BI: Perkembangan Utang Luar Negeri Januari 2017 Tetap Sehat
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) jangka panjang masih mendominasi ULN Indonesia pada Januari 2017 yang mencapai USD277,0 miliar atau 86,5% dari total ULN. Tercatat ULN Indonesia pada Januari 2017 sebesar USD320,3 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, ULN jangka panjang tersebut terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD159,2 miliar atau 57,5% dari total ULN jangka panjang. Adapun ULN sektor swasta sebesar USD117,8 miliar atau 42,5% dari total ULN jangka panjang.
Sementara itu, ULN berjangka pendek tercatat sebesar USD43,3 miliar atau 13,5% dari total ULN, terdiri dari ULN sektor swasta sebesar USD41,3 miliar atau 95,4% dari total ULN jangka pendek. Sementara ULN jangka pendek sektor publik USD2,0 miliar atau 4,6%.
"Dari sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir Januari 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, sektor industri pengolahan, sektor pertambangan, serta sektor listrik, gas dan air bersih," ujarnya, Jumat (17/3/2017).
Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,6%. Pertumbuhan ULN di sektor sektor listrik, gas dan air bersih meningkat dibandingkan dengan Desember 2016.
Sementara itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor keuangan masih mengalami kontraksi pertumbuhan.
"Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Januari 2017 tetap sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," katanya.
Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang berpotensi memengaruhi stabilitas makro ekonomi.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, ULN jangka panjang tersebut terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD159,2 miliar atau 57,5% dari total ULN jangka panjang. Adapun ULN sektor swasta sebesar USD117,8 miliar atau 42,5% dari total ULN jangka panjang.
Sementara itu, ULN berjangka pendek tercatat sebesar USD43,3 miliar atau 13,5% dari total ULN, terdiri dari ULN sektor swasta sebesar USD41,3 miliar atau 95,4% dari total ULN jangka pendek. Sementara ULN jangka pendek sektor publik USD2,0 miliar atau 4,6%.
"Dari sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir Januari 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, sektor industri pengolahan, sektor pertambangan, serta sektor listrik, gas dan air bersih," ujarnya, Jumat (17/3/2017).
Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,6%. Pertumbuhan ULN di sektor sektor listrik, gas dan air bersih meningkat dibandingkan dengan Desember 2016.
Sementara itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor keuangan masih mengalami kontraksi pertumbuhan.
"Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Januari 2017 tetap sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," katanya.
Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang berpotensi memengaruhi stabilitas makro ekonomi.
(ven)