhir tahun lalu telah teregistrasi IOSA. Jadi kami siapkan untuk terbang ke India di Kota Mumbai dan New Delhi," kata Edward Sirait dalam konferensi pers di Kantor Lion Air Group di Jakarta, Senin (13/3/2017).
Menurut Edward, audit IOSA dirancang melalui pengkajian dan penilaian manajemen operasional serta sistem kontrol sebuah maskapai. "Penilaian itu mencakup 900 standar harmonisasi internasional dan praktik yang telah direkomendasikan berdasarkan disiplin audit yang berkala dan konsisten," ucap dia.
Edward menyebutkan ekspansi ke India melalui dua kota yakni Mumbai dan New Delhi direncanakan pada April 2017. Pembukaan rute mengacu pada pertumbuhan kelas menengah India yang tumbuh bagus dengan potensi market yang besar.
"Sebenarnya tipikal Asia baik itu China dan India itu hampir sama, senang jalan-jalan. Yang disasar negara-negara Asia seperti Asia tenggara atau yang terdekatlah. Makanya pasarnya ada," ungkapnya.
Selain menyasar pasar India, Lion Air group juga merencanakan ekspansi ke China memanfaatkan maskapai Thai Lion dari China ke Thailand. "Kami masih melihat pasarnya untuk turis China yang ke Thailand. Kami sedang mengkaji titik poinnnya dimana, apakah melalui kombine market antara Thai Lion dan Lion Air, masih kami pelajari," pungkas dia.
Sebagai informasi, Lion Air Group memiliki anak usaha Thai Lion Air dan Malindo Air melayani rute penerbangan ke 44 destinasi domestik yang tersebar di seluruh Indonesia dan empat destinasi internasional menuju Singapura, Malaysia, China serta Arab Saudi.
Sementara itu, Regional Vice Presiden Asia Pacific IATA, Conrad Clifford mengatakan, saat ini sedikitnya terdapat 400 maskapai di dunia yang mengajukan sertifikasi IOSA dari IATA. Adapun, kata dia di Indonesia, masih ada dua maskapai lagi yang sedang menjaukan sertifikat yang sama. "Secara global, ada sekitar 400 maskapai yang mengajukan registrasi IOSA. Di Indonesia ada dua maskapai," kata dia.
Conrad menambahkan bahwa untuk teregistrasi ke dalam IOSA sedikitnya 800 rekomendasi harus dipenuhi oleh maskapai. "Baik itu dari sisi manajemen dan kontrol, ketepatan waktu pengawasan keselamatan. Total ada 800 rekomendasi yang harus dipenuhi oleh setiap maskapai meliputi sistem organisasi dan manajemen, operasi penmerbangan, keberangkatan penerbangan, pemeliharaan serta pengerjaan kargo dan kemanan oeprasional," pungkas dia.
Di dalam negeri, maskapai yang telah teregistrasi IOSA diantaranya maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air serta Batik Air.
Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengatakan, teregistrasinya Lion Air melalui IOSA, pihaknya akan menyiapkan tahapan ekspansi ke sejumlah wilayah domestik maupun internasional. Salah satunya ekspansi anak usaha Lion Group yaitu Batik Air ke India dengan frekuensi penerbangan satu kali per hari.
"Saat ini sudah tiga maskapai Lion Group teregistrasi dalam IOSA, diantaranya Thai Lion Air, Batik Air serta Lion Air. Sedangkan Batik Air akhir tahun lalu telah teregistrasi IOSA. Jadi kami siapkan untuk terbang ke India di Kota Mumbai dan New Delhi," kata Edward Sirait dalam konferensi pers di Kantor Lion Air Group di Jakarta, Senin (13/3/2017).
Menurut Edward, audit IOSA dirancang melalui pengkajian dan penilaian manajemen operasional serta sistem kontrol sebuah maskapai. "Penilaian itu mencakup 900 standar harmonisasi internasional dan praktik yang telah direkomendasikan berdasarkan disiplin audit yang berkala dan konsisten," ucap dia.
Edward menyebutkan ekspansi ke India melalui dua kota yakni Mumbai dan New Delhi direncanakan pada April 2017. Pembukaan rute mengacu pada pertumbuhan kelas menengah India yang tumbuh bagus dengan potensi market yang besar.
"Sebenarnya tipikal Asia baik itu China dan India itu hampir sama, senang jalan-jalan. Yang disasar negara-negara Asia seperti Asia tenggara atau yang terdekatlah. Makanya pasarnya ada," ungkapnya.
Selain menyasar pasar India, Lion Air group juga merencanakan ekspansi ke China memanfaatkan maskapai Thai Lion dari China ke Thailand. "Kami masih melihat pasarnya untuk turis China yang ke Thailand. Kami sedang mengkaji titik poinnnya dimana, apakah melalui kombine market antara Thai Lion dan Lion Air, masih kami pelajari," pungkas dia.
Sebagai informasi, Lion Air Group memiliki anak usaha Thai Lion Air dan Malindo Air melayani rute penerbangan ke 44 destinasi domestik yang tersebar di seluruh Indonesia dan empat destinasi internasional menuju Singapura, Malaysia, China serta Arab Saudi.
Sementara itu, Regional Vice Presiden Asia Pacific IATA, Conrad Clifford mengatakan, saat ini sedikitnya terdapat 400 maskapai di dunia yang mengajukan sertifikasi IOSA dari IATA. Adapun, kata dia di Indonesia, masih ada dua maskapai lagi yang sedang menjaukan sertifikat yang sama. "Secara global, ada sekitar 400 maskapai yang mengajukan registrasi IOSA. Di Indonesia ada dua maskapai," kata dia.
Conrad menambahkan bahwa untuk teregistrasi ke dalam IOSA sedikitnya 800 rekomendasi harus dipenuhi oleh maskapai. "Baik itu dari sisi manajemen dan kontrol, ketepatan waktu pengawasan keselamatan. Total ada 800 rekomendasi yang harus dipenuhi oleh setiap maskapai meliputi sistem organisasi dan manajemen, operasi penmerbangan, keberangkatan penerbangan, pemeliharaan serta pengerjaan kargo dan kemanan oeprasional," pungkas dia.
Di dalam negeri, maskapai yang telah teregistrasi IOSA diantaranya maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air serta Batik Air.
(ven)