Rupiah Diramal Jaga Momentum Penguatan
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan rupiah pada perdagangan hari kedua pekan ini, diperkirakan masih memiliki ruang untuk melanjutkan tren penguatan. Sentimen yang bakal menopang peningkatan mata uang Garuda terutama karena laju dollar Amerika Serikat (USD) yang masih cenderung melemah.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan rupiah sendiri akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.348/USD dan resisten Rp13.290/USD. "Ini memberikan kesempatan bagi Rupiah untuk kembali menguat," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Sementara, saat imbas dari pertemuan The Fed alias Bank Sentral AS mulai mereda, kali ini pelaku pasar mencermati imbas dari pertemuan G20. Para pelaku pasar menilai tidak adanya hasil yang cukup positif dari pertemuan tersebut. Seperti diketahui para menteri keuangan dari 20 negara ekonomi terbesar dunia atau G20 tidak sepakat untuk memperbarui perjanjian perdagangan bebas.
Terutama setelah AS tetap bersikukuh dengan kebijakan proteksionisme nya sehingga dipersepsikan akan terhambatnya kerja sama perdagangan di antara para anggotanya. "Menariknya, pergerakan USD cenderung melemah setelah merespon pertemuan tersebut. Tentu saja kondisi tersebut dimanfaatkan rupiah untuk kembali menguat," pungkasnya.
Sebelumnya pada perdagangan sore kemarin, nilai tukar rupiah terhadap USD berhasil menguat sepanjang hari untuk terus berupaya meninggalkan level Rp13.300/USD. Kondisi perkasa mata uang Garuda terjadi di tengah kejatuhan USD sebagai reaksi dari hasil pertemuan G20.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan rupiah sendiri akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.348/USD dan resisten Rp13.290/USD. "Ini memberikan kesempatan bagi Rupiah untuk kembali menguat," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Sementara, saat imbas dari pertemuan The Fed alias Bank Sentral AS mulai mereda, kali ini pelaku pasar mencermati imbas dari pertemuan G20. Para pelaku pasar menilai tidak adanya hasil yang cukup positif dari pertemuan tersebut. Seperti diketahui para menteri keuangan dari 20 negara ekonomi terbesar dunia atau G20 tidak sepakat untuk memperbarui perjanjian perdagangan bebas.
Terutama setelah AS tetap bersikukuh dengan kebijakan proteksionisme nya sehingga dipersepsikan akan terhambatnya kerja sama perdagangan di antara para anggotanya. "Menariknya, pergerakan USD cenderung melemah setelah merespon pertemuan tersebut. Tentu saja kondisi tersebut dimanfaatkan rupiah untuk kembali menguat," pungkasnya.
Sebelumnya pada perdagangan sore kemarin, nilai tukar rupiah terhadap USD berhasil menguat sepanjang hari untuk terus berupaya meninggalkan level Rp13.300/USD. Kondisi perkasa mata uang Garuda terjadi di tengah kejatuhan USD sebagai reaksi dari hasil pertemuan G20.
(akr)