Genjot Infrastruktur, Jokowi Dinilai Dikepung Kontraktor Asing
A
A
A
JAKARTA - Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengakui Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah habis-habisan dalam membangun infrastruktur. Namun, sayangnya Jokowi justru dikepung kontraktor asing.
Dalam membangun infrastruktur, kata dia, perusahaan jasa konstruksi lokal tidak punya daya saing jika harus tender dengan asing. Bahkan, Jakarta dikuasai lima kontraktor dari negara lain.
"Masalah pertama apakah jasa konstruksi domestik daya saing yang disodorkan bisa menyaingi negara lain? Jakarta ada lima negara besar pemain konstruksi, Jepang, Korea, India, China, Singapura," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Dia menuturkan, usaha keras Jokowi untuk menumbuhkan infrastruktur di Indonesia terlihat dari pengalihan dana dari sektor lain. Tetapi, Jokowi dibayangi dana investasi yang besar.
"Pemerintahan Jokowi berusaha habis-habisan cabut subsidi untuk belanja infrastruktur, ambruk 77,9% subsidi BBM, dana infrastruktur naik 118%. Tetapi kata kunci berikutnya sumber dana dari mana?" katanya.
Parahnya lagi, lanjut Ichsan, percepatan pembangunan proyek infrastruktur tak sejalan dengan logistic performance index yang anjlok. Artinya, kualitas pembangunan di Indonesia semakin buruk.
"Bagaimana kita lihat pembangunan infrastruktur, indikator paling penting logistics performance index kita anjlok dari 53 pada 2015 dan pada 2016 jadi 63. Artinya, infrastruktur kita makin jelek enggak karuan," ujar dia.
Dalam membangun infrastruktur, kata dia, perusahaan jasa konstruksi lokal tidak punya daya saing jika harus tender dengan asing. Bahkan, Jakarta dikuasai lima kontraktor dari negara lain.
"Masalah pertama apakah jasa konstruksi domestik daya saing yang disodorkan bisa menyaingi negara lain? Jakarta ada lima negara besar pemain konstruksi, Jepang, Korea, India, China, Singapura," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Dia menuturkan, usaha keras Jokowi untuk menumbuhkan infrastruktur di Indonesia terlihat dari pengalihan dana dari sektor lain. Tetapi, Jokowi dibayangi dana investasi yang besar.
"Pemerintahan Jokowi berusaha habis-habisan cabut subsidi untuk belanja infrastruktur, ambruk 77,9% subsidi BBM, dana infrastruktur naik 118%. Tetapi kata kunci berikutnya sumber dana dari mana?" katanya.
Parahnya lagi, lanjut Ichsan, percepatan pembangunan proyek infrastruktur tak sejalan dengan logistic performance index yang anjlok. Artinya, kualitas pembangunan di Indonesia semakin buruk.
"Bagaimana kita lihat pembangunan infrastruktur, indikator paling penting logistics performance index kita anjlok dari 53 pada 2015 dan pada 2016 jadi 63. Artinya, infrastruktur kita makin jelek enggak karuan," ujar dia.
(izz)