Skandal Daging Terbongkar, China dan UE Stop Impor dari Brazil
A
A
A
RIO DE JANEIRO - Beberapa konsumen terbesar daging asal Brazil telah menangguhkan impor mereka, setelah perusahaan multinasional asal negara tersebut terlibat skandal menjual produk yang tidak aman selama bertahun-tahun. Hal ini terkuak setelah investigasi menyebutkan ada dugaan korupsi yang dilakukan belasan inspektur kesehatan yang melakukan suap untuk mensertifikasi makanan tercemar menjadi layak konsumsi.
Akibat dari kasus tersebut seperti dilansir BBC, Selasa (21/3/2017) China telah melarang impor daging merah dari Brazil, sementara Uni Eropa (UE) mengatakan bakal menghentikan pembelian dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam skandal. Kasus ini dipicu oleh polisi federal yang menggelar operasi besar-besaran pada akhir pekan kemarin.
Hasilnya ditemukan bahwa beberapa perusahaan telah menjual produk tak layak konsumsi selama beberapa tahun. Seperti diketahui industri daging memainkan bagian penting dalam ekonomi Brazil dengan nilai ekspor mencapai lebih dari USD12 miliar per tahun. Pemerintah Brazil sendiri telah melakukan beberapa hal agar terhindar dari larangan impor daging dari beberapa negara lain.
Presiden Brazil Michel Temer telah menggelar pertemuan darurat selama akhir pekan dan bahkan mengundang diplomat untuk mencoba untuk meyakinkan mereka. "Pemerintah Brasil menegaskan percaya bahwa akan memenangkan keyakinan terhadap kualitas produk nasional yang selama ini digunakan konsumen dan memperoleh persetujuan dari pasar yang paling ketat," kata Temer.
Tetapi sepertinya upaya pemerintah Brazil sia-sia, ketika China, Uni Eropa, Korea Selatan dan Chili kini telah mengumumkan larangan membeli produk daging yang berasal dari Brasil. Bersama-sama mereka menyumbang hampir sepertiga dari ekspor daging Brasil di tahun 2016, berdasarkan laporan surat kabar O Globo. Brazil merupakan pengekspor daging merah terbesar dan unggas.
Otoritas Brasil pada Jumat (17/3) menggerebek belasan daging kemasan, mengeluarkan 27 perintah penangkapan, dan penutupan pabrik multinasional grup BRF yang mengelola ayam olahan dan dua olahan daging. Pabrik itu dioperasikan perusahaan lokal Peccin, demikian kata Menteri Pertanian. Sebagai tambahannya 21 yayasan juga dalam pemeriksaan polisi. Menteri juga memberhentikan 33 pegawai yang terlibat dalam skandal tersebut.
Akibat dari kasus tersebut seperti dilansir BBC, Selasa (21/3/2017) China telah melarang impor daging merah dari Brazil, sementara Uni Eropa (UE) mengatakan bakal menghentikan pembelian dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam skandal. Kasus ini dipicu oleh polisi federal yang menggelar operasi besar-besaran pada akhir pekan kemarin.
Hasilnya ditemukan bahwa beberapa perusahaan telah menjual produk tak layak konsumsi selama beberapa tahun. Seperti diketahui industri daging memainkan bagian penting dalam ekonomi Brazil dengan nilai ekspor mencapai lebih dari USD12 miliar per tahun. Pemerintah Brazil sendiri telah melakukan beberapa hal agar terhindar dari larangan impor daging dari beberapa negara lain.
Presiden Brazil Michel Temer telah menggelar pertemuan darurat selama akhir pekan dan bahkan mengundang diplomat untuk mencoba untuk meyakinkan mereka. "Pemerintah Brasil menegaskan percaya bahwa akan memenangkan keyakinan terhadap kualitas produk nasional yang selama ini digunakan konsumen dan memperoleh persetujuan dari pasar yang paling ketat," kata Temer.
Tetapi sepertinya upaya pemerintah Brazil sia-sia, ketika China, Uni Eropa, Korea Selatan dan Chili kini telah mengumumkan larangan membeli produk daging yang berasal dari Brasil. Bersama-sama mereka menyumbang hampir sepertiga dari ekspor daging Brasil di tahun 2016, berdasarkan laporan surat kabar O Globo. Brazil merupakan pengekspor daging merah terbesar dan unggas.
Otoritas Brasil pada Jumat (17/3) menggerebek belasan daging kemasan, mengeluarkan 27 perintah penangkapan, dan penutupan pabrik multinasional grup BRF yang mengelola ayam olahan dan dua olahan daging. Pabrik itu dioperasikan perusahaan lokal Peccin, demikian kata Menteri Pertanian. Sebagai tambahannya 21 yayasan juga dalam pemeriksaan polisi. Menteri juga memberhentikan 33 pegawai yang terlibat dalam skandal tersebut.
(akr)